47
tingkat manajemen laba pada periode sesudah IFRS. Pengujian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang telah menggunakan IFRS dalam
pelaporan keuangannya. Pada penelitian ini nilai discretional accrual digunakan sebagai proksi dari adanya manajemen laba, sebelumnya nilai
discretional accrual tersebut akan diabsolutkan terlebih dahulu kemudian
dibandingkan untuk periode waktu sebelum dan sesudah penerapan IFRS dalam pelaporann keuangan.
a. Uji Beda T-test dengan Sampel Berhubungan Related Samples
Apabila data berdistribusi normal, uji hipotesis yang akan digunakan adalah Paired Sample T-Test tetapi, jika data tidak
berdistribusi normal maka pengujian dilakukan dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test
untuk sampel berpasangan. Pada pengujian ini akan dibandingkan sampel yang saling berpasangan, yakni rata-rata
discretional accrual absolut sebelum dan rata-rata discretional accrual
absolut sesudah IFRS. Menentukan formulasi hipotesis :
H : µ
1
= µ
2
= Manajemen laba sesudah pengadopsian IFRS tidak berbeda dibandingkan dengan manajemen laba sebelum IFRS
H
A
: µ
1
≠ µ
2
= Manajemen laba sesudah pengadopsian IFRS berbeda dibandingkan dengan manajemen laba sebelum IFRS
Keterangan: µ
1
= Manajemen laba sebelum adopsi IFRS diproksikan melalui rata-rata discretional accruals absolut
48
µ
2
= Manajemen laba sesudah adopsi IFRS diproksikan melalui rata-rata discretional accruals absolut
1 Menentukan level of significance α
Taraf keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95 dengan level signifikansi sebesar
0,05 α=5. 2 Menentukan kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut: a Apabila t hitung t tabel dan tingkat signifikansi
ɑ 0,05, maka H
yang menyatakan bahwa manajemen laba sesudah pengadopsian IFRS tidak berbeda dari manajemen laba
sebelum pengadopsian IFRS ditolak. Ini berarti manajemen laba sesudah pengadopsian IFRS berbeda dari manajemen laba
sebelum IFRS dan IFRS berpengaruh signifikan terhadap tingkat manajemen laba.
b Apabila t hitung t tabel dan tingkat signifikansi ɑ 0,05,
maka H yang menyatakan bahwa manajemen laba sesudah
pengadopsian IFRS tidak berbeda dari manajemen laba sebelum pengadopsian IFRS diterima. Ini berarti manajemen
laba sesudah pengadopsian IFRS berbeda dari manajemen laba sebelum IFRS dan IFRS tidak berpengaruh signifikan terhadap
tingkat manajemen laba.