53
2. Uji Normalitas
Uji Normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.
Pengambilan keputusan dalam pengujian normalitas ini melihat pada angka probabilitas yaitu dengan membandingkan
nilai p yang diperoleh dengan taraf signifikan yang telah ditentukan yaitu α =
0,05. Apabila nilai p 0,05, maka data terdistribusi normal Ghozali 2009. Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas.
Tabel 4.3 Tabel Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test DA sebelum
IFRS DA sesudah
IFRS
Normal Parameters
a
Mean .27123173
.24826417 Std. Deviation
.204711295 .104647419 Most Extreme
Differences Absolute
.175 .079
Positive .175
.079 Negative
-.137 -.043
Kolmogorov-Smirnov Z 1.625
.728
Asymp. Sig. 2-tailed
.010 .664
a. Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber: Data hasil olahan SPSS
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas dapat diketahui bahwa setiap nilai DA untuk periode sebelum pengadopsian IFRS memiliki nilai p 0,05,
nilai probabilitas ditunjukkan melalui besarnya nilai dari Asymp. Sig. 2- tailed
. Nilai probabilitas DA sebelum pengadopsian IFRS sebesar 0,01, dan nilai probabilitas untuk DA sesudah pengadopsian IFRS memiliki nilai p
54
0,05, sebesar 0,664, sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini data tidak berdistribusi normal.
3. Uji Beda T-test dengan Sampel Berhubungan Related Samples
Uji beda dilakukan dengan menggunakan pengujian statistik statistik non parametrik untuk dua sampel berpasangan yaitu Wilcoxon Signed Rank
Test. Hasil pengukuran discretionary accruals merupakan proksi dari
manajemen laba yang diukur dengan menggunakan the modified Jones Model, kemudian nilai discretionary accruals tersebut harus diabsolutkan. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi bias diantara nilai discretionary accruals. Berikut ini disajikan hasil dari penggunaan SPSS untuk model penelitian:
Tabel 4.4 Tabel Uji Beda Sampel Berpasangan Wilcoxon Signed Rank Test
Ranks
N Mean Rank
Sum of Ranks DA Sesudah IFRS
– DA Sebelum IFRS
Negative Ranks 39a
47.77 1863.00
Positive Ranks 47b
39.96 1878.00
Ties 0c
Total 86
a DASesudah DASebelum b DASesudah DASebelum
c DASesudah = DASebelum
Test Statisticsb
DA Sesudah IFRS
– DA Sebelum IFRS
Z -.032a
Asymp. Sig. 2-tailed .974
a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test
Sumber : hasil olahan SPSS
55
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.4, maka dapat diketahui bahwa selisih antara sampel sebelum dan sesudah yang negatif sebanyak 39
observasi atau dengan kata lain terdapat 39 observasi pada sampel sesudah pengadopsian IFRS yang kurang dari observasi pada sampel sebelum
pengadopsian IFRS. Selisih sampel sebelum pengadopsian IFRS dan sesudah pengadopsian IFRS yang positif sebanyak 47 observasi atau terdapat 47
observasi pada sampel sesudah pengadopsian IFRS yang lebih dari observasi pada sampel sebelum pengadopsian IFRS dengan rata-rata rangkingnya
=39.96, dan jumlah rangking positif = 1878,00, dan rata-rata rangkingnya =47,77, dengan jumlah rangking negatif = 1863,00. Hasil diatas juga
diperoleh nilai Z sebesar -0,032 dan nilai p Asymp. Sig 2 tailed sebesar 0,974. Nilai p 0,974, 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H
dapat diterima.
Berdasarkan hasil statistik, maka hipotesis yang menyatakan bahwa manajemen laba sesudah pengadopsian IFRS tidak berbeda dari manajemen
laba sebelum pengadopsian IFRS diterima.
4. Uji Sensivitas
Uji sensivitas dilakukan untuk menguji apakah nilai discretionary accruals
akan berbeda apabila dilakukan pengelompokan pada perusahaan- perusahaan sampel berdasarkan bidang sektor indutri yang dimiliki. Uji
sensivitas tersebut dibagi menjadi tiga sektor, yaitu :