Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015
V-3
Hal ini disebabkan antara lain oleh i masih belum terbinanya pelaku wisata dalam kepariwisataan, ii masih terbatasnya infrastruktur kepariwisataan
seperti jalan, sarana angkutan, telekomunikasi dan fasilitas umum termasuk cinderamata khas dikawasan-kawasan wisata, iii belum adanya
perencanaan pembangunan pariwisata budaya dan bahari yang partisipatif dan terintegrasi, iv belum optimalnya pengembangan dan pemeliharaan
objek wisata budaya dan bahari yang sudah ada, dan v minimnya kegiatan- kegiatan promosi budaya dan bahari, serta pelaksanaannya yang belum
terintegrasi baik promosi melalui website maupun lainnya.
V.1.2. Ekonomi Kelautan
Kepulauan Riau terdiri atas 95 lautan dan hanya 5 daratan, sehingga kelautan dan perikanan merupakan potensi terbesar yang dapat dikembangkan
dalam kaitan pengembangan pembangunan daerah. Kondisi daerah ini juga sangat dekat dengan isu-isu perbatasan, dimana hubungan dan kerjasama
antara provinsi dan negara tetangga menjadi hal yang juga harus diperhatikan. a. Keunggulan komparatif comparative advantages Provinsi Kepulauan Riau
berupa posisi geoekonomi yang strategis dan kekayaan sumber daya alam pada sektor kelautan, perikanan, dan pulau-pulau kecil, belum dimanfaatkan
secara optimal dan berdaya saing bagi pembangunan daerah. Hal ini menyebabkan kontribusi sektor-sektor kelautan tehadap PDRB daerah
masih kurang signifikan. b. Mayoritas nelayan masih hidup dalam kemiskinan.
c. Sektor kelautan pada umumnya dilakukan secara terpilah-pilah, tidak terintegrasi dari hulu produksi sampai ke hilir industri pasca panen dan
pemasaran, kurang menerapkan teknologi yang tepat dan mutakhir, tidak memenuhi skala ekonomi economy of scale dalam arti sistem agribisnis
dan aquabisnis, keterbatasan akses kepada sumber modal kredit, infrastruktur, informasi, dan aset ekonomi produktif lainnya.
Kondisi ini salah satunya disebabkan oleh kebijakan tata ruang, pengendalian pencemaran, perdagangan ekspor-impor, moneter dan fiskal yang belum
menunjang kinerja sektor kelautan. d. Belum optimalnya pemanfaatan kedekatan lokasi Kepulauan Riau dengan
Singapura sebagai pusat perdagangan dunia, juga dengan Asia Timur Cina,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015
V-4
Taiwan, Korea Selatan, Vietnam dan Malaysia yang merupakan kawasan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan perdagangan paling tinggi di
dunia. Ini ditandai dengan masih minimnya upaya kerjasama pembangunan dengan negara tetangga terutama dalam aspek perekonomian, perdagangan
dan budaya, seperti kawasan perdagangan bebas free trade zone, FTZ. e. Hal ini antara lain yang menyebabkan masih munculnya masalah perbatasan
dengan negara tetangga terutama Singapura dan Malaysia, baik masalah tapal batas, ketimpangan perekonomian dan kesejahteraan, juga dengan
munculnya kegiatan over fishing, illegal fishing dan unreported fishing. f. Masih minimnya minat dan daya tarik lapangan pekerjaan sektor perikanan
di kalangan masyarakat termasuk yang berpendidikan. Hal ini disebabkan belum adanya dukungan kurikulum pendidikan yang mendukung industri
maritim yang dapat mewujudkan link and match antara dunia pendidikan dengan dunia usaha.
g. Selain itu, lembaga pendidikan tinggi yang khusus mengelola Fakultas Kelautan dan Politeknik Perikanan yang memiliki keunggulan kompetitif
dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan Provinsi Kepulauan Riau, belum berperan secara aktif. Akibatnya kegiatan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi maritim, baik dalam pemanfaatan potensi maupun rencana pengembangan potensi kelautan bagi kepentingan
kemanusiaan, belum secara optimal berjalan. h. Minimnya kapasitas kelembagaan dalam merencanakan, mengelola dan
memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan. Hal ini menyebabkan masih rendahnya produktifitas dan kapasitas nelayan dalam hal
pemanfaatan dan pengelolaan potensi kelautan dan perikanan.Akibatnya dominansi peran para tengkulak tauke sebagai penentu harga price
makers masih cukup besar. i. Belum optimalnya pengembangan industri pengolahan hasil laut. Hal ini
disebabkan oleh minimnya kapasitas dan kualitas sarana dan prasarana penangkapan ikan, terbatasnya infrastruktur dan belum terintegrasinya
pengelolaan sumber daya kelautan dan pulau-pulau kecil termasuk kaitannya dalam hal perizinan. Akibatnya kegiatan investasi dalam rangka
mendukung pembangunan industri masih dirasa minim.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015
V-5
j. Belum optimalnya pemanfataan peluang kepariwisataan bahari.
V.1.3. Energi