Perkembangan Konvergensi IFRS di Indonesia

18 Berikut merupakan tabel yang berisi tanggal efektif mulai diberlakukannya PSAK, ISAK dan PPSAK untuk diterapkan pada laporan keuangan: Tabel 2.2 Tabel PSAK dan Tanggal Efektif diberlakukan. PSAK Tanggal Efektif PSAK 1 2009 Penyajian Laporan Keuangan 1 Januari 2011 PSAK 2 2009 Laporan Arus Kas 1 Januari 2011 PSAK 3 2010 Laporan Keuangan Interim 1 Januari 2011 PSAK 4 2009 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri 1 Januari 2011 PSAK 7 2010 Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi 1 Januari 2011 PSAK 8 2010 Peristiwa setelah Periode Pelaporan 1 Januari 2011 PSAK 10 2009 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing 1 Januari 2012 PSAK 12 2009 Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama 1 Januari 2011 PSAK 13 2011 Properti Investasi 1 Januari 2012 PSAK 14 2008 Persediaan 1 Januari 2009 PSAK 15 2009 Investasi pada Entitas Asosiasi 1 Januari 2011 PSAK 16 2011 Aset Tetap 1 Januari 2012 PSAK 18 2010 Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya 1 Januari 2012 PSAK 19 2010 Aset Takberwujud 1 Januari 2011 PSAK 22 2010 Kombinasi Bisnis 1 Januari 2011 PSAK 23 2010 Pendapatan 1 Januari 2011 PSAK 24 2010 Imbalan Kerja 1 Januari 2012 PSAK 25 2009 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan 1 Januari 2011 PSAK 26 2011 Biaya Pinjaman 1 Januari 2012 PSAK 28 2010 Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian 1 Januari 2012 PSAK 30 2011 Sewa 1 Januari 2012 PSAK 46 2010 Pajak Penghasilan 1 Januari 2012 PSAK 48 2009 Penurunan Nilai Aset 1 Januari 2011 PSAK 50 2010 Instrumen Keuangan : Penyajian 1 Januari 2012 PSAK 53 2010 Pembayaran Berbasis Saham 1 Januari 2012 PSAK 55 2011 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran 1 Januari 2012 PSAK 56 2010 Laba per Saham 1 Januari 2012 19 Tabel 2.2 Tabel PSAK dan Tanggal Efektifnya Diberlakukan lanjutan PSAK Tanggal Efektif PSAK 57 2009 Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi 1 Januari 2011 PSAK 58 2009 Aset Tidak Lancar yang dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan 1 Januari 2011 PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan 1 Januari 2012 PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah 1 Januari 2012 PSAK 62 Kontrak Asuransi 1 Januari 2012 PSAK 63 Pelaporan Keuangan dan Ekonomi Hiperinflasi 1 Januari 2012 PSAK 64 Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi 1 Januari 2012 Sumber: IAI, 2011 Hasil konvergensi yang telah dilakukan seluruh standar IFRS ke PSAK kecuali IFRS 1 First Time Adoption of International Financial Reporting Standards dan IAS 41 Agriculture. Demikian pula per 20 Desember 2011, DSAK IAI telah menerbitkan 40 standar PSAK, 20 Interprestasi ISAK dan 11 Pencabutan PSAK PPSAK. IAI mewajibkan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI untuk menggunakan PSAK per 1 Januari 2009 yang telah disesuaikan dengan IFRS mulai berlaku sejak 1 Januari 2012. Penerapan IFRS mengubah paradigma kualitas laporan keuangan yang dahulu dititikberatkan pada kualitas informasi dapat diperbandingkan karena berbasis biaya perolehan tetapi, setelah penerapan IFRS kualitas informasi relevan menjadi lebih penting karena penggunaan nilai wajar. Tidak hanya itu tujuan pelaporan keuangan yang sebelumnya ditunjukan sebagai pertanggung jawaban, maka 20 saat ini lebih ditujukan agar pemegang saham dapat melihat potensi baik keuntungan maupun kerugian perusahaan dimasa yang akan datang. Implementasi IFRS merupakan hal yang penting karena meningkatkan daya informasi laporan keuangan dan daya saing perusahaan-perusahaan di Indonesia.

6. Perubahan dalam PSAK

IFRS Convergence telah membawa dunia accounting di Indonesia ke level baru, yaitu: a. PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigma menjadi Fair Value Based. Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali keakuratan berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value based mendominasi perubahan- perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain hal-hal lainnya. Sebagai contoh perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset, apakah terdapat penurunan nilai atas suatu aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini untuk memberikan keakuratan atas suatu suatu laporan keuangan. b. PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based sebagaimana US- GAAP berubah menjadi Prinsiple Based. Rule based adalah manakala segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan batasannya. Sebagai contoh adalah manakala sesuatu materiality 21 ditentukan misalkan diatas 75 dianggap material dan ketentuan- ketentuan jelas lainnya. IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur dalam PSAK update untuk mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan pertimbagan Akuntan atau manajemen perusahaan sebagai dasar acuan untuk kebijakan akuntansi perusahaan. c. Pemutakhiran Update PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal. Pihak perusahaan harus mengeluarkan pengungkapan pengungkapan disclosures penting dan signifikan sehingga para pihak pembaca laporan yang dikeluarkan ke eksternal benar-benar dapat menganalisa perusahaan dengan fakta yang lebih baik.

7. Dampak Konvergensi IFRS

a. Laporan keuangan berbasis IFRS banyak menggunakan professional judgment karena tidak adanya peraturan yang pasti. Hal ini akan meningkatkan relevansi karena dianggap bisa lebih tepat menjelaskan suatu transaksi. IFRS menjanjikan laporan keuangan yang lebih akurat dan komprehensif. b. Laporan keuangan berbasis IFRS meningkatkan daya saing perusahaan di Indonesia pada tingkat global karena informasi yang dihasilkan lebih baik 22 dan kualitas laporan lebih terpercaya. Selain itu, adanya standarisasi internasional membuat laporan keuangan dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan dari berbagai negara dan mengurangi kos investor dalam pemrosesan informasi.

B. Manajemen Laba Earnings Management

Pada sebagian besar pengguna laporan keuangan, laba bersih net income perusahaan merupakan objek yang paling diminati baik oleh investor maupun pengguna laporan keuangan lainnya. Jika informasi laba adalah yang paling diminati diantara informasi lain dalam laporan keuangan, maka informasi ini menjadi acuan dalam mengambil keputusan Sulistiawan, dkk 2011. Cheng dan Gao 2005 menyatakan bahwa terjadi reaksi harga dan volume perdagangan saham pada sekitar tanggal publikasi laba di bursa saham China. Semakin cepat publikasi laba diumumkan maka reaksi pasarnya lebih besar namun, makin lambat publikasi laba diumumkan maka reaksi pasarnya makin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa informasi laba sangat relevan dalam pengambilan keputusan di bursa saham. Fenomena tersebut menggambarkan bahwa informasi laba adalah informasi yang sangat penting dalam investasi saham. Hal tersebut menyebabkan para penyusun laporan keuangan cenderung memanfaatkan bias yang terjadi karena pengguna hanya cenderung melihat