commit to user
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sekolah Bertaraf Internasional
Di dalam Panduan Penyelenggaraan RSMABI 2009:9 dijelaskan pengertian Sekolah Bertaraf Internasional adalah satuan pendidikan yang
diselenggarakan dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan SNP dan diperkaya dengan standar salah satu negara anggota Organizatian for Economic
Co-opration and Development OECD danatau negara maju lainnya. Dari pengertian tersebut maka pengertian SMA BI adalah SMA Nasional
yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan SNP Indonesia dan mengembangkan keunggulan yang mengacu pada
peningkatan daya saing yang setara dengan mutu sekolah-sekolah unggul tingkat internasional.
Dengan pengertian ini, SMA BI dirumuskan sebagai berikut:
SNP Standar Nasional Pendidikan adalah standar minimal yang harus dipenuhi Oleh satuan pendidikan meliputi standar: isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik
dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Sedangkan “X” dapat berupa pengaturan, pengayaan, pengembangan,
perluasan, dan pendalaman pada peningkatan mutu pendidikan yang mengacu pada standar mutu pendidikan bertaraf internasional pada negara-negara OECD
SMA Bertaraf Internasional = SNP + X
commit to user
18
dan negara-negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.
Untuk mewujudkan SMA bertaraf internasional, Direktorat Pembinaan SMA mengembangkan program Rintisan SMA Bertaraf Internasional RSMABI
dengan menerapkan beberapa strategi utama. Pertama, pengembangan sumberdaya manusia, modernisasi manajemen dan kelembagaan. Kedua,
melakukan konsolidasi untuk menemukan praktek yang baik dan pelajaran yang dapat dipetik baik melalui lokakarya atau seminar dalam meningkatkan mutu
pembelajaran.
B. Pelaksanaan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional
Pelaksanaan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional meliputi:
1. Proses Pembelajaran
Gagne dan Briggs 1979:3 instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang
berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang
bersifat internal. Proses pembelajaran SBI diatur dalam Permendiknas Nomor 78 Tahun
2009 pasal 5 sebagai berikut: a.
SBI melaksanakan standar proses yang diperkaya dengan model proses pembelajaran di Negara anggota OECD atau Negara maju lainnya.
commit to user
19
b. Proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 menerapkan
pendekatan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan kontekstual.
c. SBI dapat menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris dan atau
bahasa asing lainnya yang digunakan dalam forum internasional bagi mata pelajaran tertentu.
d. Pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia, pendidikan agama, dan
pendidikan kewarganegaraan, pendidikan sejarah dan muatan local menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia.
e. Penggunaan bahasa pengantar bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
Proses pembelajaran harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif. Proses pembelajaran memberikan ruang yang cukup untuk peserta didik agar memiliki akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul,
kepemimpinan, jiwa entrepreneuship, jiwa patriot, jiwa inovator, prakarsa, kreativitas, kemandirian berdasarkan bakat, minat dan perkembangan fisik
maupun psikologisnya secara optimal yang terintegrasi pada keseluruhan kegiatan pembelajaran.
Pendidikan harus dapat mengembangkan proses pembelajaran yang membangun pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi yang efektif dan efisien. Mutu proses pembelajaran ditingkatkan dengan menerapkan model-model pembelajaran yang secara
nyata telah berhasil diterapkan dengan baik pada sekolah unggul dari Negara
commit to user
20
maju seperti: penerapan standar belajar, standar mengajar, persiapan pembelajaran, penentuan indikator hasil belajar, pemilihan bahan ajar, strategi
pembelajaran, pengelolaan kelas, pemilihan alat peraga pembelajaran, dan pemilihan sumber belajar. Menurut Whicker, et al 1997, efek positif dari
pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan prestasi, sikap, kemampuan berpikir yang lebih tinggi, dan kepercayaan diri peserta didik.
model penemuan terbimbing dapat menjadi salah satu pembelajaran menyenangkan dan efektik
Dumitrascu 2009.
Mutu pembelajaran ditingkatkan dengan dukungan penerapan TIK pada semua mata pelajaran serta menggunakan bahasa Inggris
untuk kelompok sains dan matematika di jurusan IPA. Pengembangan berikutnya untuk mata pelajaran ekonomi pada jurusan IPS.
2. Peningkatan Mutu Penilaian
Menurut Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA bertaraf internasional R-SMA-BI, sekolah perlu mengembangkan instrumen
penilaian autentik yaitu penilaian yang diperoleh dari proses pembelajaran yang mengukur tiga ranah penilaian, yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif,
termasuk penilaian portofolio. Hasil belajar peserta didik dapat diukur melalui ujian sekolah, ujian nasional, dan ujian internasional yang diperkaya
dengan model penilaian sekolah unggul dari Negara maju yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Ujian sekolah dan ujian
nasional bersifat wajib. Ujian internasional bersifat pilihan, karena memerlukan dukungan dana dari orang tua atau stakeholder, namun sekolah
commit to user
21
harus berupaya memfasilitasi peserta didik yang ingin mengikuti ujian internasional tersebut untuk mendapatkan sertifikat internasional.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Sistem
Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip berbasis kompetensi, yaitu bahwa penilaian
dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi. Penilaian pencapaian kompetensi diukur berdasarkan indikator keberhasilan belajar yang
dikembangkan dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Penilaian dilakukan untuk mengukur tiga aspek berikut:
a. Kognitif Pengetahuan dan Pemahaman Konsep
b. PsikomotorikPraktik
c. Afektif Sikap meliputi penilaian terhadap motivasi, partisipasi,
kedisiplinan. Adapun mata pelajaran tertentu dengan penilaian aspek tertentu
ditentukan berdasarkan aspek yang paling dominan. Penilaian dilakukan menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisiranking seseorang terhadap kelompoknya. Sistem
penilaian yang
dilakukan adalah
sistem penilaian
berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
commit to user
22
dianalisis untuk menentukan Kompetensi Dasar yang telah dan belum dicapai, serta untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik.
Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses belajar selanjutnya, program, remidi bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah kriteria Ketuntasan Minimal KKM dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi KKM. Penilaian
dilakukan dengan cara: Tabel 2.1 Tata Cara Penilaian KKM peserta didik.
TES NON-TES
1. Tes Lisan
2. Tes Tulis dari tes subyektif
dan tes obyektif 3.
Unjuk kerjapraktik 1.
Produk 2.
Portofolio kumpulan karangan, naskah pidato, laporan dan sebagainya
3. Tingkah laku skala sikap, penilaian
diri, pengamatan perilaku, kuisioner, buku harian
Penilaian dilakukan
selama proses
pembelajaran authentic
assessment maupun hasil akhir pembelajaran. Penilaian selama proses pembelajaran dilakukan melalui penugasan, pengamatan dan atau portofolio.
Penilaian hasil akhir pembelajaran dilakukan melalui tes tertulis, hasil karyaproduk dan ujian praktik
Aturan tentang penilaian dalam SBI diatur dalam Permendiknas No. 78 Tahun 2009 pasal 15 sebagai berikut:
a. SBI menerapkan standar penilaian yang diperkaya dengan system
penilaian pendidikan sekolah unggul di Negara anggota OECD atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang
pendidikan.
commit to user
23
b. SBI menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan model
penilaian berbasis teknologi informasi dan komunikasi. c.
Peserta didik SBI wajib mengikuti ujian nasional. d.
BI melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum satuan pendidikan yang bersangkutan.
e. SBI dapat melaksanakan ujian sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat
4 dalam bahasa Inggris atau bahasa asing. f.
SBI dapat memfasilitasi peserta didiknya untuk mengakses sertifikasi yang diakui secara internasional danatau mengikuti ujian akhir sekolah yang
sederajat dari Negara anggota OECD atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.
Menurut Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA bertaraf internasional R-SMA-BI Standar Penilaian pada Program Rintisan SMA
Bertaraf Internasional secara umum mengacu kepada beberapa hal berikut ini: a.
Prinsip Penilaian Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada data
sahih yang diperoleh berdasarkan prinsip-prinsip penilaian melalui prosedur dan instrumen yang memenuhi persyaratan. Prinsip penilaian
mengacu kepada standar penilaian meliputi: mendidik, terbuka, transparan, menyeluruh, terpadu, obyektif, berkesinambungan, adil, dan menggunakan
acuan criteria.
commit to user
24
b. Mekanisme Penilaian
1 Penilaian dilakukan oleh dua pihak, yaitu pendidik dan sekolah.
2 Penilaian oleh pendidik dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan
membuat keputusan tentang peserta didik mengenai unit kompetensi dasar.
