pengalaman sendiri, bukan dengan cara memaksakan pengetahuan ataupun mempelajari pengalaman orang lain. Selain itu pelatihan memberi manfaat bagi
organisasi lewat peningkatan produktivitas. Selain bermanfaat bagi atasan mereka akan dapat menyisihkan waktu untuk melaksanakan tugas yang lebih besar,
pelatihan juga berguna bagi bawahan karena mereka akan terbantu untuk berkembang dan mengecap keberhasilan.
2.2.4.4. Proses Penyelenggaraan Pelatihan
Setelah tujuan-tujuan pelatihan ditentukan, rancangan pelatihan dapat diselesaikan.
Menurut Mathis dan Jackson 2009:318 Pelatihan dapat dirancang untuk memenuhi sejumlah tujuan berbeda dan dapat diklasifikasikan kedalam berbagai
cara. Jenis-jenis pelatihan yang umum adalah sebagai berikut : 1.
Pelatihan yang dibutuhkan dan rutin : Dilakukan untuk memenuhi berbagai
syarat hukum yang diharuskan dan berlaku sebagai pelatihan untuk semua karyawan Misalnya: Orientasi karyawan baru.
2. Pelatihan pekerjaanteknis
: Memungkinkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab mereka dengan baik Misalnya:
pengetahuan tentang produk, proses dan prosedur teknis, hubungan pelangan. 3.
Pelatihan antar pribadi dan pemecahan masalah : Dimaksudkan untuk
mengatasi masalah operasional dan antarpribadi serta meningkatkan hubungan dalam pekerjaan organisasional Misalnya: komunikasi antarpribadi,
keterampilan-keterampilan manajerialkepengawasan, dan pemecahan konflik.
Universitas Sumatera Utara
4. Pelatihan perkembangan dan inovatif
: Menyediakan fokus jangka panjang untuk meningkatkan kapabilitas individual dan organisasional untuk masa
depan Misalnya: praktik-praktik bisnis, perkembangan eksekutif, dan perubahan organisasional.
Pada Gambar 2.3. diperlihatkan bahwa organisasi harus menentukan kebutuhan-kebutuhan pelatihan spesifiknya.
Sumber : Mondy 2008:214
Gambar 2.3. Proses Pelatihan
LINGKUNGAN EKSTERNAL LINGKUNGAN INTERNAL
Tentukan kebutuhan yang spesifik
Tetapkan tujuan yang spesifik
Pilih metode dan sistem penyampaian
Implementasikan program
Evaluasi program
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mondy 2008:215 langkah pertama dalam proses pelatihan adalah menentukan
kebutuhan-kebutuhan spesifik
pelatihan. Kebutuhan-kebutuhan
pelatihan dan pengembangan bisa ditentukan dengan melakukan analisis pada beberapa level, antara lain :
a. Analisis organisasi:
dari perspektif organisasi secara menyeluruh, misi-misi, tujuan-tujuan, dan rencana-rencana stratejik perusahaan dipelajari, bersama
dengan hasil-hasil perencanaan sumber daya manusia. b.
Analisis tugas: Level analisis berikutnya berfokus pada tugas-tugas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Deskripsi-deskripsi pekerjaan merupakan sumber data yang penting bagi level analisis ini.
c. Analisis orang:
Menentukan kebutuhan pelatihan individual merupakan level terakhir. Pertanyaan-pertanyaan yang relevan adalah:”Siapa yang perlu
dilatih?” dan “Pengetahuan, keterampilan dan kemampuan jenis apa yang dibutuhkan para karyawan?” Penilaian kinerja serta wawancara atau survei
terhadap supervisor dan pemegang pekerjaan sangat membantu pada level ini. Setelah pelatihan dirancang, penyampaian latihan dapat dimulai. Menurut
Mathis dan
Jackson 2009:321
variabel-variabel yang
secara umum
dipertimbangkan adalah sebagai berikut : a.
Sifat pelatihan b.
Bahan pelatihan c.
Jumlah peserta pelatihan d.
Individual versus tim
Universitas Sumatera Utara
e. Sumber-sumber daya pelatihan
f. Biaya-biaya
g. Lokasi geografis
h. Waktu yang diberikan
i. Jangka waktu penyelesaian.
2.2.4.5. Metode Pelatihan