35
Model active learning tipe keep on learning merupakan salah satu cara yang dapat
membantu keberlangsungan
pembelajaran tetap  terjaga.
Dalam penerapannya cara ini akan dapat memberikan kelanjutan dari pembelajaran yang
telah  diterima  dikelas.  Model  active  learning  tipe  keep  on  learning  ini memungkinkan  siswa  menemukan  cara-cara  untuk  terus  mempelajari  mata
pelajaran  yang  diajarkan.  Siswa  mendapat  kesempatan  untuk  belajar  diluar  jam pelajaran di kelas sesuai dengan  minat dan cara lain  yang dapat mereka  lakukan.
Siswa  dapat  berdiskusi  dengan  kelompok  mengenai  materi  yang  telah  diajarkan yang didapatkan dari berbagai sumber diluar kelas.
F. Penelitian  Relevan
1. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Yudha  Mahardika  2013  dalam  skripsinya
yang  berjudul  “Upaya  Peningkatan  Aktivitas  Belajar  Peserta  Didik  Kelas  X Akuntansi 3 dengan Model Active Learning teknik Guided Teaching dan Keep On
Learning di  SMK  1  Godean  Tahun  Ajaran  20122013”  menyimpulkan  bahwa
terjadi  peningkatan  aktivitas  belajar  siswa  Kelas  X  Akuntansi  3  Sekolah Menengah  Kejuruan  1  Godean  tahun  ajaran  20122013  setelah  menggunakan
model active learning teknik guided teaching dan keep on learning. Hal ini dibuktikan pada rata-rata aktivitas belajar peserta didik pada siklus I
menunjukkan 75,52. Sedangkan hasil presentase capaian untuk siklus ke II naik menjadi 94,70 dengan memperoleh peningkatan sebesar 19,18. Jadi indikator
keberhasilan  pada  aktivitas  belajar  siswa  kelas  X  Akuntansi  3  SMK  1  Godean telah tercapai.
36
2. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Marsiyanti    Indriani  2015  dalam
skripsinya  yang  berjudul  “Upaya  meningkatkan  hasil  belajar PKn  menggunakan Model  Active  Learning  Tipe  Role  Reversal  Question  Pada  Siswa  Kelas  V  SD  N
Minomartani  6,  Sleman,  Yogyakarta”  menyimpulkan  bahwa  terjadi  peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas V SD N Minomartani 6, Sleman, Yogyakarta setelah
menggunakan model active learning tipe role reversal question. Hal  ini  dibuktikan  pada  jumlah  siswa  yang  memperoleh  nilai  ≥70
mengalami peningkatan yakni sebesar 25 kondisi awal 44 meningkat menjadi 69.  Nilai  rata-rata  pada  siklus  I  sebesar  8,75  dimana  kondisi  awal  adalah
66,53  meningkat  menjadi  75,27.  Pada  siklus  I  jumlah  siswa  yang  memperoleh nilai ≥70 sebesar 69 meningkat sebesar 28 menjadi 97 pada siklus II. Nilai
rata-rata  hasil  belajar  siswa  pada  siklus  I  75,27  meningkat  sebesar  10,97 menjadi 86,25 pada siklus II.
Kedua  penelitian  tersebut  relevan  dengan  penelitian  yang  akan  dilakukan. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Yudha  Mahardika  dengan  judul  “Upaya
Peningkatan  Aktivitas Belajar Peserta Didik  Kelas X Akuntansi 3 dengan Model Active  Learning  teknik  Guided  Teaching  dan  Keep  On  Learning  di  SMK  1
Godean  Tahun  Ajaran  20122013”  mempunyai  relevansi  dengan  penelitian  ini dalam  hal  tipe  pembelajaran  keep  on  learning.  Perbedaan  dengan  penelitian  ini
adalah  tipe  keep  on  learning  dalam  penelitian  tersebut  diterapkan  pada  mata pelajaran akuntansi di kelas X SMK, sedangkan dalam penelitian ini tipe  keep on
learning  diterapkan  dalam  mata  pelajaran  PKn  di  kelas  V  sekolah  dasar. Penelitian  kedua
yang dilakukan oleh Marsiyanti Indriyani dengan judul “Upaya
37
meningkatkan  hasil  belajar PKn  menggunakan Model  Active Learning  Tipe  Role Reversal  Question  Pada  Siswa  Kelas  V  SD  N  Minomartani  6,  Sleman,
Yogyakarta” mempunyai relevansi dengan penelitian ini dalam hal meningkatkan hasil  belajar  PKn  kelas  V  sekolah  dasar  dengan  model  active  learning.
Perbedaannya  adalah  bahwa  penelitian  tersebut  menggunakan  tipe  role  reversal question sedangkan penelitian ini menggunakan tipe keep on learning.
G. Kerangka Berpikir