3 Sekolah melakukan penilaian untuk mengumpulkan data tentang
peserta didik menyangkut ketercapaian standar kompetensi seluruh mata pelajaran.
4 Penilaian dilakukan dalam bentuk ulangan harian dan ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, dan kelulusan ditetapkan menggunakan Nilai Batas Ambang Kompetensi
NBAK ideal 75. Peserta didik yang tidak mencapai NBAK diberikan program remidi.
c. Prosedur Penilaian
Prosedur penilaian harus dirancang secara cermat, meliputi kegiatan sebagai berikut:
1 Pada saat mengembangkan silabus, pendidik mengembangkan indikator
pencapaian penguasaan kompetensi dasar dan teknik penilaian yang relevan.
2 Pada saat mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran,
pendidik melengkapi contoh instrument. 3
Pada saat mengembangkan instrumen untuk ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas, pendidik terlebih
commit to user
25
dahulu menyusun kisi-kisi yang memuat indikator yang representatif terhadap indikator-indikator yang ada di dalam silabus.
4 Pemberitahuan kepada peserta didik kapan suatu teknik penilaian akan
diterapkan. 5
Pelaksanaan ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, maupun ulangan kenaikan kelas dilaksanakan
dengan prosedur yang benar yang menjamin azas-azas penilaian sebagaimana sudah ditetapkan dalam prinsip penilaian.
d. Intrumen Penilaian
1 Pengembangan instrumen penilaian dilakukan dengan prosedur yang
benar sesuai degan kaidah pengembangan setiap jenis instrumen. 2
Instrumen yang digunakan dalam ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas dianalisis, baik secara kualitatif maupun secara
kuantitatif memenuhi persyaratan sebagai instrumen beracuan kriteria. 3
Instrumen yang digunakan bervariasi sesuai dengan kompetensi yang akan diukur. Strategi asesmen seperti performance test, portofolio, test
paper and pencil,dan asesmen authentic. Serta instrumen lain yang dikembangkan oleh Sekolah, termasuk standar penilaian.
4 Pola penilaian yang selama ini memberi penekanan pada aspek produk
ilmiah pada ranah kognitif level rendah perlu segera disesuaikan. Berbagai referensi menyebutkan bahwa diperlukan pola penilaian
proses disamping produk dan penilaian yang komprehensif yang menyangkut kognitif tingkat tinggi. Pola penilaian yang berbentuk
commit to user
26
problem based yang memerlukan kemampuan berpikir analisis-sintesis sangat cocok dengan pendidikan bertaraf internasional.
Kriteria standar penilaian yang dapat sekolah kembangkan sebagai berikut:
Tabel 2.2 Kriteria Keunggulan Standar Penilaian SMA-BI No.
Standar SMA-BI Kriteria Keunggulan SMA-BI
1. Pendidik melaksanakan
penilaian yang meliputi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor dalam pelaksanaan
pembelajaran
Pendidik menggunakan instrumen evaluasi aspek kognitif dengan tingkat validitas
soal yang terukur.
Pendidik menggunakan instrumen evaluasi afektif secara proporsional.
Pendidik menggunakan instrumen evaluasi
psikomotor secara proporsional.
Sekolah memiliki
model yang
mengintegrasikan sistem penilaian dalam ketiga ranah sebagai ukuran efektivitas
kinerja belajar peserta didik.
2. Pendidik melaksanakan
penilaian proses
Pendidik memiliki
dokomen hasil
penilaian proses.
Pendidik menggunakan sistem pengolahan hasil penilaian proses dalam mengukur
efektivitas kinerja belajar.
3. Pendidik melaksanakan
penilaian portopolio
Sekolah menetapkan
standar dalam
pengelolaan data portopolio peserta didik. 4.
Sekolah melaksanakan ujian untuk mengukur
kinerja belajar untuk memperoleh sertifikasi
bertaraf internasional
Sekolah melakukan kerjasama dengan lembagainstitusi
internasional dalam
melaksanakan pengujian peserta didik agar memperoleh sertifikat internasional.
5. Sekolah menggunakan
soal-soal olimpiade
untuk menguji tingkat penguasaan
pengetahuan peserta
didik
Pendidik menggunakan
soal-soal olimpiade untuk melakukan pengujian
tingkat kesiapan daya kompetisi peserta didik dalam menghadapi olimpiade.
commit to user
27
3. Peningkatan Mutu Kompetensi Lulusan
Penetapan kompetensi
lulusan SMA
bertaraf internasional
menerapkan standar kelulusan yang lebih tinggi dari pada standar nasional pendidikan, meraih prestasi tingkat internasional pada bidang sains,
matematika, teknologi, seni dan olahraga. Kelulusan memperoleh pengakuan internasional yang dibuktikan dengan sertifikat.
Tabel 2.3 Kriteria Keunggulan Standar Kelulusan SMA-BI
No. Standar SMA-BI
Kriteria Keunggulan SMA-BI
1. Manusia berakhlak mulia,
inovatif, dan kreatif. Menetapkan indikator dan kriteria
peserta didik berakhlak mulia, inovatif, dan kreatif.
2. Hasil UN di atas Standar
Nasional. Minimum rata-rata pada tingkat satuan
pendidikan 7,5. 3.
Menetapkan Standar Kompetesi bahasa inggris
Peserta didik memperoleh Skor TOEFL Minimum 450 atau ekuivalen dengan
45 IBT TOEFL skor. 4.
Menetapkan standart pembinaan prestasi bidang
akademik, olahraga dan seni.
Berhasil mewujudkan target minimal dalam waktu tiga tahun :
6 medali tingkat kabupaten juara I
4 medali tingkat provinsi juara
I,II,III
2 medali tingkat nasional juara I- IV, dan harapan I,II,III
1 medali internasional juara
Memiliki bukti fisik karya peserta
didik atau pendididk yang dipublikasikan dalam media bertaraf
internasional.
5. Kompetensi bidang TIK.
Menggunakan internet sebagai
sumber belajar, media komunikasi, media kolaborasi global.
Mampu membeberkan pikiran
melalui media web.
commit to user
28
4. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dalam rangka
meningkatkan mutu
SDM sekolah
harus mengembangkan program peningkatan kompetensi pendidik melalui
peningkatan kualifikasi pendidikan minimal 30 pendidik berpendidikan S2 S3 dari perpendidikan tinggi yang program studinya terakreditasi A dengan
program studi sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Selain
itu kompetensi pendidik dalam pengelolaan sistem
pembelajaran ditingkatkan untuk menuju pada proses pembelajaran yang setara dengan proses pembelajaran pada sekolah unggul dari Negara maju.
Untuk itu sekolah perlu mengembangkan pula kompetensi bahasa Inggris pendidik dan kompetensi pada bidang TIK terutama untuk pendidik
kelompok sains dan matematika. Peningkatan mutu SDM melalui kegiatan pelatihan dalam bentuk pemagangan, studi banding, workshop on the job
training atau of the job training. Dan seminar yang dilaklukan oleh masing- masing sekolah atau bekerjasama dengan lembaga pendidikan di luar sekolah
yang memiliki kewenangan dan kompetensi yang relevan. Kepala Sekolah harus mempunyai visi internasional, mampu
membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan entrepreneurship yang kuat dalam memfasilitasi
seluruh anggota komunitas sekolah untuk mengembangkan keunggulan kompetitif dan komparatif bertaraf internasional. Untuk mendukung
kelancaran tugas tersebut kepala sekolah harus berpendidikan minimal S2 dan mampu berbahasa Inggris secara aktif. Pada usaha peningkatan mutu
commit to user
29
pengelolaan sekolah mengembangkan jaringan kerjasama tingkat local, nasional dan internasional dalam bentuk sister school. Dalam meningkatkan
mutu prosedur pengelolaan secara bertahap sekolah perlu mengusahakan untuk memperoleh sertifikat ISO 9001 versi 2000 dan ISO 14000.
C. Standar Penilaian Pendidikan
1. Pengertian Standar Penilaian
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007: Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan
dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan penilaian,
pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui
kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang
telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan
selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik
Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan penilaian merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional.
commit to user
30
Seorang pendidik profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena
salah satu indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan
yang dicapai peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik
untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan. Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian
yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran,
pengujian, penilaian, dan evaluasi. a.
