Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
83 84
BAB IV SISTEM PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN NEGARA
Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu menjelaskan Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
Uraian tentang Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Indonesia pada hakikatnya merupakan uraian tentang bagaimana mekanisme
pemerintahan negara dijalankan oleh Presiden sebagai pemegang kekuasaan Pemerintahan Negara. Sistem Penyelenggaran
Pemerintahan Negara ialah sistem bekerjanya Pemerintahan sebagai fungsi yang ada pada Presiden. Membicarakan Sistem Penyelenggaraan
Pemerintahan Negara tidak membicarakan Sistem Penyelenggaraan Negara oleh Lembaga-lembaga Negara secara keseluruhan. Bahkan
istilah penyelenggaraan negara dalam arti sempit sudah mencakup Lembaga-lembaga Negara yang tercantum dalam UUD 1945. Dalam
arti yang luas, istilah penyelenggaraan negara mengacu pada tataran suprastruktur politik lembaga negara dan lembaga pemerintah, maupun
pada tataran infrastruktur politik organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan.
Akan tetapi Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara merupakan bagian integral dari Sistem Penyelenggaraan Negara.
Karena operasionalisasi dari semua ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945, kecuali yang telah secara tegas dan jelas menjadi fungsi atau kewenangan
lembaga-lembaga negara di luar lembaga eksekutif, merupakan bagian yang sangat dominan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
Dalam hal ini Drs. Moerdiono dalam artikelnya yang berjudul “Administrasi Negara dan Pelayanan Masyarakat” Pengurus Pusat
Ikatan Alumni STIA-LAN RI, 1995: 210-215 menyatakan : “Pemerintah itu adalah Presiden”. Menurut Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Dasar
1945 ditangan Presidenlah terletak seluruh kekuasaan pemerintahan”. Dengan demikian, yang dimaksud dengan Sistem Penyelenggaraan
Pemerintahan Negara sebenarnya adalah mekanisme bekerjanya lembaga eksekutif, yang dipimpin oleh Presiden selaku Kepala Pemerintahan.
A. Asas-Asas Sistem Pemerintahan Negara
Sebagaimana telah disebutkan di atas, dengan adanya perubahan amandemen UUD 1945, penjelasan UUD 1945 tidak ada lagi.
Namun asas-asas sistem pemerintahan negara tercakup dalam pasal- pasal UUD 1945 dengan beberapa perubahan seperti:
1. Pasal 1 ayat 3 yang menyebutkan bahwa: Negara Republik Indonesia adalah negara hukum;
2. Pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD 1945. Pasal ini
jelas menyatakan bahwa Negara Republik Indonesia menganut Sistem Konstitusional;
3. Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 berarti bahwa kekuasaan negara tertinggi ditangan rakyat, tidak lagi ditangan MPR. Hal ini dapat
terlihat pula dalam Pasal 6A ayat 1 yang menyebutkan bahwa Presiden dan Wakil Presiden di pilih langsung oleh Rakyat.
Sedangkan MPR dalam hal ini tugasnya hanya melantik Presiden dan Wakil Presiden terpilih;
4. Pasal 4 ayat 1 UUD 1945 menyebutkan bahwa : Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
UUD 1945;.
Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
85 86
5. Pasal 7B ayat 2 menyebutkan bahwa usul pemberhentian Presiden danatau Wakil Presiden dapat diajukan oleh DPR
kepada MPR hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa,
mengadili, dan menuntut pendapat DPR bahwa Presiden dan atau Wakil Presiden tidak melakukan pelanggaran hukum berupa
pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; danatau pendapat
bahwa Presiden danatau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden danatau Wakil Presiden. Pendapat DPR
tersebut adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan DPR. Kemudian Pasal 7 B ayat 6 menyebutkan bahwa MPR
wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul DPR tersebut paling lambat tiga puluh hari sejak MPR meresmikan
usul tersebut. Selanjutnya Pasal 7 C menyebutkan bahwa Presiden tidak dapat membekukan danatau membubarkan DPR.
Pasal-pasal tersebut menunjukkan bahwa Presiden tidak bertanggung jawab baik kepada DPR maupun kepada MPR.
