Peningkatan Mutu Penilaian Pelaksanaan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional

commit to user 20 maju seperti: penerapan standar belajar, standar mengajar, persiapan pembelajaran, penentuan indikator hasil belajar, pemilihan bahan ajar, strategi pembelajaran, pengelolaan kelas, pemilihan alat peraga pembelajaran, dan pemilihan sumber belajar. Menurut Whicker, et al 1997, efek positif dari pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan prestasi, sikap, kemampuan berpikir yang lebih tinggi, dan kepercayaan diri peserta didik. model penemuan terbimbing dapat menjadi salah satu pembelajaran menyenangkan dan efektik Dumitrascu 2009. Mutu pembelajaran ditingkatkan dengan dukungan penerapan TIK pada semua mata pelajaran serta menggunakan bahasa Inggris untuk kelompok sains dan matematika di jurusan IPA. Pengembangan berikutnya untuk mata pelajaran ekonomi pada jurusan IPS.

2. Peningkatan Mutu Penilaian

Menurut Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA bertaraf internasional R-SMA-BI, sekolah perlu mengembangkan instrumen penilaian autentik yaitu penilaian yang diperoleh dari proses pembelajaran yang mengukur tiga ranah penilaian, yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif, termasuk penilaian portofolio. Hasil belajar peserta didik dapat diukur melalui ujian sekolah, ujian nasional, dan ujian internasional yang diperkaya dengan model penilaian sekolah unggul dari Negara maju yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Ujian sekolah dan ujian nasional bersifat wajib. Ujian internasional bersifat pilihan, karena memerlukan dukungan dana dari orang tua atau stakeholder, namun sekolah commit to user 21 harus berupaya memfasilitasi peserta didik yang ingin mengikuti ujian internasional tersebut untuk mendapatkan sertifikat internasional. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Sistem Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip berbasis kompetensi, yaitu bahwa penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi. Penilaian pencapaian kompetensi diukur berdasarkan indikator keberhasilan belajar yang dikembangkan dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Penilaian dilakukan untuk mengukur tiga aspek berikut: a. Kognitif Pengetahuan dan Pemahaman Konsep b. PsikomotorikPraktik c. Afektif Sikap meliputi penilaian terhadap motivasi, partisipasi, kedisiplinan. Adapun mata pelajaran tertentu dengan penilaian aspek tertentu ditentukan berdasarkan aspek yang paling dominan. Penilaian dilakukan menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisiranking seseorang terhadap kelompoknya. Sistem penilaian yang dilakukan adalah sistem penilaian berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya commit to user 22 dianalisis untuk menentukan Kompetensi Dasar yang telah dan belum dicapai, serta untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses belajar selanjutnya, program, remidi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria Ketuntasan Minimal KKM dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi KKM. Penilaian dilakukan dengan cara: Tabel 2.1 Tata Cara Penilaian KKM peserta didik. TES NON-TES 1. Tes Lisan 2. Tes Tulis dari tes subyektif dan tes obyektif 3. Unjuk kerjapraktik 1. Produk 2. Portofolio kumpulan karangan, naskah pidato, laporan dan sebagainya 3. Tingkah laku skala sikap, penilaian diri, pengamatan perilaku, kuisioner, buku harian Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran authentic assessment maupun hasil akhir pembelajaran. Penilaian selama proses pembelajaran dilakukan melalui penugasan, pengamatan dan atau portofolio. Penilaian hasil akhir pembelajaran dilakukan melalui tes tertulis, hasil karyaproduk dan ujian praktik Aturan tentang penilaian dalam SBI diatur dalam Permendiknas No. 78 Tahun 2009 pasal 15 sebagai berikut: a. SBI menerapkan standar penilaian yang diperkaya dengan system penilaian pendidikan sekolah unggul di Negara anggota OECD atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. commit to user 23 b. SBI menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan model penilaian berbasis teknologi informasi dan komunikasi. c. Peserta didik SBI wajib mengikuti ujian nasional. d. BI melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum satuan pendidikan yang bersangkutan. e. SBI dapat melaksanakan ujian sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dalam bahasa Inggris atau bahasa asing. f. SBI dapat memfasilitasi peserta didiknya untuk mengakses sertifikasi yang diakui secara internasional danatau mengikuti ujian akhir sekolah yang sederajat dari Negara anggota OECD atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Menurut Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA bertaraf internasional R-SMA-BI Standar Penilaian pada Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional secara umum mengacu kepada beberapa hal berikut ini: a. Prinsip Penilaian Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada data sahih yang diperoleh berdasarkan prinsip-prinsip penilaian melalui prosedur dan instrumen yang memenuhi persyaratan. Prinsip penilaian mengacu kepada standar penilaian meliputi: mendidik, terbuka, transparan, menyeluruh, terpadu, obyektif, berkesinambungan, adil, dan menggunakan acuan criteria. commit to user 24 b. Mekanisme Penilaian 1 Penilaian dilakukan oleh dua pihak, yaitu pendidik dan sekolah. 2 Penilaian oleh pendidik dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan membuat keputusan tentang peserta didik mengenai unit kompetensi dasar. 3 Sekolah melakukan penilaian untuk mengumpulkan data tentang peserta didik menyangkut ketercapaian standar kompetensi seluruh mata pelajaran. 4 Penilaian dilakukan dalam bentuk ulangan harian dan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, dan kelulusan ditetapkan menggunakan Nilai Batas Ambang Kompetensi NBAK ideal 75. Peserta didik yang tidak mencapai NBAK diberikan program remidi. c. Prosedur Penilaian Prosedur penilaian harus dirancang secara cermat, meliputi kegiatan sebagai berikut: 1 Pada saat mengembangkan silabus, pendidik mengembangkan indikator pencapaian penguasaan kompetensi dasar dan teknik penilaian yang relevan. 2 Pada saat mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, pendidik melengkapi contoh instrument. 3 Pada saat mengembangkan instrumen untuk ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas, pendidik terlebih commit to user 25 dahulu menyusun kisi-kisi yang memuat indikator yang representatif terhadap indikator-indikator yang ada di dalam silabus. 4 Pemberitahuan kepada peserta didik kapan suatu teknik penilaian akan diterapkan. 5 Pelaksanaan ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, maupun ulangan kenaikan kelas dilaksanakan dengan prosedur yang benar yang menjamin azas-azas penilaian sebagaimana sudah ditetapkan dalam prinsip penilaian. d. Intrumen Penilaian 1 Pengembangan instrumen penilaian dilakukan dengan prosedur yang benar sesuai degan kaidah pengembangan setiap jenis instrumen. 2 Instrumen yang digunakan dalam ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas dianalisis, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif memenuhi persyaratan sebagai instrumen beracuan kriteria. 3 Instrumen yang digunakan bervariasi sesuai dengan kompetensi yang akan diukur. Strategi asesmen seperti performance test, portofolio, test paper and pencil,dan asesmen authentic. Serta instrumen lain yang dikembangkan oleh Sekolah, termasuk standar penilaian. 4 Pola penilaian yang selama ini memberi penekanan pada aspek produk ilmiah pada ranah kognitif level rendah perlu segera disesuaikan. Berbagai referensi menyebutkan bahwa diperlukan pola penilaian proses disamping produk dan penilaian yang komprehensif yang menyangkut kognitif tingkat tinggi. Pola penilaian yang berbentuk commit to user 26 problem based yang memerlukan kemampuan berpikir analisis-sintesis sangat cocok dengan pendidikan bertaraf internasional. Kriteria standar penilaian yang dapat sekolah kembangkan sebagai berikut: Tabel 2.2 Kriteria Keunggulan Standar Penilaian SMA-BI No. Standar SMA-BI Kriteria Keunggulan SMA-BI 1. Pendidik melaksanakan penilaian yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dalam pelaksanaan pembelajaran  Pendidik menggunakan instrumen evaluasi aspek kognitif dengan tingkat validitas soal yang terukur.  Pendidik menggunakan instrumen evaluasi afektif secara proporsional.  Pendidik menggunakan instrumen evaluasi psikomotor secara proporsional.  Sekolah memiliki model yang mengintegrasikan sistem penilaian dalam ketiga ranah sebagai ukuran efektivitas kinerja belajar peserta didik. 2. Pendidik melaksanakan penilaian proses  Pendidik memiliki dokomen hasil penilaian proses.  Pendidik menggunakan sistem pengolahan hasil penilaian proses dalam mengukur efektivitas kinerja belajar. 3. Pendidik melaksanakan penilaian portopolio  Sekolah menetapkan standar dalam pengelolaan data portopolio peserta didik. 4. Sekolah melaksanakan ujian untuk mengukur kinerja belajar untuk memperoleh sertifikasi bertaraf internasional  Sekolah melakukan kerjasama dengan lembagainstitusi internasional dalam melaksanakan pengujian peserta didik agar memperoleh sertifikat internasional. 5. Sekolah menggunakan soal-soal olimpiade untuk menguji tingkat penguasaan pengetahuan peserta didik  Pendidik menggunakan soal-soal olimpiade untuk melakukan pengujian tingkat kesiapan daya kompetisi peserta didik dalam menghadapi olimpiade. commit to user 27

3. Peningkatan Mutu Kompetensi Lulusan