Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
5. Surat Keputusan BersamaSurat Edaran Bersama
Untuk memperlancar penyelesaian sesuatu kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan hanya oleh satu instansi, dapat diterbitkan
Surat Keputusan Bersama atau Surat Edaran Bersama. Sarana koordinasi ini sangat efektif dalam mewujudkan kesepakatan
dan kesatuan gerak dalam pelaksanaan tugas antara dua atau lebih instansi yang terkait. Namun demikian SKBSEB perlu
ditindak lanjuti dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang disusun oleh masing-masing instansi secara serasi dan
saling menunjang.
6. Tim, Panitia, Kelompok Kerja, Satuan Tugas.
Apabila sesuatu kegiatan yang dilakukan bersifat kompleks, mendesak, multisektor, multi disiplin, multi fungsi sehingga asas
fungsionalisasi secara teknis operasional sulit dilaksanakan, maka untuk lebih memantapkan koordinasi dapat dibentuk Tim, Panitia,
Kelompok Kerja, Satuan Tugas Satgas yang bersifat sementara dengan anggota-anggota dari berbagai instansi terkait.
7. Dewan atau Badan
Dewan atau Badan sebagai wadah koordinasi dibentuk untuk menangani masalah yang sifatnya kompleks, sulit dan terus
menerus, serta belum ada suatu instansi yang secara fungsional menangani atau tidak mungkin dilaksanakan oleh sesuatu instansi
fungsional yang sudah ada. Misalnya: Bakornas PBP, Badan Koordinasi Penempatan TKI, Dewan Riset Nasional.
8. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap SAMSAT atau
One Roof System dan Sistem Pelayanan Satu Pintu One Door Service.
a. SAMSAT dibentuk untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan kepentingan masyarakat yang kegiatannya
diselenggarakan dalam satu gedung satu atap. Misalnya: Pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor dan bea
balik nama diberikan oleh Dinas Pendapatan Daerah, asuransi kecelakaan lalu lintas oleh Perum Asuransi Jasa Raharja,
sedangkan pengurusan surat-surat kendaraan bermotor seperti BPKB dan plat nomor serta STNK diberikan
Kepolisian, yang semuanya dilakukan pada satu tempat.
b. Sistem pelayanan satu pintu diselenggarakan untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan kepentingan
masyarakat oleh satu instansi yang mewakili berbagai instansi lain yang masing-masing mempunyai kewenangan tertentu
atas sebagian urusan yang harus diselesaikan. Misalnya dalam proses penanaman modal yang dilakukan oleh
Badan Koordinasi Penanaman Modal. Baik pelayanan satu atap maupun satu pintu dimaksudkan
juga untuk mempermudah masyarakat dalam mengurus kepentingannya yang melibatkan berbagai instansi.
D. Pelaksanaan Koordinasi
dalam Sistem Pemerintahan Indonesia
1. Sidang Kabinet
Sidang Kabinet adalah suatu forum koordinasi tertinggi yang dipimpin langsung oleh Presiden. Sidang Kabinet itu ada dua
macam: a. Sidang Kabinet Paripurna yaitu Sidang Kabinet lengkap yang
dihadiri oleh seluruh anggota Kabinet dan pejabat-pejabat lain yang dianggap perlu oleh Presiden.
b. Sidang Kabinet Terbatas yaitu Sidang Kabinet yang dihadiri oleh Menteri-menteri tertentu sesuai dengan bidang yang akan
131 132
Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
dibahas. Sidang Kabinet ini dihadiri pula oleh pejabat lainnya yang bukan Menteri yang ditunjuk oleh Presiden.
2. Rapat di Lingkungan Menteri Koordinator
Oleh karena Menteri-menteri yang harus dikoordinasikan oleh Presiden jumlahnya banyak, dengan beranekaragam per-
masalahan, maka Presiden mengangkat Menteri Koordinator, seperti dalam Kabinet Indonesia bersatu sekarang ini ada Menteri
Koordinasi Politik Hukum dan Keamanan, Menko Perekonomian, dan Menko Kesejahteraan Rakyat. Rapat-rapat Menteri
Koordinator sesuai dengan bidangnya dipimpin oleh Menko yang bersangkutan dengan dihadiri oleh Menteri dan pejabat-pejabat
lain bukan Menteri yang tugasnya berkaitan erat dengan bidang permasalahan yang sedang dibahas. Hasil rapat-rapat Menteri
Koordinator yang dipimpin oleh Menteri Koordinator ini dilaporkan kepada Presiden.
3. Koordinasi antara DepartemenInstansi Pemerintah Tingkat Pusat
Dilaksanakan antara DepartemenInstansi Pemerintah Tingkat Pusat yang satu dengan DepartemenInstansi Pemerintah
Tingkat Pusat lainnya, yang dalam pelaksanaannya dapat terjadi baik tanpa wadah tertentu, maupun dengan menggunakan suatu
wadah seperti Rapat Koordinasi Sektor-sektor, Panitia-panitia Antar-Departemen dan lain-lain.
Pola koordinasi tersebut berlaku pula untuk koordinasi antara suatu satuan organisasi dalam suatu DepartemenInstansi
Pemerintah Tingkat Pusat dengan satuan organisasi Departemen Instansi Pemerintah Tingkat Pusat lainnya.
Peningkatan koordinasi tersebut merupakan suatu keharusan dalam pelaksanaan pembangunan nasional.
4. Koordinasi Pemerintah Pusat dengan Perwakilan RI Luar Negeri