Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015
IV-21
Tabel IV.6. Proporsi Belanja Pegawai terhadap Total Pengeluaran Tahun 2007-2010
No Tahun Anggaran
Total Belanja Pegawai Belanja Langsung + Belanja Tidak
Langsung Rp Total pengeluaran Belanja +
Pembiayaan Pengeluaran Persentase
Belanja Pegawai
1 2007
279,425,468,721.26 1,277,317,544,388.74
21.88 2
2008 210,961,998,813.34
1,148,936,845,382.41 18.36
3 2009
347,005,424,647.03 1,628,852,057,434.82
21.30 4
2010 146,862,654,523.00
522,746,341,919.93 28.09
Keterangan: Belanja pegaai di luar komponen i belanja premi asuransi kesehatan, ii belanja makanan dan minuman pegawai, iii belanja pakaian dinas dan atributnya, iv belanja
pakaian khusus dan hari-hari tertentu, v belanja perjalanan dinas, vi belanja perjalanan pindah tugas, vii belanja pemulangan pegawai, dan viii belanja modal
kantor, mobil dinas, meubelair, peralatan, perlengkapan.
Dalam kurun 2007-2009, peningkatan jumlah belanja pegawai rata-rata mencapai 19,99 per tahunnya. Peningkatan jumlah belanja ini antara lain
disebabkan penambahan pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau baik yang berasal dari proses rekruitmen maupun proses
mutasi pegawai dari daerah lain.
IV.2.2. Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan bertujuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh kebijakan pengelolaan keuangan daerah terhadap surplusdefisit
belanja daerah pada tahun-tahun anggaran sebelumnya. Hasil analisis digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan di masa
datang utamanya dalam hal penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Pembiayaan Daerah merupakan transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja
daerah. Selisih lebih pendapatan daerah terhadap belanja daerah disebut surplus anggaran sedangkan selisih kurang pendapatan daerah terhadap
belanja daerah disebut defisit anggaran. Kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau terkait dengan pembiayaan daerah dalam
APBD adalah menganut sistem defisit anggaran yaitu menggunakan perkiraan pendapatan daerah yang lebih kecil dibandingkan dengan perkiraan belanja
daerah. Selanjutnya selisih kurang pendapatan daerah terhadap belanja daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015
IV-22
tersebut akan ditutupi dari perkiraan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SILPA tahun anggaran berjalan.
Sepanjang tiga tahun 2007-2009, tercatat bahwa anggaran mengalami defisit riil pada dua tahun yaitu 2007 dan 2009 sedangkan pada tahun 2008
anggaran mengalami surplus riil. Defisit riil paling besar adalah pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 263,185,843,556.00 sedangkan defisit pada tahun 2009
mencapai Rp 149,779,413,248.85. Surplus riil pada tahun 2008 tercatat sebesar 207,637,586,693.99.
Tabel IV.7. Pembandingan antara Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, dan Pengeluaran Pembiayan Daerah 2007-2009
No Uraian
2007 2008
2009 Rp
Rp Rp
1 Realisasi
Pendapatan Daerah
1,018,130,700,832.74 1,356,574,432,076.40
1,481,489,820,585.97
Dikurangi realisasi:
2 Belanja Daerah
1,277,317,544,388.74 1,148,936,845,382.41
1,628,852,057,434.82 3
Pengeluaran Pembiayaan
Daerah 3,999,000,000.00
2,417,176,400.00
Surplus riil +Defisit riil -
-263,185,843,556.00 +207,637,586,693.99
-149,779,413,248.85
Defisit riil yang terjadi pada tahun 2007 dan 2009 ditutupi oleh SILPA yang merupakan komponen penerimaan pembiayaan daerah. Selain komponen
penerimaan, Pembiayaan Daerah juga memiliki komponen pengeluaran. Uraian masing-masing komponen adalah sebagai berikut:
a. Penerimaan Pembiayaan Daerah