Buku Suplemen Kajian Pustaka

Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar  Karangan dari pikirannya sendiri seperti: diskripsi, surat, slogan  Ringkasan dari ragam teks yang telah  Dapat menulis berbagai bentuk tulisan dari pikirannya sendiri dalam beberapa kalimat atau beberapa paragraf pendek kreativitas siswa diutamakan  Dapat menulis ringkasandalam beberapa kalimat, menggunakan kata-katanya sendiri Tabel 2.3 merupakan KD, materi, dan indikator mata pelajaran Bahasa Indonesia materi membaca dan menulis dari KBK. Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya di kelas rendah, harus mempertimbangkan kesesuaian dengan perkembangan siswa sesuai kelasnya. Kualitas hasil pembelajaran Bahasa Indonesia dipengaruhi berbagai faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Proses tersebut menyangkut pemberian materi ajar kepada siswa, kegiatan guru dan siswa, interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan bahan ajar, alat dan lingkungan belajar serta cara dan alat evaluasi dan kesesuaian dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri. Guru sebagai model dalam berbahasa membaca dan menulis selama proses pembelajaran berlangsung serta bertindak sebagai fasilitator dan memberikan umpan balik yang positif.

2.1.4 Buku Suplemen

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas National Center for Vocational Education Research Ltd dalam Prastowo, 2014: 138. Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar Prastowo, 2014: 138. Adapula yang berpendapat bahwa bahan ajar adalah informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran Prastowo, 2014: 138. Pandangan ini dilengkapi oleh Pannen bahwa bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan ajar secara umum pada dasarnya merupakan segala bahan baik informasi, alat, maupun teks yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran Prastowo, 2014: 138. Fungsi bahan ajar bagi guru adalah Prastowo, 2014: 140 1 sebagai pedoman bagi guru untuk mengarahkan semua aktivitas dalam proses pembelajara, 2 meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif, 3 mengubah peran pendidik dari pengajar menjadi seorang pendidik Prastowo, 2014: 139. Sedangkan fungsi bahan ajar bagi siswa adalah 1 pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, 2 siswa dapat belajar mandiri, 3 siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja, 4 siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing. Adapun bentuk-bentuk bahan ajar diantaranya hand out, buku ajar, modul, LKS Lembar Kerja Siswa, leaflet, modelmarket, CD audio pembelajaran, kaset audio pembelajaran, video pembelajaran dan lain sebagainya Prastowo, 2014: 149. Buku merupakan bahan ajar yang berbasis cetak Prastowo, 2014: 149. Bahan cetak printed adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi Prastowo, 2014: 148. Sedangkan, pengertian suplemen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah sesuatu yang ditambahkan untuk melengkapi atau tambahan. Sehingga dapat dijelaskan, buku suplemen adalah bahan ajar tambahan untuk melengkapi bahan ajar yang sudah ada, yang disiapkan dalam bentuk cetak kertas berfungsi untuk penyampaian informasi dalam pembelajaran. Pengembangan bahan ajar melibatkan sejumlah langkah yang harus ditempuh oleh seorang pengembangan. Menurut Sudjana dalam Trianto 2009: 177 untuk melaksanakan pengembangan diperlukan model-model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran bahan ajar dikenal tiga macam model pengembangan perangkat, yaitu: model Dick-Carey, model 4-D, dan model Kemp. Salah satu model pengembangan yang sering digunakan adalah model pengembangan Kemp. Jerold E Kemp dalam Trianto 2009: 179, mengatakan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus tersebut. Berikut ini akan dipaparkan tahapan model pengembangan menurut Jerold E Kemp yang telah direvisi oleh Trianto Trianto, 2009: 179-186: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2.1 Sistem Pengembangan Bahan Ajar Menurut Jerold E Kemp Berdasarkan gambar tersebut, unsur-unsur pengembangan bahan ajar menurut model Jerold E Kemp meliputi Trianto, 2009: 180-186: 1. Identifikasi Masalah Pembelajaran Instructional Problems Tahap ini bertujuan untuk mengindentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan, atau materi yang dikembangkan, selanjutnya alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum. 2. Analisis Siswa Learner Characteristic Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok. Analisis siswa tersebut adalah: a. Tingkah Laku Awal Siswa Tingkah laku awal siswa diidentifikasi keterampilan-keterampilan khusus sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Kardi dalam Trianto 2009: 180, mengatakan perlunya mengidentifikasi keterampilan khusus yang harus dapat siswa lakukan untuk memulai pembelajaran agar dapat berjalan lancar dan efektif serta efisien. b. Karakteristik Siswa Karakteristik siswa dianalisis dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik sebagai individu maupun kelompok. Menurut Ibrahim dalam Trianto 2009: 180, analisis karakteristik ini antara lain: kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial, dan sebagainya. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. 3. Analisis Tugas Task Analysis Jerold E Kemp dalam Trianto 2009: 181, mengatakan analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai tujuan, sehingga analisis ini mencakup analisis isi pelajaran, konsep, prosedural, pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan Lembar Kerja Siswa LKS. Berikut ini diuraikan secara lengkap bagian dari analisis tugas : 1 Analisis struktur isi, dilakukan dengan mencermati kurikulum mulai dari bahan kajian, pokok bahasan, sub pokok bahasan, serta perincian isi pokok bahasan. 2 Analisis konsep, menurut Jerold E Kemp dalam Trianto 2009: 182, analisis konsep digunakan untuk mengidentifikasi fakta, konsep, prinsip, dan aturan yang dibutuhkan dalam pengajaran. 3 Analisis prosedural, dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sesuai dengan bahan kajian. 4 Analisis pemrosesan informasi, dilakukan untuk mengelompokan tugas-tugas yang dilaksanakan siswa selama pembelajaran dengan mempertimbangkan waktu. 4. Merumuskan Indikator Instructional Objective Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan. Menurut Kardi dalam Trianto 2009: 182 perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa. Secara spesifik tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus yang lebih operasional. 5. Urutan Isi Content Sequencing Menentukan urutan isi berdasarkan tingkat kesuitannya untuk membantu siswa dalam memahami pembelajaran. 6. Strategi Pembelajaran Instructional Strategies Pemilihan strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan khusus yang akan dicapai. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan dan metode; pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Cara Penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran Instructional Delivery Menyampaikan pembelajaran dengan menentukan gambar atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami pengetahuan 8. Penyusunan Instrumen Evaluasi Evaluation Instrument Penyusunan tes evaluasi hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab benar, dalam bidang pengujian dan pengukuran, hubungan ini merupakan petunjuk keabsahan soal ujian. 9. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran Instructional Resources Pemilihan media dan sumber belajar didasarkan hasil analisis tujuan, karakteristik siswa, dan tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan sumber belajar atau media yag dipilih. 10. Evaluasi Formatif Penilaian formatif dilaksanakan selama pengebangan dan uji coba. Penilaian ini berfungsi untuk memberikan informasi tentang kelemahan dalam perncanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas. 11. Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi, hasil ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bahan ajar yang telah dikembangkan memiliki manfaat baik bagi guru maupun siswa. Berikut ini dijelaskkan manfaat dari pengembangan bahan ajar bagi guru dan siswa. Manfaat bahan ajar bagi guru Prastowo, 2014: 141 : 1 diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai kebutuhan siswa, 2 tidak lagi tergantung pada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, 3 bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan mengunakan berbagai referensi, 4 Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, 5 bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya diri kepada gurunya, 6 diperoleh bahan ajar yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Bahan ajar yang dibuat bervariasi memberikan manfaat bagi siswa, yaitu Prastowo, 2014: 142 : 1 kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, 2 akan lebih mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan pendidik, 3 akan mendapatkan kemudahan dalam memperlajari setiap kompetensi yang harus dikuasai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2 Penelitian yang Relevan