6. Pasal 17 1 menyebutkan bahwa: Presiden dibantu oleh Menteri- Menteri Negara dan ayat 2 nya menyebutkan bahwa Menteri-
Menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Hal ini berarti bahwa Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR. 7. Pasal 4 ayat 1 dan Pasal 7 yang menyebutkan bahwa Presiden
dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat di pilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya
untuk satu kali masa jabatan. Hal ini menunjukkan bahwa kekuasaan Presiden tersebut adalah terbatas.
Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat adalah Kuat
Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat adalah kuat. Dewan ini tidak bisa dibubarkan oleh Presiden berlainan dengan sistem parlementer.
Kecuali itu anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat semuanya merangkap menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. Oleh
karena itu, Dewan Perwakilan Rakyat dapat senantiasa mengawasi tindakan-tindakan Presiden dan jika Dewan berpendapat bahwa
Presiden danatau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden danatau
Wakil Presiden, maka Dewan dapat mengajukan kepada MPR dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi
untuk memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat DPR tersebut.
Uraian tentang “Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat adalah kuat”, merupakan ketentuan bahwa Presiden tidak bertanggung-
jawab kepada DPR. Lebih lanjut hal itu juga berarti bahwa DPR tidak dapat menjatuhkan Presiden. Walaupun demikian DPR itu
tidak lemah, karena:
Presiden tidak dapat membubarkan DPR
Anggota DPR adalah anggota MPR. Karena itu DPR dapat selalu mengawasi tindakan Presiden. Apabila tindakan Presiden dinilai
keliru, DPR dapat menegurnya dengan mekanisme sebagaimana telah disebutkan di atas.
Kedudukan DPR makin kuat lagi setelah reformasi Amandemen UUD 1945 antara lain telah mengalihkan kekuasaan membuat
undang-undang dari Presiden pasal 5 ayat 1 UUD 1945 asli kepada DPR Pasal 20 ayat 1 Amandemen;
TAP No. VIIMPR2000 telah menentukan bahwa pengangkatan Panglima TNI dan Kapolri oleh Presiden dengan persetujuan DPR;
demikian pula pengangkatan Gubernur BI UU No. 231999.
Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
87 88
Menteri-menteri Negara bukan pegawai tinggi biasa
Meskipun kedudukan Menteri Negara tergantung dari Presiden, akan tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa oleh karena Menteri-
menterilah yang terutama menjalankan kekuasaan pemerintahan pouvoir executive dalam praktek.
Sebagai pimpinan Departemen, menteri mengenal seluk-beluk hal- hal yang mengenai lingkungan pekerjaannya. Berhubung dengan itu
Menteri mempunyai pengaruh besar terhadap Presiden dalam menentukan politik negara yang mengenai departemennya. Memang
yang dimaksud ialah, para Menteri itu pemimpin-pemimpin negara. Untuk menetapkan politik pemerintah dan koordinasi dalam
pemerintahan negara, para menteri bekerjasama satu sama lain secara seerat-eratnya di bawah pimpinan Presiden.
Uraian tentang “Menteri-Menteri Negara bukan pegawai tinggi biasa”, hanyalah sebagai penjelasan bahwa menteri hanyalah
pembantu Presiden dan kedudukannya sepenuhnya tergantung kepada Presiden. Walaupun demikian, tidaklah berarti bahwa peranan
menteri tidak penting. Menteri mempunyai peranan yang sangat penting pula dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
a. Dalam praktek, Menteri-menterilah yang terutama menjalankan kekuasaan pemerintahan povoir executif atau executive power;
b. Karena menguasai seluk beluk bidang tugas departemennya, maka ia mempunyai pengaruh yang besar terhadap Presiden
dalam menentukan kebijakan dalam suatu bidang pemerintahan; c. Menteri-menteri adalah pimpinan-pimpinan dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara, di bawah koordinasi Presiden.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara adalah sistem bekerjanya Pemerintah beserta
aparaturnya, yang dipimpin oleh Presiden selaku Kepala Pemerintahan. Disinggungnya fungsi DPR sebagai Lembaga
Negara, dan para Menteri sebagai para Pejabat Negara yang membantu Presiden, diperlukan untuk memberikan keterangan yang
lebih jelas tentang fungsi-fungsi Presiden tersebut selaku pemegang kekuasaan Pemerintahan Negara.
B. Aparatur Pemerintah