Latar Belakang masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini membahas mengenai 6 hal yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan spesifikasi produk yang dikembangkan.

1.1 Latar Belakang masalah

Belajar adalah proses pengumpulan sejumlah pengetahuan Imron, 1996: 2. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang disebut guru dalam proses pembelajaran. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang ada dalam pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang diterapkan di sekolah saat ini merupakan dasar yang sangat penting dalam keikutsertaannya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan berbahasa tercermin dalam empat aspek keterampilan berbahasa, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis Tarigan, 2008: 1. Dua jenis keterampilan berbahasa pertama, yakni menyimak dan berbicara diperoleh seseorang untuk pertama kalinya di lingkungan rumah. Dua keterampilan berbahasa berikutnya, yakni membaca dan menulis diperoleh seseorang setelah mereka memasuki usia sekolah Tarigan, 2008: 2. Kedua jenis keterampilan berbahasa yaitu membaca dan menulis, merupakan keterampilan pembelajaran yang utama dan pertama bagi murid-murid sekolah dasar di kelas awal. Kedua materi keterampilan berbahasa ini dikemas dalam satu paket pembelajaran yang dikenal dengan paket Membaca dan Menulis Permulaan MMP. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MMP merupakan kependekan dari Membaca dan Menulis Permulaan. Sesuai dengan kepanjangannya itu, MMP merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas- kelas rendah I sampai III pada awal masuk sekolah Darmiyati dan Budiasih, 1997: 57. Membaca dan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca dan menulis seseorang akan dapat memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan serta pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui membaca dan menulis itu akan memungkinkan siswa mampu mempertinggi daya pikirnya, mempertajam pandangan dan memperluas wawasannya. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-katabahasa tulis Tarigan, 2008:7. Menulis berhubungan dengan membaca, kemampuan menulis biasanya terintegrasi dengan proses belajar mengajar. Setiap mata pelajaran pasti memiliki tugas sebagai latihan dan pengayaan. Hal tersebut sering dilakukan secara terintegrasi dengan keterampilan menulis. Dengan demikian, kegiatan membaca dan menulis di sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dimulai di sekolah dasar kelas rendah yaitu kelas I sampai kelas III. Siswa di kelas III diharapkan sudah menguasai kemampuan membaca dan menulis permulaan. Penguasaan membaca dan menulis di kelas III akan menjadi dasar yang sangat berpengaruh pada pembelajaran terutama pemahaman materi di kelas berikutnya. Kemampuan membaca dan menulis permulaan sangat memerlukan perhatian khusus dari guru, jika pondasi itu tidak kuat maka pada tahap membaca dan menulis lanjut siswa akan mengalami kesulitan untuk menguasai keterampilan membaca dan menulis. Siswa yang kurang menguasai keterampilan membaca dan menulis akan mengalami kesulitan mengikuti kegiatan pembelajaran pada semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran siswa. Hal ini akan berdampak pada kemajuan belajar siswa, siswa akan lamban dalam belajar dibandingkan teman- temannya. Secara otomatis prestasi belajar siswa akan menjadi rendah. Menyikapi hal tersebut, guru memiliki tugas untuk mempersiapkan siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis agar pemahaman terhadap apa yang dibaca dapat tercapai. Wawancara peneliti lakukan kepada Ibu IH. selaku wali kelas III pada hari Senin, 6 April 2015 di SD Negeri Somokaton 1. Ibu IH memaparkan bahwa kesulitan membaca dan menulis yang ditemukan pada siswa kelas III sangat beraneka ragam. Sepertiga siswa belum dapat tuntas KKM dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sejauh mana kesulitan siswa dalam kegiatan membaca dan menulis, Ibu IH menjelaskan sebagian siswa sudah lancar, namun sebagian masih mengeja persuku kata. Penerapan EYD titik, koma, seru, tanya belum dipahami karena kesulitan membaca tersebut. Siswa menggalami kesulitan dalam penggunaan huruf kapital, siswa masih kesulitan pada tanda baca, penggunaan spasi yang belum tepat, siswa masih belum membaca dengan intonasi yang jelas, dan siswa mengalami kesulitan pemenggalan kata. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ibu IH menjelaskan kesulitan yang dialami siswa karena belum ada bahan ajar yang yang mendukung untuk berlatih membaca dan menulis. Di sisi lain, Ibu IH sudah terbantu dengan adanya bahan ajar yang diberikan dari pemerintah, akan tetapi bahan ajar belum sesuai dengan kebutuhan belajar siswa yang ada di sekolah tersebut. Ibu IH harus kreatif dalam mengaitkan pelajaran dengan budaya lokal setempat dan menanamkan pendidikan karakter bagi siswa. Ibu IH mengatakan masih perlu adanya modifikasi terhadap bahan ajar yang sudah disediakan agar sesuai dengan kebutuhan siswa di lapangan. Selain itu, Ibu IH mengalami kesulitan untuk membimbing siswa dalam mengasah keterampilan membaca dan menulis. Ibu IH membutuhkan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa agar dapat mempermudah dalam mengajar, sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa. Bahan ajar yang diharapkan mampu digunakan untuk belajar secara mandiri oleh siswa. Bahan ajar memiliki peran pokok dalam proses pembelajaran. Menurut National Center for Vocation Education Research, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas Prastowo, 2014: 138. Berdasarkan kesulitan-kesulitan yang ditemukan, bahan ajar menjadi hal yang terpenting sebagai pedoman dalam mengarahkan dan memberikan materi kepada siswa. Buku merupakan salah satu bahan ajar berbasis cetak Prastowo, 2014: 149. Peneliti akan memusatkan perhatian pada bahan ajar berupa buku untuk membantu meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan bahan ajar yang sesuai, maka peneliti mencoba PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk mengembangkan bahan ajar berupa buku suplemen dengan judul “Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester I di SD Negeri Somokaton 1 ”.

1.2 Rumusan Masalah