25
management tidak dapat disejajarkan dengan fraud yang tidak mencerminkan
kenyataan ekonomi sama sekali.
2. Motivasi Manajemen Laba Earnings Management
Terdapat dua faktor yang umumnya memicu perusahaan melakukan manajemen laba earnings management, yaitu agar saham perusahaan laku
dipasar, dan untuk meningkatkan nilai pasar dari perusahaan Stolowy dan Breton, 2004. Menurut Healy 1985 dan Scott 2000, secara umum
beberapa hal yang memotivasi individu atau badan usaha melakukan tindakan manajemen laba earnings management
di antaranya adalah:
a. Motivasi Bonus
Dalam sebuah perjanjian bisnis, pemegang saham akan memberikan sejumlah insentif dan bonus sebagai feedback atau evaluasi
atas kinerja manajer dalam menjalankan operasional perusahaan. Insentif ini diberikan dalam jumlah relatif tetap dan rutin. Sementara bonus yang
relatif lebih besar nilainya hanya diberikan ketika manajer berada di area pencapaian bonus yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Kinerja
manajemen salah satunya diukur dari pencapaian laba usaha. Pengukuran kinerja
berdasarkan laba
tersebut memotivasi
manajer untuk
meningkatkan laba usaha dan menunjukkan perfoma kinerjanya, hal tersebut tidak menutup kemungkinan peluang dalam melakukan praktik
manajemen laba earnings management .
26
b. Motivasi Utang
Selain melakukan kontrak bisnis dengan pemegang saham, untuk kepentingan ekspansi perusahaan, manajer seringkali melakukan beberapa
kontrak bisnis dengan pihak ketiga, dalam hal ini adalah kreditor. Agar kreditor mau menginvestasikan dananya, tentunya manajer harus
menunjukkan performa yang baik dari perusahaannya sehingga, diperoleh hasil maksimal, yaitu pinjaman dalam jumlah besar. Dalam praktik untuk
menunjukkan performa terbaik itu pun seringkali manajer melakukan praktik manajemen laba earnings management pada laporan
keuangannya. Hal ini juga berlaku untuk perjanjian utang yang menuntut pihak perusahaan agar menjaga rasio keuangannya agar berada pada batas
bawah tertentu.
c. Motivasi Pajak
Tindakan praktik manajemen laba earnings management tidak selalu merujuk pada kepentingan harga saham, namun juga untuk
kepentingan perpajakan. Perusahaan cenderung melaporkan dan menginginkan untuk menyajikan laporan laba fiscal yang lebih rendah dari
nilai sebenarnya. Kecenderungan ini memotivasi manajer untuk bertindak melakukan manajemen laba earnings management agar seolah
– olah laba fiskal yang dilaporkan memang lebih rendah tanpa melanggar aturan
27
dan kebijakan akuntansi perpajakan. Perilaku ini terjadi, dimana manusian yang bersifat oportunis cenderung ingin mendapatkan hasil sebanyak-
banyaknya dengan mengeluarkan sumber daya dengan seminimal mungkin.
d. Motivasi Penjualan Saham
Motivasi ini banyak dilakukan oleh perusahaan yang akan go public
maupun yang telah go public. Perusahaan yang akango public akan melakukan penawaran saham perdananya ke public atau lebih dikenal
dengan istilah Initial Public Offerings IPO untuk memperoleh tambahan modal usaha dari calon investor. Demikian juga dengan perusahaan yang
sudah go public, untuk kelanjutan dan ekspansi usahanya, perusahaan akan menawarkan sahamnya ke public melalui penawaran kedua, penawan
ketiga, dan seterusnya Seasoned Equity Offerings – SEO, melalui
penjualan saham kepada pemilik lama right issue, maupun melakukan akuisisi perusahaan lain.
Proses penjualan saham perusahaan ke public akan direspon positif oleh pasar ketika perusahaan penerbit saham emiten memiliki kinerja
yang baik. Salah satu ukuran kinerja yang dilihat oleh calon investor adalah penyajian laba pada laporan keuangan perusahaan. Kondisi ini