Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015
IV-1
IV. BAB IV
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SER TA KERANGKA PENDANAAN
Dalam kerangkaotonomi daerah jelas ditegaskan bahwa masing-masing daerah memiliki hak dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus daerahnya
sendiri. Oleh karena itu diharapkan daerah mampu menggerakkan roda pemerintahan, melaksanakan pembangunan serta memberikan pelayanan
publik yang baik kepada masyarakat demi terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera. Kesuksesan penyelenggaraan pemerintahan daerah sangatlah
tergantung pada kemampuan anggaran daerah yang dicerminkan oleh Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah.
Bab ini memberikan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah.
Mengingat bahwa pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu APBD maka analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD
dan laporan keuangan daerah pada umumnya.
IV.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU IV.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
IV.1.1.1. Pendapatan Daerah
Sepanjang tiga tahun 2007, 2008, dan 2009, jumlah Pendapatan Daerah terus mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,81.
Hal ini berimplikasi pada meningkatnya jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Provinsi Kepulauan Riau. Peningkatan kinerja
keuangan daerah tersebut dicapai melalui berbagai upaya iantaranya peningkatan peran dan koordinasi diantara sektor penghasil keuangan daerah.
Pertumbuhan pendapatan tersebut ditopang oleh pertumbuhan dua komponen utama pendapatan daerah yaitu Pendapatan Asli Daerah PAD dan
Dana Perimbangan. Berikut ini disampaikan uraian dari masing-masing komponen utama pendapatan daerah:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015
IV-2
a. Pendapatan Asli Daerah PAD
PAD sebagai salah satu sumber keuangan daerah memiliki peran yang penting dalam rangka desentralisasi fiskal mengingat keterbatasan keuangan
negara dalam membantu membiayai pembangunan di daerah. Oleh karenanya Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau terus melakukan inovasi dalam menggali
potensi yang ada melalui SKPD-SKPD penghasil PAD. Penerimaan PAD dalam APBD Provinsi Kepulauan Riau dari tahun ke
tahun menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat. Hal tersebut menunjukkan salah satu indikator keberhasilan otonomi daerah di Provinsi
Kepri. Sepanjang lima tahun terakhir 2006-2010, PAD memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Daerah rata-rata sebesar 28,99.
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
2006 2007
2008 2009
2010
te rh
a d
a p
Pe n
d a
p a
ta n
D a
e ra
h
Gambar IV.1. Persentase kontribusi PAD Terhadap Pembentukan Pendapatan Daerah 2006-2010
Melihat struktur PAD, komponen PAD yang memberikan kontribusi terbesar adalah Pajak Daerah dengan rata-rata kontribusi terhadap PAD
sebesar 94,72, disusul kemudian dengan Lain-lain PAD yang Sah sebesar 4,93, dan terakhir adalah Retribusi Daerah dengan kontribusi sebesar 0,35.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015
IV-3
Gambar IV.2. Rata-rata Kontribusi Masing-masing Komponen PAD Terhadap Pembentukan PAD 2006-2010
Komponen Pajak Daerah, yang merupakan kontributor terbesar PAD, antara lain berasal dari Pajak Kendaraan Bermotor PKB, Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor BBN-KB dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor PBB-KB dan Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan P-ABTAP. Dalam
kurun waktu 2006-2010, realisasi PKB tumbuh sebesar 9-16, realisasi BBN- KB tumbuh sebesar 20-30, realisasi PBB-KB tumbuh sebesar 20-35, dan
realisasi P-ABTAP tumbuh sebesar 50-60. Meskipun Pajak Daerah merupakan kontributor terbesar PAD, akan tetapi
dari sisi pertumbuhan masing-masing komponen PAD, maka komponen Retribusi Daerah-lah yang paling tinggi. Jika sepanjang 2006-2007 pendapatan
dari Pajak Daerah tumbuh rata-rata sebesar 14,55 per tahun sedangkan pendapatan dari Lain-lain PAD yang Sah tumbuh 24,91, maka pendapatan
dari Retribusi Daerah tumbuh hingga 164.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015
IV-4
Gambar IV.3. Rata-rata Pertumbuhan masing-masing Komponen PAD 2006-2009
Tingginya pertumbuhan pendapatan dari komponen Retribusi Daerah ini utamanya disebabkan semakin banyaknya obyek retribusi yang dikenakan.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengambil kebijakan-kebijakan untuk lebih memaksimalkan potensi dari jenis obyek Retribusi Daerah antara lain i
Retribusi TerraTerra Ulang, ii Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, iii Retribusi Izin Usaha Perikanan, iv Retribusi Izin Sewa Pelabuhan, dan v
optimalisasi penerimaan dari Badan Layanan Umum Daerah BLUD melalui operasionalisasi Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban yang akan lebih
ditingkatkan kapasitas pelayanannya pada tahun mendatang. Beberapa upaya yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau untuk meningkatkan PAD antara lain: 1 Membuka pelayanan Kantor Bersama Samsat; dalam kurun 2006-2010,
kantor pelayanan Samsat telah dibuka di wilayah Bintan, Natuna, Kijang, Batu Aji dan dua pelayanan Samsat Mall di Batam.
2 Secara terus menerus melaksanakan perbaikan dan modernisasi pelayanan dan administrasi pembayaran pajak PKB dan BBN-KB oleh
Kantor Bersama Samsat antara lain dalam bentuk i Layanan SAMSAT Quick Win, ii Layanan SAMSAT Link, iii Layanan SAMSAT dengan
Standar Manajemen Mutu ISO 9001:2008, dan iv Layanan SMS Info PKB, BBNKB dan SWDKLLJ.
14.55 24.91
164.00
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00 140.00
160.00 180.00
Pajak Daerah Retribusi Daerah
Lain-lain PAD yang Sah
Persentase pertumbuhan rata-rata
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015
IV-5
3 Menyusun ketentuan hukum perpajakan daerah, antara lain dengan disahkannya Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan beberapa objek
Retribusi Daerah.
b. Dana Perimbangan