Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

74 Pada siklus II kegiatan siswa lebih terarah. Guru sudah melaksanakan kegiataan pembelajaran sesuai dengan rencana yang dibuat dan hasil refleksi dari siklus I sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebelum diskusi kelompok dimulai. Selama diskusi kelompok dilaksanakan, guru berkeliling untuk memastikan semua siswa dapat terlibat dalam diskusi dan untuk membantu siswa jika menemui kesulitan. Guru memberikan motivasi lebih terhadap siswa agar dapat terlibat penuh dalam pengerjaan tugas di luar kelas dan pembuatan rangkuman. Upaya perbaikan ini terlihat hasilnya yaitu hasil belajar kognitif siswa telah meningkat dari siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada pelaksanaan pembelajaran PKn menggunakan model active learning tipe keep on learning, hasil belajar kognitif PKn pada sikus II sudah mencapai kriteria keberhasilan tindakan. Siswa yang mencapai kriteria keberhasilan tindakan pada siklus II adalah 23 siswa atau 95,8 dari jumlah siswa. Itu artinya 95,8 dari j umlah siswa memperoleh nilai ≥75. Dari hasil yang telah terpenuhi maka dari itu penelitian ini dihentikan pada siklus II.

B. Pembahasan

Pada tahap pra tindakan yang diberikan pada 24 siswa, diperoleh nilai rata- rata hasil belajar sebesar 68,08. Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 berjumlah 6 siswa atau 25 , sedangkan 18 siswa atau 75 dari jumlah siswa memperoleh nilai 75. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif 75 siswa untuk mata pelajaran PKn di SDN Kraton Yogyakarta masih cukup jauh dari target yang diharapkan. Untuk itu peneliti merasa perlu melakukan penelitian tindakan guna meningkatkan hasil belajar kognitif yang belum sesuai dengan harapan. Melihat hal tersebut, peneliti berusaha meningkatkan hasil belajar kognitif PKn pada siswa kelas V SDN Kraton Yogyakarta dengan menggunakan model active learning tipe keep on learning. Pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 16,59 yaitu dari 68,08 pada kondisi awal menjadi 79,38. Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 mengalami peningkatan sebesar 37,5 dari kondisi awal 25 menjadi 62,5. Hal ini membuktikan bahwa tindakan pada siklus I memiliki pengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran PKn. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada siklus I disebabkan oleh model active learning tipe keep on learning yang diterapkan oleh guru. Model active learning tipe keep on learning menekankan pada keberlanjutan belajar siswa ketika pembelajaran di kelas telah selesai Silberman 2016 : 281. Pelaksanaan pembelajaran dimodifikasi dengan mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan siswa. Kegiatan pembelajaran diawali dengan penjelasan guru mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Siswa dibagi menjadi enam kelompok dengan jumlah anggota masing-masing empat siswa. Siswa secara berkelompok mendiskusikan materi pembelajaran dan sumber-sumber yang akan digunakan dalam mengerjakan tugas kelompok dan pembuatan rangkuman. Guru 76 memberikan motivasi kepada siswa agar tetap dapat belajar walaupun pembelajaran di kelas telah selesai. Pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menerapkan model active learning tipe keep on learning pada siklus I sudah berjalan dengan baik. Terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki yaitu guru menjelaskan kegiatan pembelajaran saat siswa sedang melakukan diskusi secara berkelompok dan siswa masih kurang terlibat dalam kegiatan kelompok berupa diskusi, pengerjaan tugas dan pembuatan rangkuman. Berasarkan pengamatan pada siklus I pertemuan pertama, guru menjelaskan kegiatan pembelajara saat diskusi kelompok dimulai. Hal tersebut yang menjadikan kendala, karena guru seharusnya menjelaskan kegiatan pembelajaran sebelum melakukan diskusi. Siswa menjadi kurang fokus dengan materi yang sedang didiskusikan. Kendala lain adalah beberapa siswa yang masih kurang terlibat dalam diskusi kelompok di dalam kelas. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang dapat berdiskusi dengan kelompoknya mengenai sumber-sumber yang akan digunakan dalam mengerjakan tugas kelompok dan membuat rangkuman. Pada pertemuan kedua, diketahui bahwa beberapa siswa belum terlibat dalam pengerjaan tugas kelompok dan pembuatan rangkuman. Kendala yang muncul pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II guru menjelaskan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu pada awal kegiatan. Setelah siswa mengerti, kegiatan selanjutnya baru dilakukan. Guru selalu membimbing dan mengarahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga memberikan dorongan serta motivasi kepada siswa agar aktif dalam pembelajaran. Guru juga memberikan dorongan 77 serta motivasi kepada siswa agar aktif dalam pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Sugihartono, dkk 2007: 85 salah satu peran guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai motivator. Sebagai seorang motivator, guru dituntut untuk mampu mendorong siswanya agar senantiasa memiliki motivasi tinggi dan aktif dalam belajar. Dalam hal ini guru memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa untuk dapat tetap belajar walaupun pembelajaran di kelas telah selesai. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II yang dilakukan guru lebih baik daripada siklus I. Guru sudah menerapkan dan mengorganisasikan pembelajaran PKn menggunakan model active learning tipe keep on learning dengan lebih baik. Kegiatan siswa dalam pembelajaran lebih terkondisi dan berurutan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Seluruh siswa sudah terlibat dalam kegiatan kelompok berupa pengerjaan tugas dan pembuatan rangkuman. Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus II menunjukkan bahwa siswa lebih termotivasi dan bersemangat dalam belajar terlihat dari keterlibatan siswa dalam kegiatan kelompok berupa pengerjaan tugas yang sudah lebih baik diketahui dari pemaparan hasil diskusi kelompok. Guru mengecek keterlibatan siswa melalui ketua kelompok dan siswa lain dalam kelompok. Guru juga mengecek apakah siswa mengumpulkan hasil rangkuman yang dibuat. Sumber- sumber belajar yang digunakan siswa lebih beragam yaitu siswa menggunakan sumber berupa vidyang diakses melalui internet. Seperti siklus I, pada akhir 78 pertemuan kedua siklus II dilakukan evaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Hasil belajar kognitif siswa setelah dilakukan perbaikan tindakan pada siklus II mengalami kenaikan secara signifikan dari pra tindakan, siklus I dan sikus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa naik 16,59 dari kondisi awal 68,08 menjadi 79,38 pada siklus I, dan meningkat lagi 8,13 menjadi 85,83 pada siklus II. Siswa yang memperoleh nilai ≥75 meningkat 37,5 dari kondisi awal 25 menjadi 62,5 pada siklus I, dan meningkat lagi 33,3 menjadi 95,8 pada siklus II. Dengan demikian siklus II sudah mencapai kriteria keberhasilan tindakan yang ditentukan yaitu 75 dari j umlah siswa memperoleh nilai ≥75, sehingga penelitian berhenti pada siklus II. Peningkatan yang terjadi pada siklus I dan sikus II tidak terlepas dari peran guru yang telah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model active learning tipe keep on learning pada mata pelajaran PKn sesuai dengan karakteristik model active learning seperti dijelaskan oleh Bonwell Hamid, 2011: 49-50 yaitu kegiatan pembelajaran menekankan pada aktivitas belajar siswa dan pembelajaran menuntut siswa tidak hanya pasif mendengarkan penjelasan guru. Kegiatan pembelajaran lebih didominasi pada aktivitas siswa dalam memperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan bimbingan guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim dan Sukmadinata 2010: 27 bahwa dalam pembelajaran guru hendaknya merencanakan pengajaran yang menuntut aktivitas siswa. Dengan menerapkan model active learning tipe keep on learning siswa tidak hanya aktif dalam pembelajaran, namun juga dibina untuk memiliki sikap cerdas, trampil, 79 berfikir kritis, kreatif, sesuai dengan tujuan dan fungsi PKn Permendiknas No.22 Tahun 2006.

C. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 METRO BARAT

0 6 70

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V B SD NEGERI 10 METRO PUSAT

0 7 78

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA (PTK Pada Siswa Kelas VII MTS Negeri Surakarta I

0 2 12

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA (PTK Pada Siswa Kelas VII MTS Negeri Surakarta II

0 5 14

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS III SDN WINONGO TIRTONIRMOLO, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 0 152

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LAMBANG BILANGAN ROMAWI PADA SISWA KELAS IVA SDN TUKANGAN YOGYAKARTA.

1 14 187

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE ROLE REVERSAL QUESTION PADA SISWA KELAS V SD N MINOMARTANI 6 SLEMAN YOGYAKARTA.

9 81 234

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN KEDUNGMULYO KECAMATAN JAKENAN PATI

0 0 24

PENERAPAN PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI MADRASAH

0 0 13

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN Muncarno FKIP Universitas Lampung Email: muncarnogmail.com Abstract - PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAIN

0 0 11