Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015
II-69
Tabel II.69. Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia 16-19 Tahun Menurut KabupatenKota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010
No KabupatenKota
Jumlah Gedung
Sekolah Jumlah Penduduk
Usia 16-19 Tahun Rasio Jumlah Gedung
SekolahJumlah Penduduk Usia 16-19 Tahun
1
Tanjungpinang 22
9.505 23.14
2
Batam 67
28.308 23.66
3
Bintan 13
8.740 14.87
4
Karimun 25
11.885 21.03
5
Natuna 18
6.219 28.94
6
Lingga 12
4.930 22.31
7
Kepulauan Anambas 7
2.099 28.58
Jumlah Se-Provinsi 164
71.686 22.59
Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau 2010
Berdasarkan Tabel II.69 perbandingan jumlah gedung dan jumlah penduduk usia 16-19 tahun, Kabupaten Natuna memiliki rasio jumlah gedung
sekolahjumlah penduduk usia 16-19 tahun terbesar. Kabupaten Bintan merupakan kabupaten yang memiliki rasio paling rendah. Data ini cukup
mengejutkan mengingat lokasi Kabupaten Bintan terletak tak jauh dari ibukota Provinsi Kepulauan Riau, yakni Tanjungpinang. Dengan demikian, diperlukan
adanya program peningkatan infrastruktur sekolah, terutama dalam pengadaan gedung sekolah di Kabupaten Bintan.
c. Rasio Guru terhadap Murid
Rasio guru terhadap murid pada pendidikan menengah adalah jumlah guru tingkat pendidikan menengah per 1.000 jumlah murid pendidikan
menengah. Rasio ini menunjukkan ketersediaan tenaga pengajar dan dapat juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai maksimal
mutu pengajaran. Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel II.70 berikut ini tentang ketersediaan guru terhadap murid di Provinsi Kepulaun Riau.
Tabel II.70. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005
– 2010 NO
Jenjang Pendidikan 2006
2007 2008
2009 2010
1 SMAMASMK
1.1. Jumlah Guru
4.801 5.031
5.310 5.422
3121 1.2.
Jumlah Murid 33.690
38.439 40.590
42.066 42830
1.3. Rasio
1.425 1.308
1.308 1.288
0,728 Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau 2010
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015
II-70
d. Rasio Guru terhadap Murid per Kelas rata-rata
Rasio Guru terhadap murid per kelas rata-rata adalah rasio jumlah guru sekolah pendidikan menengah per kelas per 1.000 jumlah murid pendidikan
menengah. Di Provinsi Kepulauan Riau seperti yang tertera di Tabel II.71 berikut ini :
Tabel II.71. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah per Kelas Rata-Rata Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005
–2010
No Jenjang Pendidikan
2006 2007
2008 2009
2010
1 SMAMASMK
1.1. Jumlah Guru per kelas
12 12
12 12
12 1.2.
Jumlah Murid per kelas 40
40 40
40 40
1.3. Rasio
0.3 0.3
0.3 0.3
0.3 Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau 2010
Tabel II.72. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah Perkelas Rata-Rata Tahun 2010 Menurut KabupatenKota
Provinsi Kepulauan Riau
No Kabupaten Kota
Jumlah Guru per Kelas
Jumlah Murid Rasio Jumlah
GuruJumlah Murid
1 Tanjungpinang
12 9.817
13.51 2
Batam 12
14.407 8.917
3 Bintan
12 3.356
32.67 4
Karimun 12
8.444 15.73
5 Natuna
12 3.556
44.46 6
Lingga 12
2.370 49.62
7 Kepulauan Anambas
12 1.486
108.2 Jumlah Se-Provinsi
84 43.436
21.07 Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau 2010
II.3.1.2. Kesehatan a. Rasio Pelayanan Terpadu Posyandu Persatuan Balita
Posyandu adalah wadah peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari keluarga berencana dari masyarakat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015
II-71
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Dibawah ini terdata jumlah Posyandu dan Balita di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2005 - 2010. Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas
agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai dan idealnya satu Posyandu melayani 100 balita. Oleh karena itu perlu dihitung
rasio ketersediaan posyandu per balita. Kegunaannya untuk mengetahui berapa selayaknya jumlah posyandu yang efektif tersedia sesuai dengan tingkat
penyebarannya serta sebagai dasar untuk merevitalisasi fungsi dan peranannya dalam pembangunan daerah.
