Jumlah Pengunjung Perpustakaan Pertahun. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per kapita

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015 II-108

b. Jumlah Pengunjung Perpustakaan Pertahun.

Tabel II.123 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2005 – 2010 Provinsi Kepulauan Riau No KabupatenKota TAHUN 2005 TAHUN 2010 Milik pemda Non Pemda Total Milik Pemda Non Pemda Total 1. Tanjungpinang 4.341 562 4.903 8.845.497 36.965 8.882.462 2. Batam 8.356 1.602 9.958 11.245.569 5.768 11.251.337 3. Bintan 453 256 709 26.545.596 5.457 26.551.053 4. Karimun 787 523 1.310 545.545 3.520 549.065 5. Natuna - - - 545 189 734 6. Lingga - - - 845 152 997 7. Kep. Anambas - - - 154 67 221 Jumlah 13.937 2.943 16.880 47.183.751 52.118 47.235.869 Sumber : Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Prov. Kepulauan Riau Berdasarkan data di atas, maka jumlah pengunjung perpustakaan milik pemda mengalami perkembangan signifikan dari tahun 2005 hingga tahun 2010. Disamping itu, jumlah pengunjung perpustakaan juga mengalami peningkatan dari tahun 2005 sampai tahun 2010.

II.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH

Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi dan kabupatenkota lainnya yang berdekatan, nasional atau internasional.

II.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik attractiveness bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multifier effect bagi peningkatan daya saing daerah. Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam hubungannya dengan ketersediaannya availability dalam mendukung aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antar-wilayah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015 II-109 Tabel II.124. Sarana Perdagangan Menurut Jenis Pasar dan KabupatenKota di Kepulauan Riau Tahun 2007 - 2009 No KabupatenKota Pasar Tradisional Pasar Swalayan 2007 2008 2009 2007 2008 2009 1 Kota Tanjungpinang 4 4 9 9 2 Kota Batam 14 14 19 19 3 Kabupaten Bintan 7 7 12 12 4 Kabupaten Karimun 8 8 20 20 5 Kabupaten Natuna 3 3 4 4 6 Kabupaten Lingga 3 3 2 2 7 Kabupaten Kep. Anambas 4 4 - - Jumlah 43 43 66 66 Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau Terjadi peningkatan jumlah sarana perdagangan menurut jenis pasar di kabupatenkota di Kepulauan Riau khususnya Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan dan Kabupaten Karimun karena kebutuhan masyarakat semakin meningkat dan daya beli masyarakat yang juga meningkat serta bertambahnya jumlah penduduk di daerah-daerah tersebut. Tabel II.125. Jumlah Kantor Bank Umum Menurut Status Kepemilikan di Kepulauan Riau No Jenis Bank Jumlah Kantor Pusat Jumlah Kantor Cabang Jumlah Cabang Pembantu Jumlah Kantor Kas 2006 2007 2008 2009 2006 2007 2008 2009 2006 2007 2008 2009 2006 2007 2008 2009 1 Pemerintah - - - - 12 31 38 2 Bank Pemerintah Daerah - - - - 5 8 6 3 Bank Swasta Nasional - - - - 30 38 8 4 Bank Asing dan Campuran - - - - 2 1 - Jumlah - - - - 42 43 46 49 63 70 75 78 33 40 40 52 Sumber : Bank Indonesia, Cabang Batam Keberadaan lembaga keuangan amatlah penting dalam menjaga kelangsungan ketersediaan dana. Sebagai sarana penyaluran dana, perbankan salah satunya, tentu menjadi faktor penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi bangsa. Jumlah kantor bank umum menurut status kepemilikan semakin meningkat sampai tahun 2009 hal ini mengindikasikan semakin Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015 II-110 bergairahnya kegiatan perekonomian dan keuangan di Kepulauan Riau sehingga merangsang bank-bank untuk menbuka cabang di provinsi ini. II.4.1.1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per kapita

Data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2009 menunjukkan bahwa pengeluaran per kapita penduduk Provinsi Kepulauan Riau sebesar 692.814 rupiah per bulan, atau menurun sekitar 100 ribu rupiah per bulan dari tahun 2008. Jika dilihat persentase jumlah pengeluaran penduduk menurut golongan pengeluarannya, terlihat bahwa sebanyak 22,35 persen penduduk Provinsi Kepulauan Riau termasuk ke dalam 40 persen terendah, 61,17 persen termasuk ke dalam 40 persen menengah, dan sebanyak 16,48 persen penduduk yang termasuk ke dalam 20 persen teratas. Berdasarkan kriteria tingkat ketimpangan pendapatan penduduk yang dikeluarkan oleh Bank Dunia, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ketimpangan pendapatan penduduk Provinsi Kepulauan Riau tergolong rendah. Hal itu dapat dilihat dari persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terendah angkanya di atas 17 persen. Tabel II.126. Pengeluaran Rata-Rata Rp Nominal dan Persentase Pengeluaran Makanan dan Bukan Makanan Per Kapita Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran Tahun 2008 dan 2009 Jenis Pengeluaran Pengeluaran Per Kapita Sebulan Nominal Persentase 2008 2009 2008 2009 Makanan 348.679 362.982 44,7 52,4 Bukan Makanan 431.441 329.832 54,3 47,6 Perumahan 193.163 162.527 24,8 23,5 Barang Jasa 152.102 109.781 19,5 15,9 Pakaian 32.190 22.195 4,1 3,2 Barang Tahan Lama 41.103 15.301 5,3 2,2 Lainnya 12.883 20.028 1,7 2,9 Jumlah 780.119 692.814 100 100 Ukuran lain untuk melihat apakah distribusi pendapatan penduduk Provinsi Kepulauan Riau timpang atau tidak adalah angka gini rasio. Angka gini rasio untuk Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2008 sebesar 0,2679, sedangkan pada tahun 2009 sebesar 0,2817, dapat disimpulkan bahwa pengeluaran antar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015 II-111 kelompok pengeluaran tergolong tingkat ketimpangan rendah dan pada tahun 2009 ketimpangannya semakin besar sedikit dibanding tahun 2008.

b. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per kapita