Pengukuran measurement Pengukuran merupakan suatu proses pemberian angka kepada
suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas pembelajaran
Harun Rasyid dan Mansur, 2007. Allen Yen 1979 menyatakan bahwa: “Measurement is the assigning of numbers to individuals in a
systematic way as a means of representing properties of the individuals”. Pengukuran adalah pemberian angka-angka pada peserta didik secara
sistematis sebagai alat yang mewakili kemampuan yang dimiliki para perserta didik tersebut Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan
penentuan angka bagi objek secara sistematik. Pengukuran measurement adalah proses penetapan ukuran terhadap
suatu gejala menurut aturan tertentu Guilford, 1982. Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau
commit to user
31
kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes. Pengukuran pendidikan bisa bersifat
kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya bukan angka berupa predikat atau
pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang, disertai
deskripsi penjelasan prestasi peserta didik. Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.
b. Penilaian assessment
Penilaian merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh
melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas penilaiannya. Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang
baik, kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk
menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik. Penilaian didefinisikan sebagai proses
pengumpulan informasi tentang kinerja peserta didik, untuk digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan.
Menurut Permendiknas Republik Indonesia tentang Standar Penilaian Pendidikan penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian dimaknai sebagai penafsiran hasil pengukuran dan
penentuan pencapaian hasil belajar Sri Wardhani, 2004
commit to user
32
Kellough dan Kellough Swearingen, 2006 mengidentifikasi tujuan penilaian adalah untuk;1 membantu belajar peserta didik, 2
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik, 3 menilai efektifitas strategi pengajaran,4 menilai dan meningkatkan efektifitas
program kurikulum, 5 menilai dan meningkatkan efektifitas pengajaran, 6 menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan, dan 7
komunikasi dan melibatkan orang tua peserta didik. Johson Johson2002 dalam Budiyono2011 menggolongkan
penilaian kedalam tiga jenis yaitu: penilaian diagnostic, penilaian formatif, dan penilaian sumatif. Penilaian diagnostik dilakukan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan peserta didik. Dengan penilaian diagnostik, para pendidik diharapkan dapat mengetahui kesalahan dan atau miskonsepsi
yang terjadi sebelum atau sesudah pembelajaran berlangsung. Penilaian formatif dilaksanakan secara pereodik sepanjang satuan
pembelajaran, misalnya setelah setiap satu pokok bahasan diberikan. Penilaian formatif memberikan balikan kepada peserta didik yang terkait
dengan kemajuan yang telah ia capai. Penilaian formatif memberikan balikan kepada pendidik terkait dengan kemajuan proses pembelajaran
yang dirancangnya dalam kaitanya dengan efektifitas pembelajaran yang menjadi tujuannya.
Penilaian sumatif dilakukan pada akhir satuan pembelajaran untuk menentukan status final peserta didik dan atau untuk menentukan kadar
efektifitas program pembelajaran.
commit to user
33
Penilaian assessment adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau
kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan
suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu Griffin Nix, 1991. Penilaian
mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup
karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode
danatau prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes
lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data
hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik
c. Evaluasi evaluation
Nitko Brookhart dalam Harun dan Mansur 2007
mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja dan hasil karya peserta didik. Evaluasi
merupakan salah satu serangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan
programnya. Harun dan Mansur menyatakan Komponen yang harus
commit to user
34
dievaluasi agar hasilnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran adalah masukan, lingkungan sekolah, dan keluarannya. Selama ini yang
dievaluasi adalah prestasi belajar peserta didik, khususnya pada ranah kognitif saja. Ranah efektif jarang diperhatikan lembaga pendidikan,
walau semua menganggap hal itu penting, karena sulit mengukurnya, apalagi mengevaluasi ketiga komponen tersebut di atas.
Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas,
sikap, minat, ketrampilan, dan sebagainya. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi besifat bertahap, maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan,
dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi.
2. Prinsip Penilaian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar peserta didik antara lain Depdiknas, 2008:
a. Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian
kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. c.
Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan. d.
Hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan. e.
Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
commit to user
35
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa penilaian
hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
o Sahih valid, yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur. o
Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
o Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik,
dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender.
o Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran. o
Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
o Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
o Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah yang baku. o
Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
o Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
commit to user
36
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
3. Teknik Penilaian
Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa Standar Isi SI untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup lingkup materi
minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Di dalam SI dijelaskan
bahwa kegiatan pembelajaran dalam KTSP meliputi tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Tatap muka adalah
pertemuan formal antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran di kelas. Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta
didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik,
sedangkan waktu penyelesaian kegiatan mandiri tidak terstruktur diatur sendiri oleh peserta didik
Berbagai macam
teknik penilaian
dapat dilakukan
secara komplementer saling melengkapi sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman yang
sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
a. Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar
atau salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes
commit to user
37
kinerja. Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan danatau isian. Tes yang jawabannya berupa
pilihan meliputi pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan. Sedangkan tes yang jawabannya berupa isian dapat berbentuk isian singkat danatau
uraian. Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik dengan pendidik. Pertanyaan
dan jawaban diberikan secara lisan. Tes praktik kinerja adalah tes yang meminta
peserta didik
melakukan perbuatanmendemonstasikan
menampilkan keterampilan. Dalam rancangan penilaian hasil belajar, tes dilakukan secara
berkesinambungan melalui berbagai macam ulangan dan ujian. Ulangan meliputi
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Sedangkan ujian terdiri atas ujian nasional
dan ujian sekolah. Ulangan adalah
proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk melakukan perbaikan pembelajaran, memantau kemajuan dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik
setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar KD atau lebih.
Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
commit to user
38
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir
semester. Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada akhir semester genap untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik pada akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan kenaikan
kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester genap.
Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar danatau
penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi
peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai
pencapaian Standar Nasional Pendidikan. Ujian Sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi
peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan
commit to user
39
kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan pada ujian sekolah adalah mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada ujian nasional, dan aspek kognitif danatau psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
b. Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap peserta didik selama pembelajaran berlangsung danatau di luar kegiatan
pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan
baik secara formal maupun informal. Penilaian observasi dilakukan antara lain sebagai penilaian akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan. c. Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara
perorangan maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat
berupa praktik di laboratorium, tugas rumah, portofolio, projek, danatau produk.
d. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat,
perkembangan prestasi, dan kreativitas peserta didik Popham, 1999.
commit to user
40
Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama karya-karya atau tugas-tugas yang
dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik perlu melakukan diskusi untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio, peserta didik dapat
menentukan karya-karya yang akan dinilai, melakukan penilaian sendiri kemudian hasilnya dibahas. Perkembangan kemampuan peserta didik
dapat dilihat pada hasil penilaian portofolio. Teknik ini dapat dilakukan dengan baik apabila jumlah peserta didik yang dinilai sedikit.
Permendiknas No 41 Tahun 2007 Standar Proses Lampiran IV tentang penilaian hasil pembelajaran menyatakan bahwa penilaian
dilakukan secara Konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan non tes yang salah satunya adalah portofolio. Model
Penilaian Berbasis Portofolio Portofolio Based Assesment adalah suatu usaha
untuk memperoleh
berbagai informasi
secara berkala,
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta
didik yang bersumber dari catatan dokumentasi pengalaman belajarnya. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta
didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan kreativitas peserta didik Depdiknas, 2008.
e. Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui
pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil
commit to user
41
kerjanya. Penilaian projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan,
dan hasil. f. Produk hasil karya adalah penilaian yang meminta peserta didik
menghasilkan suatu hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap persiapan, pelaksanaanproses pembuatan, dan
hasil. g. Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang
dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap objek psikologis.
h. Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta
didik yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif.
i. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam
penilaian diri, setiap peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur.
j. Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam
berbagai hal secara jujur. Kombinasi penggunaan berbagai teknik penilaian di atas akan memberikan
informasi yang lebih akurat tentang kemajuan belajar peserta didik.
commit to user
42
4. Intrumen Penilaian
Setiap teknik penilaian harus dibuatkan instrumen penilaian yang sesuai. Tabel berikut menyajikan klasifikasi penilaian dan bentuk instrumen.
Tabel 2.4 Klasifikasi Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
• Tes tertulis • Tes pilihan: pilihan ganda, benar-
salah, menjodohkan dll. • Tes isian: isian singkat dan uraian
• Tes lisan • Daftar pertanyaan
• Tes praktik tes kinerja • Tes identifikasi
• Tes simulasi • Tes uji petik kinerja
• Penugasan individual atau kelompok
• Pekerjaan rumah • Projek
• Penilaian portofolio • Lembar penilaian portofolio
• Jurnal • Buku cacatan jurnal
• Penilaian diri • Kuesionerlembar penilaian diri
• Penilaian antarteman • Lembar penilaian antarteman
Instrumen tes berupa perangkat tes yang berisi soal-soal, instrumen observasi berupa lembar pengamatan, instrumen penugasan berupa lembar
tugas projek atau produk, instrumen portofolio berupa lembar penilaian portofolio, instrumen inventori dapat berupa skala Thurston, skala Likert atau
skala Semantik, instrumen penilaian diri dapat berupa kuesioner atau lembar penilaian diri, dan instrumen penilaian antarteman berupa lembar penilaian
antarteman. Setiap instrumen harus dilengkapi dengan pedoman penskoran.
commit to user
43
5. Aspek yang dinilai
Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek kompetensi yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir yang menurut taksonomi Bloom secara hierarkis terdiri atas
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada tingkat pengetahuan, peserta didik
menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja. Pada tingkat pemahaman, peserta didik dituntut untuk menyatakan jawaban
atas pertanyaan dengan kata-katanya sendiri. Misalnya
, menjelaskan suatu prinsip atau konsep. Pada
tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam suatu situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta
untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab akibat.
Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut merangkum suatu cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya sendiri, dan mensintesiskan pengetahuan.
Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi, seperti bukti sejarah, editorial, teori-teori, dan termasuk di dalamnya melakukan judgement
pertimbangan terhadap hasil analisis untuk membuat keputusan. Dalam laporan hasil belajar peserta didik, terdapat komponen
pengetahuan yang umumnya merupakan representasi aspek kognitif, komponen praktek yang melibatkan aspek psikomotorik, dan komponen
sikap yang berkaitan dengan kondisi afektif peserta didik terhadap mata
commit to user
44
pelajaran tertentu. Tabel berikut menyajikan berbagai aspek yang dinilai untuk lima kelompok mata pelajaran
sesuai PP no. 19 tahun 2005 pasal 64. Tabel 2.5 Aspek yang dinilai dalam berbagai mata pelajaran
No Kelompok mata
pelajaran Contoh Mata
pelajaran Aspek yang dinilai
1 Agama dan akhlak
mulia Pendidikan Agama
Pengetahuan dan sikap
2 Kewarganegaraan dan
kepribadian Pendidikan
Kewarganegaraan Pengetahuan dan
sikap 3
Ilmu Pengetahuan dan Matematika Pengetahuan dan
sikap Tenologi
Fisika, Kimia, Biologi
Pengetahuan, praktik, dan sikap
Ekonomi, Sejarah, Geografi, Sosiologi,
Antropologi Pengetahuan dan
sikap
Bhs Indonesia, bhs Inggris, bhs Asing
lain Pengetahuan,
praktik, dan sikap
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pengetahuan, praktik, dan sikap
4 Estetika
Seni Budaya Praktik dan sikap
5 Jasmani, olahraga,
dan kesehatan Pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan
Pengetahuan, praktik, dan sikap
6. Prosedur Penilaian.
PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
menyatakan bahwa penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh: pendidik, satuan pendidikan, dan
pemerintah.
commit to user
45
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik Penilaian
hasil belajar
oleh pendidik
dilakukan secara
berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan
pembelajaran. Penilaian ini dilaksanakan dalam bentuk penugasan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas. Berbagai macam ulangan dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan instrumen yang sesuai dengan kebutuhan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk a menilai pencapaian kompetensi peserta didik, b bahan penyusunan laporan hasil
belajar, dan c memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen baik tes maupun nontes atau
penugasan yang dikembangkan sesuai dengan karateristik kelompok mata pelajaran.
Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh, dan berskesinambungan. Dengan penilaian ini diharapkan
pendidik dapat a mengetahui kompetensi yang telah dicapai peserta
didik, b meningkatkan motivasi belajar peserta didik, c
mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan, d
memperbaiki strategi pembelajaran, dan e meningkatkan akuntabilitas sekolah. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
commit to user
46
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran.
Penilaian ini meliputi: 1
Penilaian akhir untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. Penilaian akhir digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menentukan
kelulusan peserta
didik dari
satuan pendidikan
dan harus
mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik. 2
Ujian Sekolah untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak dinilai melalui Ujian Nasional
dan aspek kognitif danatau psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian. Ujian Sekolah juga merupakan salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan. c.
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional UN.
commit to user
47
Kriteria kelulusan UN dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Peserta UN memperoleh Surat Keterangan
Hasil Ujian Nasional SKHUN yang diterbitkan oleh satuan pendidikan penyelenggara UN.
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah a menyelesaikan seluruh
program pembelajaran, b memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olah raga, dan kesehatan, c lulus ujian sekolahmadrasah dan d lulus ujian nasional.
7. Mekanisme Penilaian
Sistem penilaian meliputi kegiatan perancangan dan pelaksanaan penilaian, analisis dan tindak lanjut hasil penilaian, serta pelaporan penilaian.
Mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik digambarkan pada gambar ber
ikut:
Gambar 2.1 Mekanisme Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
P P
e e
r r
e e
n n
c c
a a
n n
a a
a a
n n
P P
e e
n n
i i
l l
a a
i i
a a
n n
P P
e e
l l
a a
k k
s s
a a
n n
a a
a a
n n
P P
e e
n n
i i
l l
a a
i i
a a
n n
A A
n n
a a
l l
i i
s s
i i
s s
H H
a a
s s
i i
l l
P P
e e
n n
i i
l l
a a
i i
a a
n n
T T
i i
n n
d d
a a
k k
L L
a a
n n
j j
u u
t t
H H
a a
s s
i i
l l
P P
e e
n n
i i
l l
a a
i i
a a
n n
P P
e e
l l
a a
p p
o o
r r
a a
n n
H H
a a
s s
i i
l l
P P
e e
n n
i i
l l
a a
i i
a a
n n
commit to user
48
a. Perencanaan Penilaian
Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang
memuat indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan metode dan teknik penilaian, serta pemilihan bentuk instrumen
penilaian. 1
Perencanaan penilaian oleh pendidik Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik
sebagai berikut: a
Menjelang awal tahun pelajaran, pendidik mata pelajaran sejenis pada satuan pendidikan MGMP sekolah melakukan :
pengembangan indikator pencapaian KD,
penyusunan rancangan penilaian teknik dan bentuk penilaian
yang sesuai,
pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD,
penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM masing-masing
mata pelajaran melalui analisis indikator dengan memperhatikan karakteristik peserta didik kemampuan rata-rata peserta
didikintake, karakteristik setiap indikator kesulitankerumitan atau kompleksitas, dan kondisi satuan pendidikan daya
dukung, misalnya kompetensi pendidik, fasilitas sarana dan prasarana.
commit to user
49
b Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM dan silabus
mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian kepada peserta didik.
c Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi,
instrumen penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya dan
pedoman penskoran. 2
Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan
sebagai berikut: a Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan:
pendataan KKM setiap mata pelajaran,
penentuan kriteria kenaikan kelas,
penentuan kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok
mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan, dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik,
penentuan kriteria kelulusan ujian sekolah,
koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
b Membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian untuk ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ujian
sekolah yang meliputi:
commit to user
50
pengembangan kisi-kisi penulisan soal di dalamnya terdapat indikator soal,
penyusunan butir soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal, serta mengikuti kaidah penulisan butir soal,
penelaahan butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh pendidik lain bukan penyusun butir soal pengampu mata pelajaran yang
sama dengan butir soal yang ditelaahnya,
perakitan butir-butir soal menjadi perangkat tes. b.
Pelaksanaan penilaian Pelaksanaan penilaian adalah penyajian penilaian kepada peserta
didik. Penilaian dilaksanakan dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka,
menyeluruh, menggunakan acuan criteria, dan akuntabel. 1. Pelaksanaan penilaian oleh pendidik
Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap ini meliputi: a
Melaksanakan penilaian menggunakan instrumen yang telah dikembangkan;
b Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik mengacu pada pedoman
penskoran, untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik;
Hasil pekerjaan peserta didik untuk setiap penilaian dikembalikan kepada masing-masing peserta didik disertai balikankomentar yang
mendidik misalnya, mengenai kekuatan dan kelemahannya. Ini
commit to user
51
merupakan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk a mengetahui kemajuan hasil belajarnya, b mengetahui
kompetensi yang belum dan yang sudah dicapainya, c memotivasi diri untuk belajar lebih baik, dan d memperbaiki strategi belajarnya.
Feedback dapat dilakukan dalam bentuk tertulis atau dalam bentuk dialog Weisberg, 2006
2. Pelaksanaan penilaian oleh satuan pendidikan Pelaksanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan
berikut: a
Melaksanakan koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas;
b Melakukan penilaian akhir untuk mata pelajaran pada kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan
jasmani, olahraga, dan kesehatan;\ c
Menyelenggarakan ujian sekolah untuk mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan
secara nasional, serta aspek kognitif danatau psikomotor untuk mata pelajaran dalam kelompok agama dan akhlak mulia, serta
kewarganegaraan dan kepribadian. Penyelenggaraan ujian sekolah mengacu pada Prosedur Operasi Standar Ujian Sekolah POS-US
yang diterbitkan oleh BSNP.
commit to user
52
3. Pelaksanaan penilaian oleh pemerintah Pelaksanaan penilaian oleh pemerintah merupakan kegiatan
pengelolaan dan pengendalian pelaksanaan UN mengacu Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional POS-UN.
c. Analisis hasil penilaian. 1. Analisis hasil penilaian oleh pendidik
Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah menganalisis hasil penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu
membandingkan hasil penilaian masing-masing peserta didik dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk penilaian yang dilakukan oleh
pendidik hasil penilaian masing-masing peserta didik dibandingkan dengan KKM. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui kemajuan
hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik, serta untuk memperbaiki pembelajaran.
2. Analisis hasil penilaian oleh satuan pendidikan. Kegiatan analisis hasil penilaian oleh satuan pendidikan meliputi:
a Menganalisis hasil belajar peserta didik kelas X dan XI
dibandingkan dengan nilai KKM yang telah ditetapkan untuk masing-masing mata pelajaran;
b Menganalisis hasil ujian sekolah dengan membandingkan hasil ujian
sekolah masing-masing peserta didik dengan batas kelulusan ujian sekolah yang telah ditentukan;
c Menganalisis hasil penilaian
kelompok mata pelajaran agama dan
commit to user
53
akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, serta jasmani, olahraga, dan kesehatan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan; d
Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menetapkan dapat tidaknya peserta didik kelas X dan kelas XI naik kelas berdasarkan
kriteria kenaikan kelas yang telah ditetapkan; e
Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menetapkan peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan
kriteria kelulusan yang telah ditetapkan. 3
Analisis hasil penilaian oleh pemerintah. Kegiatan analisis hasil penilaian oleh pemerintah yaitu
menganalisis hasil UN setiap sekolah untuk pemetaan daya serap. d. Tindak lanjut hasil analisis.
Analisis hasil penilaian telah dilakukan perlu ditindak lanjuti. 1 Tindak lanjut oleh pendidik.
Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi:
a Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang belum
tuntas belum mencapai KKM untuk hasil ulangan harian dan
memberikan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah tuntas;
b Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan.
commit to user
54
2. Tindak lanjut oleh satuan pendidikan. Kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai tindak lanjut
hasil analisis meliputi: a
Menyiapkan laporan hasil belajar rapor peserta didik; b
Satuan pendidikan penyelenggara ujian menerbitkan ijazah bagi peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan
kriteria kelulusan.
D. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Penilaian
Sesuai dengan peraturan Pemerintah Nomor 192005 tentang Standar Nasional Pendidikan, rintisan SMA bertaraf internasional sebagai sekolah di
Indonesia wajib mengikuti ketentuan standar penilaian yang berlaku secara nasional. Namun demikian karena rintisan SMA bertaraf internasional adalah
sekaligus juga sekolah yang merujuk sekolah bertaraf internasional, maka sekolah memfasilitasi peserta didiknya yang ingin mengikuti ujian mendapatkan
ijazahsetifikat internasional untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri.
1. Tujuan Penilaian untuk Belajar.
Prinsip yang mendasari penilain untuk belajar memberikan harapan bagi peserta didik dan pendidik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Assessment Reform Group 2002, mendefinisikan penilaian sebagai berikut: Assesment for learning is the process of seeking and interpreting evidence for
use by learners and their teachers to decide where the learners are in their learning, where they need to go and how best to get there. Penilaian untuk
commit to user
55
belajar memberikan penekanan pada proses yang dilakukan oleh pendidik maupun peserta didik untuk mencari dan menginterprestasikan informasi atau
keterangan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh peserta didik dalam pembelajaran.
Garfield 1994 menyatakan bahwa tujuan primer dari setiap penilaian adalah untuk meningkatkan pembelajaran perserta didik. CEA 2003
menyajikan tujuan penilaian untuk: a.
Memberikan wawasan tentang belajar peserta didik kepada pendidik. b.
Meningkatkan kesuksesan untuk semua. c.
Membantu proses penetapan tujuan. d.
Memungkinkan refleksi secara kontinu terhadap apa yang peserta didik ketahui sekarang dan apa yang mereka butuhkan untuk diketahui
berikutnya. e.
Mengukur apa yang dinilai, f.
Mempromosikan intervensi secara cepat dan menghubungkan dengan penetapan tujuan pembelajaran.
g. Meningkatkan standar yang diperoleh peserta didik.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penilaian, Assessment Reform Group 1999 menyatakan bahwa untuk memperbaiki
proses pembelajaran bergantung pada lima faktor kunci, yaitu: a.
Siapkan umpan balik feedback yang efektif pada peserta didik. b.
Libatkan secara aktif peserta didik dalam pembelajaran mereka sendiri. c.
Sesuaikan pengajaran untuk memperoleh catatan hasil penilaian.
commit to user
56
d. Penghargaan sangat mempegaruhi penilaian dalam motivasi dan kesadaran
diri peserta didik, keduanya berpengaruh secara krusial pada pembelajaran. e.
Peserta didik perlu menilai diri mereka sendiri dan memahami bagaimana memperbaikinya.
Peningkatan kualitas
pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh
pemahaman dan ketrampilan pendidik terhadap penilaian. Clarke 2005 dalam Harun dan Mansur maenyatakan bahwa penilaian untuk belajar akan
berhasil dengan baik dalam praktek di kelas, jika seorang pendidik memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk merencanakan, menyusun tujuan
pembelajaran, dan kriteria sukses sebelum pembelajaran berlangsung. Kemudian selama proses pembelajaran pendidik perlu memiliki strategi dan
metode penilaian yang dapat menumbuhkan kepercayaan diri, motivasi, dan rasa tanggungjawab peserta didik terhadap belajar mereka sendiri.
2. Penilaian Berbasis Kelas.
Badan Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penilaian berbasis kelas merupakan “suatu kegiatan yang dilakukan oleh pembelajaran
berupa pengumpulan informasi selama pembelajaran berlangsung melalui prosedur, alat penilaian, dan berbagai teknik yang sesuai dengan kompetensi
yang akan dinilai”. Penilaian di tingkat pusat sampai dengan tingkat sekolah, lebih banyak
berkenaan dengan mekanisme pengelolaan dan biasanya tidak berkenaan dengan kegiatan interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik. Oleh
karena itu, sering kali diistilahkan dengan penilaian program tingkat makro.
commit to user
57
Sedangkan penilaian terhadap program di tingkat kelas yang pendidiknya langsung beinteraksi dengan peserta didik, biasanya disebut penilaian tingkat
mikro Depdiknas. 2003.
3. Strategi Penilaian untuk Belajar dalam Kelas.
Associaton for Achievement and Improvement trough Assessment AAIA2001b mengembangkan strategi penerapan penilaian untuk
pembelajaran dalam kelas, yang terdiri atas empat tahap, yaitu: a.
Tahap Identifikasi Pada tahap ini, dilakukan identifikasi strategi yaitu:
1 Sharing tujuan pembelajaran dengan peserta didik
2 Mendorong peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami
standar yang mereka ingin capai. 3
Melibatkan peserta didik dalam penilaian diri. 4
Memberikan umpan balik. 5
Memiliki keyakinan bahwa semua peserta didik dapat diperbaiki. 6
Melibatkan pendidik dan peserta didik dalam refleksi dan riviu informasi penilaian.
b. Tahap Implementasi Strategi.
Tahap ini, merupakan implementasi strategi yang diperoleh dalam praktek di kelas secara efektif.
commit to user
58
Tabel 2.6 Implementasi Strategi Penilaian untuk belajar. Strategi
Implementasi
Sharing Tujuan Pembelajaran dengan
peserta didik
Informasi tujuan pembelajaram pada awal selama pelajaran dengan bahasa yang
dipahami oleh peserta didik.
Gunakan tujuan pembelajaran sebagai dasar untuk questioning dan feedback
selama pelajaran
Evaluasi umpan balik dalam kaitan dengan capai prestasi sebagai dasar dalam
merencanakan tahapan belajar berikutnya.
Membantu peserta didik agar mengetahui dan
mengakui standar yang mereka ingin capai
Tunjukkan pekerjaan peserta didik yang
sesuai dengan kriteria.
Berikan kriteria yang jelas yang sesuai dengan tujuan pembelajaran pada peserta
didik.
Berikan model pekerjaan sebagai contoh
Menjamin ada kejelasan dan harapan dalam menyajikan pekerjaan.
Menyajikan
pekerjaan peserta
didik dengan menunjukkan prosesnya.
Melibatkan peserta didik dalam penilaian diri
Memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk mengemukakan apa yang telah dipelajari, dan kesulitan-kesulitan
yang ditemui selama pembelajaran.
Mendorong peserta didik untuk bekerja
bersama fokus bagaimana memperbaiki belajar.
Tanyakan pada Peserta didik untuk
menyatakan tahapan berpikir mereka
Berikan waktu peserta didik untuk merefleksi belajar mereka.
Identifikasi bersama dengan peserta didik
tahapan belajar berikutnya.
Memberikan umpan balik sehingga peserta
didik dapat menetapkan langkah-langkah belajar
berikutnya yang lebih baik dan bagaimana
mencapainya
Memberikan umpan balik secara langsung dan tertulis.
Umpan balik secara konstruktif
Identifikasi apa yang telah dilakukan
dengan baik oleh peserta didik, kebutuhan peserta didik, untuk diperbaiki dan
bagaimana melakukannya.
Identifikasi
tahapan-tahapan belajar
berikutnya untuk individu dan kelompok.
commit to user
59
Memiliki kepercayaan bahwa setiap peserta
didik dapat diperbaiki ditingkatkan
Identifikasi tahapan-tahapan sederhana
yang memunkinkan peserta didik untuk melihat
kemajuan mereka,
sehingga membangun kepercayaan dan kesadaran
diri.
Membantu peserta
didik untuk
menyatakan pikiran dan alasan mereka dalam situasi kelas yang terjamin.
Melibatkan pendidik dan peserta didik dalam
merefleksikan dan mereviu informasi
penilaian.
Refleksi dengan peserta didik atas pekerjaan peserta didik.
Memilh tugas yang sesuai sehingga
memperoleh kualitas informasi penilaian.
Memberikan waktu pada peserta didik untuk merefleksikan apa yang telah
mereka pelajari dan pahami, dan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang
dihadapi peserta didik.
Memutuskan perencanaan, evaluasi tugas-
tugas secara efektif, sebagian hasil penilaian.
c. Tahap Refleksi
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah mendorong pendidik untuk mengidentifikasikan dan merefleksikan aktivitas
keseharian mareka dalam kelas, untuk menolong peserta didik belajar melalui penjelasan harapan dan umpan balik yang konstruktif, dan
mengidentifikasikan tahapan belajar berikutnya. d.
Tahap Reviu Kebijakan Penilaian dan Perencanaan Peningkatan Sekolah. Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan hasil
yang diperoleh dari ketiga tahap sebelumnya. Berdasarkan hasil tersebut, ditinjau kembali kebijakan penilaian dan rencana peningkatan sekolah.
commit to user
60
4. Penilaian untuk Belajar dan Peningkatan Standar
Upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlukan kualitas sistem penilaian. Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional Tahun 2003 pasal 58
ayat 1 bahwa “evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan”. Pada dasarnya, penilaian umumnya memiliki misi untuk memperbaiki standar, tidak sekedar mengukur peserta didik.
Dorongan utama dibalik gerakan standarisasi yang sekarang lagi digalakkan oleh Badan Standar Nasional pendidikan BSNP adalah harapan bahwa
seluruh peserta didik bisa mencapai standar yang tinggi. Sehingga luaran pendidikan kita dapat bersaing ditingkat global.
Weeden, Winter, Brodfoot 2002 dalam Harun dan Mansur 2007 menyatakan prestasi belajar peserta didik dapat ditingkatkan jika pendidik:
a. Menyusun rencana secara cermat.
b. Memiliki tujuan pembelajaran yang jelas.
c. Pescaya pada perserta didiknya
d. Memberikan umpan balik yang tepat
e. Melibatkan peserta didik dalam proses penilaian.
5. Penilaian Otentik
Istilah penilaian otentik belakang ini telah banyak digunakan dalam pendidikan. Penggunaan istilah otentik formal yang pertama dalam konteks
pembelajaran dan penilaian dilakukan oleh Archbald dan Newmann 1988.
commit to user
61
Penilaian tentang prestasi otentik menekankan sifat, pencapaian, atau pembelajaran atau penilaian otentik menekankan sebuah cara penilaian dan
membiarkan sifat pencapaian prestasi sendiri tanpa diuji. Menurut Permendiknas No.41 Tahun 2007 Standar Proses lampiran IV: Penilaian
Otentik merupakan usaha untuk mengukur atau memberikan penghargaan atas kemampuan seseorang yang benar-benar menggambarkan apa yang
dikuasainya. Asesmen otentik adalah jawaban terhadap kritik bahwa asesmen yang
dilakukan pendidik kebanyakan adalah paper and pencil test yang lebih berorientasi kepada pengujian pengetahuan Peserta didik yang bersifat
kognitif danatau teoretis. Berikut ini diberikan penjelasan mengenai authentic assessment, yang
diambil dari http:jonathan.mueller.faculty.noctrl.edu. Authentic asessment AA didefinisikan sebagai “A form of assessment in which students are
asked to perform real-world tasks that demonstrate meaningful application of essential knowledge and skills”. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat
dikatakan bahwa asesmen otentik adalah asesmen di mana para peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan aplikasi dari pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dalam kelas ke kejadian nyata. Beberapa orang mengatakan AA adalah performance assessment asesmen kinerja, sebab
lebih menitikberatkan kepada kinerja daripada pengetahuan semata, atau alternative assessment asesmen alternatif, sebab berbeda dengan asesmen
tradisional, atau direct assessment asesmen langsung, sebab AA
commit to user
62
menyediakan bukti
langsung dari
aplikasi pengetahuan.
http:
budiyono.staff.fkip.uns.ac.id20100510seminar-nasional-5-mei-2010_ftn2
E. Sistem Penilaian Pembelajaran Matematika Berbasis Kompetensi
1. Sistem Penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dasar.
a. Kompetensi Dasar:
Kompetensi dasar merupakan kompetensi minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan atau kompetensi minimal yang
harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik dari standar kompetensi untuk suatu mata pelajaran tertentu.
Kompetensi dasar matematika adalah kompetensi minimal dalam pelajaran matematika yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi dasar
ini merupakan penjabaran dari standar kompetensi yang dikembangkan dengan menyempurnakan kata kerja operasional, antara lain: menghitung,
mengidentifikasi, membedakan, menafsirkan, menganalisis, menerapkan dan merangkum.
Setiap kompetensi dasar memiliki sejumlah indikator. Indikator adalah gejala, perbuatan, respon yang ditunjukkan atau dilakukan oleh
peserta didik berkaitan kompetensi dasar. Indikator menjadi pedoman pengukuran tingkat pencapaian belajar peserta didiksesuai kompetensi
dasar yang harus dimiliki, oleh karenanya indikator dalam dokumen kurikulum 2004 dapat diartikan sebagai indikator pencapaian kompetensi
peserta didik. Dengan demikian indikator dapat menjadi salah satu acuan
commit to user
63
dalam membuat soal untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik.
b. Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi Dasar
Sistem penilaian berbasis kompetensi dasar adalah uraian keterangan yang teratur sebagai penjelasan tentang prosedur dan cara menilai
pencapaian kompetensi dasar oleh peserta didik. Instrumen penilaiannya dikembangkan dengan mengacu pada indikator-indikator pencapaian
kompetensi yang ditetapkan. Penilaian dilakukan mencakup semua kompetensi dasar. Penilaiannya berbasis kelas dengan ciri-ciri: memenuhi
prinsip dasar penilaian valid, adil, terbuka, bermakna, berkesinambungan, obyektif, menggunakan acuan patokan dan belajar tuntas, berorientasi
kompetensi, terintegrasi dengan proses pembelajaran, dilakukan oleh pendidik dan peserta didik.
2. Penilaian Pembelajaran Matematika Berbasis Kompetensi.
a. Tujuan Pembelajaran matematika
Secara umum penilaian pembelajaran dilakukan dengan tujuan a mengetahui pengetahuan awal peserta didik, b mengetahui tingkat
pencapaian kompetensi, c mengetahui perkembangan peserta didik, d mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, e mengetahui hasil suatu
proses pembelajaran, f memotivasi peserta didik belajar dan g memberi umpan balik kepada pendidik tentang pembelajaran yang dikelolanya.
Penekanan pembelajaran matematika lebih diutamakan pada proses dengan tidak melupakan pencapaian tujuan. Tujuan yang paling utama
commit to user
64
dalam pembelajaran matematika adalah mengatur jalan pikiran untuk memecahkan masalah bukan hanya menguasai konsep dan perhitungan
walaupun sebagaian besar belajar matematika adalah belajar konsep struktur ketrampilan menghitung dan menghubungkan konsep-konsep
tersebut. Andi Hakim Nasution 1982:12 mengemukakan bahwa dengan menguasai matematika orang akan belajar menambah kepandaiannya.
Sementara itu Nana Sudjana 1995:22 mengemukakan bahwa hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia memperoleh pengalaman belajarnya. Gagne 1997:47-48 mengelompokkan hasil belajar menjadi lima bagian dalam bentuk
kapabilitas yakni keterampilan intelektual strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik dan sikap.
Pada intinya tujuan peserta belajar matematika di sekolah adalah agar peserta didik mampu menggunakan atau menerapkan matematika
yang dipelajari untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, belajar matematika lebih lanjut dan belajar pengetahuan lain. Tujuan itu
dapat tercapai bila kompetensi peserta didik dibina dengan baik. Kompetensi peserta didik dalam belajar matematika meliputi a
memahami konsep matematika yang dipelajari, b memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol-simbol dan atau model
matematika, c mampu menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti
atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, d menunjukkan
commit to user
65
kemampuan strategis dalam membuat atau merumuskan, menafsirkan dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah, dan e
memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
b. Penilaian dalam matematika.
Penilaian dalam matematika perlu menekankan keterampilan bermatematika,
bukan hanya
pengetahuan matematika.
Sebagai konsekuensi, pendidik hendaknya memperhatikan benar kemampuan
berpikir yang ingin dinilainya. Selain itu, titik berat penilaian dalam matematika hendaknya diberikan kepada penilaian yang terintegrasi
dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran harus mencakup soal atau tugas yang memerlukan
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Soal atau tugas demikian akan mendorong peserta didik untuk senantiasa berusaha meningkatkan
kemampuan berpikirnya. Penilaian akhir terhadap peserta didik hendaknya berdasarkan pada teknik penilaian yang beragam. Tingkat kesukaran soal
untuk penilaian akhir hendaknya bukan karena kerumitan prosedural yang harus dilakukan peserta didik, melainkan karena kebutuhan akan tingkat
pemahaman dan pemikiran yang lebih tinggi. c.
Ranah Penilaian Pembelajaran Matematika Kognitif, Afektif dan
Psikomotor
Penilaian terhadap pencapaian kompetensi peserta didik mencakup penilaian pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Yang sudah terbiasa
commit to user
66
dilakukan dalam penilaian pembelajaran selama ini adalah penilaian menyangkut ranah kognitif. Penilaian umumnya dilakukan dengan tes
tertulis dan bentuk soalnya pilihan ganda. Kompetensi peserta didik dalam ranah afektif yang perlu dinilai
utamanya menyangkut sikap dan minat peserta didik dalam belajar matematika. Secara teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua
hal yaitu a laporan diri oleh peserta didik yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim dan b pengamatan sistematis oleh
pendidik terhadap afektif peserta didik. Kompetensi peserta didik dalam ranah psikomotor menyangkut gerak otot kecil. Kemampuan psikomotor
yang dibina dalam belajar matematika misalnya berkaitan dengan kemampuan mengukur dengan satuan tertentu, baik satuan baku maupun
tidak baku, menggambar bentuk-bentuk geometri bangun datar, bangun ruang, garis, sudut dll dengan menggunakan alat misalnya penggaris,
jangka, busur derajat dll atau tanpa alat. Kemampuan psikomotor yang dipelajari peserta didik dalam belajar matematika tidak dapat terlepas dari
kemampuan kognitifnya. Sebagai contoh, peserta didik dibina
kompetensinya menyangkut kemampuan melukis jaring-jaring kubus. Kemampuan dalam melukis jaring-jaring kubus secara psikomotor dapat
dilihat dari gerak tangan peserta didik dalam menggunakan peralatan jangka dan penggaris saat melukis. Namun untuk dapat melukis jaring-
jaring kubus setidaknya diperlukan pengetahuan kognitif tentang bentuk jaring-jaring kubus dan cara melukis garis-garis tegak lurus. Secara teknis
commit to user
67
penilaian ranah psikomotorik dapat dilakukan dengan pengamatan perlu lembar pengamatan dan tes perbuatan.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri peserta didik dan faktor yang datang dari luar diri
peserta didik atau factor lingkungan. Menurut Slameto 2003:54-72, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah :
1 Faktor-faktor Internal
- Jasmaniah kesehatan, cacat tubuh
- Psikologis intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan -
Kelelahan 2
Faktor-faktor Eksternal -
Keluarga cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,
latar belakang kebudayaan -
Sekolah metode mengajar, kurikulum, relasi pendidik dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah
- Masyarakat kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
commit to user
68
Menurut Caroll dalam R Angkowo A. Kosasih 2007:51, bahwa hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh lima faktor yaitu 1 bakat
belajar, 2 waktu yang tersedia untuk belajar, 3 kemampuan individu, 4 kualitas pengajaran, 5 lingkungan.
Clark dalam Nana Sudjana Ahmad Rivai 2001:39 mengungkapkan bahwa hasil belajar peserta didik di sekolah 70
dipengaruhi oleh kemampuan peserta didik dan 30 dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan menurut Sardiman 2007:39-47, faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern dari dalam diri peserta didik dan faktor ekstern dari luar peserta didik. Berkaitan dengan faktor
dari dalam diri peserta didik, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan,
kondidi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting.
Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Thomas
F. Staton dalam Sardiman 2007:39 menguraikan enam macam faktor psikologis yaitu 1 motivasi, 2 konsentrasi, 3 reaksi, 4 organisasi, 5
pemahaman, 6 ulangan. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik adalah faktor internal peserta didik antara lain sikap peserta didik terhadap matematika,
commit to user
69
sedangkan faktor eksternal antara lain model pembelajaran yang digunakan pendidik di dalam proses belajar mengajar.
F. Evaluasi Program
1. Pengertian Evaluasi
Menurut Suharsimi Arikunto 2010:2 evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya
informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Dalam proses evaluasi terdapat beberapa
komponen, yaitu mengumpulkan datainformasi yang diperlukan sebagai dasar dalam menentukan nilai sesuatu yang menjadi obyek evaluasi.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 18 menyatakan bahwa evaluasi pendidikan
adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007: 310 mengartikan evaluasi
sebagai penilaian. Dipihak lain, Alkin dalam Djuju Sudjana, 2006: 20 mengatakan bahwa: “evaluation is the process accertaining the decision
areas of concern, selecting appropriatein order to report summary data useful to decision makers in selecting among alternatives.” evaluasi adalah
proses pengambilan keputusan, untuk memilih data laporan yang ringkas dan digunakan untuk memilih beberapa alternatif.
commit to user
70
Komite Studi Nasional tentang Evaluasi National Study Committee on Evaluation dari UCLA Stark Thomas, 1994 : 12, menyatakan bahwa :
“Evaluation is the process of ascertaining the decision of concern, selecting appropriate information, and collecting and analiyzing information in order
to report summary data useful to decision makers in selecting among alternatives”. Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan,
pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang sesuai unuk mengetahui sejauh mana suatu tujuan program, prosedur, produk atau strategi yang
dijalankan telah tercapai, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan serta dapat menentukan beberapa alternative keputusan untuk program
selanjutnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi
merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendiskripsikan, menginterpresentasikan dan menyajikan informasi untuk
dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan dan atau menyusun kebijakan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah
proses penilaian terhadap komponen pendidikan dengan kriteria tertentu yang dianalisis dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Tujuan Evaluasi Program
Setiap kegiatan yang dilaksanakan mempunyai tujuan tertentu, demikian juga denga evaluasi. Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi
Safrudin 2010:13 ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan
commit to user
71
khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.
Implementasi program harus senantiasa dievaluasi untuk melihat sejauh mana program tersebut telah berhasil mencapai tujuan program yang
telah ditetapkan sebelumnya. Karenanya, evaluasi program bertujuan untuk menyediakan data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil
kebijakan.
3. Model Evaluasi CIPP
Dalam penelitian ini model evaluasi program yang digunakan adalah model CIPP Context, input, process, and product. Model evaluasi ini
dikembangkan oleh Daniel Stuffleabem, dkk 1967 di Ohio State University. Model evaluasi ini pada awalnya digunakan untuk mengevaluasi ESEA The
Elementary and Secondary Education Act. CIPP merupakan singkatan dari, context evaluation : evaluasi terhadap konteks, input evaluation : evaluasi
terhadap masukan, process evaluation : evaluasi terhadap proses, dan product evaluation : evaluasi terhadap hasil. Keempat singkatan dari CIPP tersebut
itulah yang menjadi komponen evaluasi. Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan a decision oriented
evaluation approach structured. Tujuannya adalah untuk membantu administrator Kepala Sekolah dan pendidik didalam membuat keputusan.
Menurut Stufflebeam,
1993:118 dalam
Eko Putro
Widoyoko mengungkapkan bahwa, “The CIPP approach is based on the view that the
most important purpose of evaluation is not to prove but improve.” Konsep
commit to user
72
tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan, tetapi untuk memperbaiki.
Konsep evaluasi model CIPP Context, Input, Prosess, and Product pertama kali dikemukakan oleh Stufflebeam tahun 1965 sebagai hasil
usahanya mengevaluasi ESEA The Elementary and Secondary Act. Konsep tersebut ditawarkan Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting
evaluasi adalah bukan membuktikan tetapi untuk memperbaiki. Sudjana dan Ibrahim 2004:246 menerjemahkan masing-masing
dimensi tersebut dengan makna : 1.
Context, situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam sistem yang
bersangkutan, situasi ini merupakan faktor eksternal, seperti misalnya masalah pendidikan yang dirasakan, keadaan ekonomi negara, dan
pandangan hidup masyarakat. 2.
Input, saranamodalbahan dan rencana strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuan pendidikan, komponen input meliputi Peserta didik,
pendidik, desain, sarana, dan fasilitas. 3.
Process, pelaksanaan strategi dan penggunaan saranamodalbahan di dalam kegiatan nyata di lapangan, komponen proses meliputi
pembelajaran. 4.
Product, hasil yang dicapai baik selama maupun pada akhir pengembangan sistem pendidikan yang besangkutan, komponen produk
meliputi pengetahuan, kemampuan, dan sikap peserta didik dan lulusan.
commit to user
73
G. Penelitian yang Relevan
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional merupakan kebijakan baru yang berusaha untuk menciptakan lulusan sekolah yang memiliki standar nasional dan
internasional sekaligus. Penelitian yang telah dilakukan berkaitan program RSBI dapat disebutkan antara lain:
Penelitian Yulia Maftuhah Hidayati 2009 berjudul “Analisis Proses Pembelajaran Matematika di SMA Negeri Surakarta”. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa proses pembelajaran matematika di SMA N 1 dan 4 sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran yakni
terpusat pada Peserta didik sudah terlaksana tetapi hasilnya masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Pembelajaran kontekstual di SMA N 1 dan 4 sudah
terlaksana tetapi komponen yang mendukung pembelajaran kontekstual masih ada yang belum terpenuhi. Pembelajaran kontruktivisme di SMA N 1 dan 4 Surakarta
belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian Azimmatul Ihwah 2009 berjudul “Profil Peserta didik Kelas
Rintisan SMA Bertaraf Internasional SMA BI di SMA MTA Surakarta dalam Belajar Konsep Matematika ditinjau dari Intellegence Quotient IQ Peserta didik
Tahun Pelajaran 20082009”. Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi belajar konsep matematika Peserta didik RSBI di tinjau dari IQ Peserta didik,
Peserta didik dengan IQ rendah: 1 berusaha menerjemahkan terlebih dahulu semua bentuk materisoal matematika berbahasa Inggris, 2 membaca handout
materi terlebih dahulu sebelum materi diterangkan, 3 jika mengalami kesulitan dalam memahami materikonsep matematika tertentu maka Peserta didik bertanya
commit to user
74
langsung pada temannya dan 4 dapat paham terhadap materikonsep tertentu setelah disampaikan berulang-ulang. Peserta didik pada golongan IQ sedang: 1
tidak menterjemahkan dahulu semua bentuk materisoal matematika berbahasa Inggris kecuali soal cerita, 2 membaca handout materi yang diberikan pendidik,
3 berusaha menganalisis terlebih dahulu materi jika mengalami kesulitan dalam memahami materikonsep matematika baru bertanya pada pendidikteman dan 4
mengerjakan soal-soal latihan untuk menambah pemahaman terhadap suatu konsep. Peserta didik pada golongan IQ tinggi: 1 menterjemahkan dahulu semua
bentuk materisoal matematika berbahasa Inggris, 2 membaca handout materi terlebih dahulu sebelum materi diterangkan, 3 berusaha menganalisis terlebih
dahulu materi jika mengalami kesulitan dalam memahami materikonsep matematika baru bertanya pada pendidikteman dan 4 berlatih soal-soal yang
bervariasi dapat menambah pemahaman terhadap suatu konsep. Pelaksanaan pembelajaran di kelas RSBI yang diinginkan Peserta didik sehingga dapat
menumbuhkan minat belajar matematika Peserta didik ditinjau dari IQ Peserta didik sebagai berikut: Peserta didik pada golongan IQ rendah: 1 menginginkan
pendidik untuk sabar dalam menyampaikan materikonsep matematika, 2 menginginkan pendidik untuk mampu memahami kemampuan Peserta didiknya
masing-masing, 3 pendidik mampu membuat Peserta didiknya aktif, 4 dengan pemberian latihan soal seperti PRtugasulangan dan mendorong minat belajar
Peserta didik. Peserta didik pada golongan IQ sedang: 1 tertarik belajar matematika jika pendidik memberi penjelasan mengenai manfaatkaitan antara
materi di kehidupan sehari-hari, 2 menginginkan pendidik mrmberikan tugas
commit to user
75
dengan soal yang bervariasi, 3 pembelajaran yang terjadi saat ini sudah sesuai dengan keinginan Peserta didik. Peserta didik pada golongan IQ tinggi: 1 sesuai
dengan metode mengajar di kelas seperti yang sudah dilakukan pendidik selama ini, 2 menginginkan pendidik mampu menjelaskan konsep secara mendalam.
Penelitian Yayuk Ernawati 2011 berjudul “Pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMA 1 Kediri”. Dalam penelitian ini menyimpulkan
bahwa: 1 Pelaksanaan pembelajaran sekolah bertaraf internasional tetap menggunakan kurikulum nasional KTSP namun ada pengembangan sesuai
dengan kebutuhan Peserta didik tersebut. Dalam proses kegiatan belajar mengajar SMA Negeri 1 Kediri menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar,
walaupun belum maksimal. Dalam penggunaan media pembelajaran hanya sebagian pendidik saja yang bisa menggunakannya disebabkan karena terbatasnya
sumber daya manusia. 2 Keunggulan SMAN 1 Kediri adalah terletak pada prestasi Peserta didik baik prestasi akademik maupun prestasi non akademik di
tingkat kota maupun propinsi. Keunggulan lainnya terletak pada sarana dan prasarana yang memadai, walaupun masih ada yang perlu dibenahi. 3 Kendala
yang dihadapi oleh SMA Negeri 1 Kediri adalah terbatasnya sumber daya manusia pendidik dan murid baik dalam komunikasi bahasa Inggris maupun
dalam penggunaan media pembelajaran dan faktor dana yang sangat menghambat kegiatan belajar mengajar.
Kesamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah disebutkan adalah sama-sama merupakan penelitian berjenis kualitatif pada
commit to user
76
program RSBI. Perbedaan penelitian ini adalah tempat pelaksanaan penelitian di RSBI SMAN 1 Wonosari Gunungkidul.
H. Kerangka Berpikir