Belanja Tidak Langsung RPJMD KEPRI 2010 2015 untuk buku

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015 IV-9 penggunaan pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan daerah untuk mengoptimalkan pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan daerah. Selama kurun 2007 hingga 2009, besaran Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Riau cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sepanjang tiga tahun tersebut, rata-rata kenaikan Belanja Daerah adalah sebesar 15,86 setiap tahunnya. Peningkatan Belanja Daerah tersebut disumbangkan oleh kedua komponen dalam Belanja Daerah yaitu Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Tabel IV.2. Besaran Belanja Daerah untuk Masing-masing Komponen pada 2007-2010 No Komponen APBD 2007 2008 2009 2010 Rata-rata pertumbuhan 2007-2009 1 Belanja Daerah 1,277,317,544,388.74 1,148,936,845,382.41 1,628,852,057,434.82 522,746,341,919.93 15,86 a Belanja Tidak Langsung 330,660,330,856.48 378,063,177,464.00 423,886,338,389.00 146,971,010,695.00 13,23

b Belanja Langsung

946,657,213,532.26 770,873,667,918.41 1,204,965,719,045.82 375,775,331,224.93 18,87

a. Belanja Tidak Langsung

Selama periode 2007-2009, perkembangan Belanja Tidak Langsung Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan kecenderungan kenaikan besaran dengan rata-rata sebesar 13,23. Belanja Tidak Langsung pada dasarnya memang tidak terkait secara langsung dengan kegiatan yang dilaksanakan dan sulit untuk mengukur capaian prestasi kerjanya. Oleh karena itu, dalam penyusunan APBD Provinsi Kepulauan Riau, penilaian pencapaian prestasi kerja Belanja Tidak Langsung diutamakan melalui kebijakan yang diprioritaskan pada tujuh komponen yaitu Belanja Pegawai, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil kepada ProvinsiKabupatenKota dan Pemerintahan Desa, Belanja Bantuan Keuangan kepada ProvinsiKabupatenKota dan Pemerintahan Desa serta Belanja Tidak Terduga. Kebijakan Belanja Tidak Langsung pada APBD Provinsi Kepulauan Riau dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 untuk tujuh komponennya adalah sebagai berikut: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015 IV-10 1. Belanja Pegawai Belanja pegawai dialokasikan untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga, mutasi dan penambahan pegawai dengan memperhitungkan akres yang besarnya dibatasi maksimun 2,5 dari jumlah pegawai gaji pokok dan tunjangan. Pada tahun 2007 realisasi anggaran belanja pegawai adalah sebesar Rp 105,109 milyar, tahun 2008 sebesar Rp 129,074 milyar, tahun 2009 sebesar Rp 423,886 miliyar dan pada tahun 2010 sampai dengan Semester I adalah sebesar Rp 146,971 milyar. Peningkatan jumlah belanja pegawai setiap tahunnya disebabkan adanya penambahan pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau baik yang berasal dari proses rekruitmen maupun proses mutasi pegawai dari daerah lain. 2. Belanja Subsidi Pada tahun 2007, realisasi anggaran belanja subsidi kepada perusahaanlembaga adalah sebesar Rp 13,424 milyar dan tahun 2008 sebesar Rp 4,177 milyar. Adapun pada tahun 2009 dan tahun 2010 belanja subsidi sebesar Rp 0,00 karena tidak dianggarkan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. 3. Belanja Hibah Kebijakan pemberian hibah dilakukan untuk mendukung fungsi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh pemerintah, semi pemerintah dan organisasi kemasyarakatan. Dalam menentukan organisasi atau lembaga yang akan diberikan hibah, prosesnya dilakukan secara selektif dan rasional yang dilengkapi dengan Naskah Perjanjian Hibah Daerah NPHD antara Pemerintah Daerah dengan penerima hibah yang berisi kewajiban penerima hibah untuk mempertanggungjawabkan pengunaan dana yang diterimanya sebagaimana diatur dalam perundang-undangan. Pada tahun 2007, realisasi anggaran belanja hibah adalah sebesar Rp 0,00, tahun 2008 sebesar Rp 37,366 milyar, tahun 2009 sebesar Rp 47,853 milyar, dan tahun 2010 sampai dengan Semester I adalah sebesar Rp 49,785 milyar. Kenaikan belanja hibah terjadi karena semakin besarnya kebutuhan masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan serta didukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015 IV-11 oleh adanya kepastian hukum yang mengatur tentang hibah dan bantuan daerah. 4. Belanja Bantuan Sosial Kebijakan pemberian belanja bantuan sosial diarahkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Bantuan sosial dapat diberikan kepada kelompok dan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara selektif serta tidak mengikat dengan jumlah yang dibatasi. Bantuan sosial pun dapat diberikan kepada partai politik dengan tujuan untuk meningkatkan pemberdayaan dan pembinaan partai politik dalam konteks partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. Mekanisme bantuan sosial kepada partai politik ini mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada tahun 2007 realisasi anggaran belanja bantuan sosial adalah sebesar Rp 63,969 milyar, tahun 2008 sebesar Rp 47,342 milyar, tahun 2009 sebesar Rp 59,434 milyar dan tahun 2010 sampai dengan Semester I adalah sebesar Rp 22,768 milyar. 5. Belanja Bagi Hasil Kepada ProvinsiKabupatenKota dan Pemerintahan Desa Kebijakan penganggaran belanja bagi hasil yang bersumber dari pendapatan Provinsi Kepulauan Riau kepada KabupatenKota akan disesuaikan dengan rencana pendapatan pada setiap tahun anggaran. Sedangkan pelampauan target over target pada tahun anggaran berjalan yang belum direalisasikan dan menjadi hak KabupatenKota akan ditampung dalam APBD pada tahun anggaran yang akan datang. Pada tahun 2007, realisasi anggaran belanja bagi hasil adalah sebesar Rp 135,794 milyar, tahun 2008 sebesar Rp 155,582 milyar, tahun 2009 sebesar Rp 167,623 milyar dan tahun 2010 sampai dengan Semester I adalah sebesar Rp 0. 6. Belanja Bantuan Keuangan Kepada ProvinsiKabupatenKota dan Pemerintahan Desa Kebijakan penganggaran belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah KabupatenKota ada yang bersifat umum dan ada pula yang bersifat khusus. Kebijakan bersifat umum didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015 IV-12 kesenjangan fiskal. Kebijakan yang bersifat khusus didasarkan pada urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah KabupatenKota seperti pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan. Secara khusus, bantuan keuangan juga akan diberikan kepada Pemerintah Desa yang diarahkan untuk percepatan atau akselerasi pembangunan desa. Pada tahun 2007 realisasi anggaran belanja bantuan keuangan adalah sebesar Rp 4,265 milyar, tahun 2008 sebesar Rp 3,990 milyar, tahun 2009 sebesar Rp 5 milyar dan tahun 2010 sampai dengan Semester I adalah sebesar Rp 0.