Tabel II.73. Jumlah Posyandu dan Balita di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2010
No Uraian
2005 2006
2007 2008
2009 2010
1. Jumlah posyandu
840 907
929 998
1.032 1.090
2. Jumlah balita
172,315 118,997
179,726 190,011
198,279 212.994
3. Rasio
4.87 7.62
5.17 5.25
5.20 5,12
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 2010
Berdasarkan data Tabel II.73 diatas, maka jumlah posyandu yang ada di Provinsi Kepulauan Riau selalu mengalami peningkaan sejak tahun 2005 hingga
2010. Sedangkan jumlah balita mengalami penurunan pada saat tahun 2006. Rasio jumlah posyandu dengan balita mengalami kenaikan yang cukup drastis
pada tahun 2006 hingga tahun 2007, kemudian mengalami kemunduran pada tahun 2007 hingga tahun 2010.
Tabel II.74. Jumlah Posyandu dan Balita Menurut KabupatenKota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010
No Kabupaten Kota
Jumlah Posyandu Jumlah Balita
Rasio
1 Tanjungpinang
119,00 26.217
4,54 2
Batam 319,00
117.341 2,72
3 Bintan
140,00 16.842
8,31 4
Karimun 202,00
27.497 7,35
5 Natuna
102,00 9.289
10,98 6
Lingga 152,00
11.368 13,37
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015
II-72
7 Kepulauan Anambas
56,00 4.440
12,61 Se-Provinsi Kepulauan Riau
1090,00 212.994
5,12
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 2010
Rasio jumlah posyandu dengan jumlah balita berdasarkan kabupatenkota di Provinsi Kepulauan Riau yang terbesar terdapat di Kabupaten Lingga,
sedangkan Kota Batam yang memiliki jumlah posyandu terbanyak namun memiliki rasio yang kecil. Hal ini dikarenakan jumlah balita di Kota Batam juga
lebih banyak daripada kabupatenkota lainnyaRasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu Pustu per Satuan Penduduk
Tabel II.75. Jumlah Puskesmas Poliklinik dan Pustu Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2010
No Uraian
2005 2006
2007 2008
2009 2010
1. Jumlah Puskesmas
45 46
52 57
63 66
2. Jumlah Poliklinik
- 111
191 217
226 244
3. Jumlah Pustu
178 188
222 214
202 219
4. Jumlah Penduduk
1,273,011 1,337,863
1,392,918 1.698,766
1,693,084 1.771.387
5. Rasio Puskesmas
persatuan penduduk
0.04 0.03
0.04 0,03
0.04 0,04
6. Rasio Poliklinik
persatuan penduduk
- 0.08
0.14 0,13
0.13 0,14
7. Rasio Pustu
persatuan penduduk
0.14 0.14
0.16 0,13
0.12 0.12
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 2010 Data Tahun 2009
Berdasarkan data diatas, terjadi peningkatan jumlah puskesmas sejak tahun 2005
– 2010. Hal ini disebabkan oleh banyaknya perubahan status dari puskesmas pembantu menjadi puskesmas.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015
II-73
Tabel II.76. Jumlah Puskesmas,
Poliklinik dan
Pustu Menurut
KabupatenKota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010
No Kabupaten Kota
Jumlah Penduduk
Puskesmas Poliklinik
Pustu Jumlah
Rasio Jumlah
Rasio Jumlah
Rasio
1 Tanjungpinang
220.682 6
0,03 22
0,10 12
0,05 2
Batam 988.555
14 0,01
193 0,20
53 0,05
3 Bintan
142.382 12
0,08 16
0,11 29
0,20 4
Karimun 212.561
9 0,04
9 0,04
37 0,17
5 Natuna
69.319 12
0,17 3
0,04 30
0,43 6
Lingga 100.395
6 0,06
- 37
0,37 7
Kepulauan Anambas 37.493
7 0,19
1 0,03
21 0,48
Provinsi Kepulauan Riau 1.771.387
66 0,04
244 0,14
219 0,12
Sumber : Profile Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Data Tahun 2009
Berdasarkan data diatas, ketersediaan fasilitas kesehatan pada setiap kecamatan sudah merata, melihat dari angka rasio fasilitas kesehatan pada setiap
kecamatan yang tidak memiliki perbedaan yang signifikan Berdasarkan data tabel II.76 diatas, Kabupaten Kepulauan Anambas
memiliki rasio terbesar di Provinsi Kepulauan Riau. Rasio Poliklinik terbesar terdapat di Kota Batam. Sedangkan rasio Pustu terbesar terdapat di Kabupaten
Kepulauan Anambas.
b. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk