Penilaian untuk Belajar dan Peningkatan Standar Penilaian Otentik

commit to user 60

4. Penilaian untuk Belajar dan Peningkatan Standar

Upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlukan kualitas sistem penilaian. Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional Tahun 2003 pasal 58 ayat 1 bahwa “evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan”. Pada dasarnya, penilaian umumnya memiliki misi untuk memperbaiki standar, tidak sekedar mengukur peserta didik. Dorongan utama dibalik gerakan standarisasi yang sekarang lagi digalakkan oleh Badan Standar Nasional pendidikan BSNP adalah harapan bahwa seluruh peserta didik bisa mencapai standar yang tinggi. Sehingga luaran pendidikan kita dapat bersaing ditingkat global. Weeden, Winter, Brodfoot 2002 dalam Harun dan Mansur 2007 menyatakan prestasi belajar peserta didik dapat ditingkatkan jika pendidik: a. Menyusun rencana secara cermat. b. Memiliki tujuan pembelajaran yang jelas. c. Pescaya pada perserta didiknya d. Memberikan umpan balik yang tepat e. Melibatkan peserta didik dalam proses penilaian.

5. Penilaian Otentik

Istilah penilaian otentik belakang ini telah banyak digunakan dalam pendidikan. Penggunaan istilah otentik formal yang pertama dalam konteks pembelajaran dan penilaian dilakukan oleh Archbald dan Newmann 1988. commit to user 61 Penilaian tentang prestasi otentik menekankan sifat, pencapaian, atau pembelajaran atau penilaian otentik menekankan sebuah cara penilaian dan membiarkan sifat pencapaian prestasi sendiri tanpa diuji. Menurut Permendiknas No.41 Tahun 2007 Standar Proses lampiran IV: Penilaian Otentik merupakan usaha untuk mengukur atau memberikan penghargaan atas kemampuan seseorang yang benar-benar menggambarkan apa yang dikuasainya. Asesmen otentik adalah jawaban terhadap kritik bahwa asesmen yang dilakukan pendidik kebanyakan adalah paper and pencil test yang lebih berorientasi kepada pengujian pengetahuan Peserta didik yang bersifat kognitif danatau teoretis. Berikut ini diberikan penjelasan mengenai authentic assessment, yang diambil dari http:jonathan.mueller.faculty.noctrl.edu. Authentic asessment AA didefinisikan sebagai “A form of assessment in which students are asked to perform real-world tasks that demonstrate meaningful application of essential knowledge and skills”. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa asesmen otentik adalah asesmen di mana para peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan aplikasi dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam kelas ke kejadian nyata. Beberapa orang mengatakan AA adalah performance assessment asesmen kinerja, sebab lebih menitikberatkan kepada kinerja daripada pengetahuan semata, atau alternative assessment asesmen alternatif, sebab berbeda dengan asesmen tradisional, atau direct assessment asesmen langsung, sebab AA commit to user 62 menyediakan bukti langsung dari aplikasi pengetahuan. http: budiyono.staff.fkip.uns.ac.id20100510seminar-nasional-5-mei-2010_ftn2

E. Sistem Penilaian Pembelajaran Matematika Berbasis Kompetensi