7. Belanja Tidak Terduga

Kebijakan penetapan anggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi tahunan dan perkiraan kegiatan- kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi, di luar kendali dan pengaruh pemerintah daerah serta tidak biasatanggap darurat yang diharapkan tidak berulang dan belum tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada tahun anggaran berjalan. Pada tahun 2007, realisasi anggaran belanja belanja tidak terduga adalah sebesar Rp 600 juta, tahun 2008 sebesar Rp 531,500 juta, tahun 2009 sebesar Rp 1,470 milyar dan tahun 2010 sampai dengan Semester I adalah sebesar Rp 0,00. Kecilnya alokasi anggaran belanja tidak terduga setiap tahunnya tidak terlepas dari perkiraan bahwa potensi kejadian tidak biasatanggap darurat di Provinsi Kepulauan Riau sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Tabel IV.3. Besaran Belanja Tidak Langsung untuk Masing-masing Komponen pada 2007-2010 No Komponen Belanja Tidak Langsung 2007 2008 2009 2010 Rata-rata pertumbu han 2007- 2009 1 Belanja Pegawai 105,108,980,012.00 129,074,239,152.00 142,505,425,805.00 74,417,443,195.00 16.60 2 Belanja Subsidi 13,423,514,732.00 4,176,915,000.00 3 Belanja Hibah 37,366,476,800.00 47,853,304,000.00 49,785,000,000.00 4 Belanja Bantuan Sosial 63,968,681,649.48 47,341,958,000.00 59,433,784,733.00 22,768,567,500.00 -0.23 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015 IV-13 5 Belanja Bagi Hasil 125,794,154,463.00 155,581,588,512.00 167,623,432,851.00 15.71 6 Belanja Bantuan Keuangan 21,765,000,000.00 3,990,500,000.00 5,000,000,000.00 -28.18 7 Belanja Tidak Terduga 600,000,000.00 531,500,000.00 1,470,391,000.00 82.62 Total Belanja Tidak Langsung 330,660,330,856.48 378,063,177,464.00 423,886,338,389.00 146,971,010,695.00 13.23

b. Belanja Langsung