Dana Perimbangan RPJMD KEPRI 2010 2015 untuk buku

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015 IV-5 3 Menyusun ketentuan hukum perpajakan daerah, antara lain dengan disahkannya Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan beberapa objek Retribusi Daerah.

b. Dana Perimbangan

Sesuai amanat Undang –Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dijelaskan bahwa penerimaan pemerintah pusat dibagi hasilkan kepada daerah dalam bentuk Dana Perimbangan. Penerimaan ini merupakan kelompok sumber pendanaan pelaksanaan desentralisasi yang alokasinya merupakan transfer dari Pemerintah Pusat kepada Daerah dan merupakan satu kesatuan dalam Pendapatan Daerah yang termaktub dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Penerimaan Dana Perimbangan dalam APBD Provinsi Kepulauan Riau, seperti halnya PAD, cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Sepanjang tahun 2006-2009, penerimaan Dana Perimbangan meningkat rata-rata sebesar 11,25 per tahun. Peningkatan ini dikontribusikan oleh tiga komponen Dana Perimbangan yaitu Dana Bagi Hasil DBH Pajak dan Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum DAU, dan Dana Alokasi Khusus DAK. Gambar IV.4. Penerimaan Dana Perimbangan sepanjang 2006-2009 Komponen penerimaan Dana Perimbangan yang memberikan kontribusi terbesar adalah DBH meliputi DBH Sumber Daya Alam khususnya DBH Pertambangan Migas DBH Migas dan DBH Pajak. DBH Pajak antara lain dari Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan 0.00 200,000,000,000.00 400,000,000,000.00 600,000,000,000.00 800,000,000,000.00 1,000,000,000,000.00 1,200,000,000,000.00 2006 2007 2008 2009 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015 IV-6 Bangunan BPHTB dan Pajak Penghasilan Pasal 21, 25 dan 29. Komponen DBH berkontribusi rata-rata sebesar 64,86 terhadap pembentukan Dana Perimbangan, disusul dengan DAU sebesar 34,58, dan DAK sebesar 0,56. Gambar IV.5. Rata-rata Proporsi Komponen Penyusun Dana Perimbangan Daerah Meskipun DBH merupakan kontributor terbesar terhadap Dana Perimbangan, akan tetapi rata-rata pertumbuhan penerimaan DBH yang sebesar 15,47 per tahun 2006-2009 masih lebih rendah dibanding rata-rata pertumbuhan penerimaan DAU yang sebesar 37,71. Perkembangan penerimaan DBH Migas sangat dipengaruhi oleh i besaran lifting migas atau aktifitas eksplorasi, ii nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, iii harga minyak di pasar internasional, dan 4 besaran cost recovery. Selain itu terdapat pula faktor non fundamental yang berpengaruh yaitu gangguan teknis misalnya kerusakan peralatan mekanikal eksplorasi yang dialami oleh para Kontraktor Kerjasama KPS migas. Hal-hal yang mempengaruhi besaran alokasi DAU adalah i penghitungan jumlah Alokasi Dasar AD yang ditentukan oleh perkiraan kebutuhan gaji PNS daerah, dan ii jumlah alokasi Celah Fiskal CF yang merupakan komponen selisih kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal. Kebutuhan fiskal antara lain dihitung dari Indeks Penduduk IP, Indeks Pembangunan Manusia IPM, Indeks PDRB, Indeks Luas Wilayah IW dan Indeks Kemahalan Konstruksi IKK. Kapasitas fiskal terdiri atas penerimaan Pendapatan Daerah yang bersumber dari PAD, DBH Pajak dan DBH Migas. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015 IV-7 15.47 37.71 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 Dana Bagi Hasil PajakBagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Pe rs e n ta s e p e rtu m b u h a n r a ta -r a ta ta h u n Gambar IV.6. Rata-rata Pertumbuhan Komponen Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Umum Sepanjang 2006-2009 Mulai Tahun Anggaran 2011, penghitungan alokasi DAU bagi daerah dibagi menjadi dua komponen yaitu DAU Murni dan DAU Tambahan untuk Tunjangan Profesi Guru PNS Daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen serta Tunjangan Kehormatan Profesor. Besaran penerimaan Dana Perimbangan sangat ditentukan oleh kondisi perekonomian nasional dan kebijakan Pemerintah Pusat. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penghitungan, tata cara penyesuaian rencana alokasi dengan realisasi DBH, tata cara penyaluran, pedoman umum, petunjuk teknis pelaksanaan DBH, pemantauan dan evaluasi, dan tata cara pemotongan atas sanksi administrasi DBH diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. Namun demikian peningkatan Dana Perimbangan akan tetap diupayakan melalui koordinasi dengan Pemerintah Pusat, dengan tujuan agar penerimaan pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dapat diwujudkan secara lebih optimal.

c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah