Pengertian Sekolah Bertaraf Internasional Penelitian yang Relevan

commit to user 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sekolah Bertaraf Internasional

Di dalam Panduan Penyelenggaraan RSMABI 2009:9 dijelaskan pengertian Sekolah Bertaraf Internasional adalah satuan pendidikan yang diselenggarakan dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan SNP dan diperkaya dengan standar salah satu negara anggota Organizatian for Economic Co-opration and Development OECD danatau negara maju lainnya. Dari pengertian tersebut maka pengertian SMA BI adalah SMA Nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan SNP Indonesia dan mengembangkan keunggulan yang mengacu pada peningkatan daya saing yang setara dengan mutu sekolah-sekolah unggul tingkat internasional. Dengan pengertian ini, SMA BI dirumuskan sebagai berikut: SNP Standar Nasional Pendidikan adalah standar minimal yang harus dipenuhi Oleh satuan pendidikan meliputi standar: isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Sedangkan “X” dapat berupa pengaturan, pengayaan, pengembangan, perluasan, dan pendalaman pada peningkatan mutu pendidikan yang mengacu pada standar mutu pendidikan bertaraf internasional pada negara-negara OECD SMA Bertaraf Internasional = SNP + X commit to user 18 dan negara-negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Untuk mewujudkan SMA bertaraf internasional, Direktorat Pembinaan SMA mengembangkan program Rintisan SMA Bertaraf Internasional RSMABI dengan menerapkan beberapa strategi utama. Pertama, pengembangan sumberdaya manusia, modernisasi manajemen dan kelembagaan. Kedua, melakukan konsolidasi untuk menemukan praktek yang baik dan pelajaran yang dapat dipetik baik melalui lokakarya atau seminar dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

B. Pelaksanaan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional

Pelaksanaan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional meliputi:

1. Proses Pembelajaran

Gagne dan Briggs 1979:3 instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal. Proses pembelajaran SBI diatur dalam Permendiknas Nomor 78 Tahun 2009 pasal 5 sebagai berikut: a. SBI melaksanakan standar proses yang diperkaya dengan model proses pembelajaran di Negara anggota OECD atau Negara maju lainnya. commit to user 19 b. Proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan kontekstual. c. SBI dapat menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris dan atau bahasa asing lainnya yang digunakan dalam forum internasional bagi mata pelajaran tertentu. d. Pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia, pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan, pendidikan sejarah dan muatan local menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia. e. Penggunaan bahasa pengantar bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Proses pembelajaran harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Proses pembelajaran memberikan ruang yang cukup untuk peserta didik agar memiliki akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneuship, jiwa patriot, jiwa inovator, prakarsa, kreativitas, kemandirian berdasarkan bakat, minat dan perkembangan fisik maupun psikologisnya secara optimal yang terintegrasi pada keseluruhan kegiatan pembelajaran. Pendidikan harus dapat mengembangkan proses pembelajaran yang membangun pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang efektif dan efisien. Mutu proses pembelajaran ditingkatkan dengan menerapkan model-model pembelajaran yang secara nyata telah berhasil diterapkan dengan baik pada sekolah unggul dari Negara commit to user 20 maju seperti: penerapan standar belajar, standar mengajar, persiapan pembelajaran, penentuan indikator hasil belajar, pemilihan bahan ajar, strategi pembelajaran, pengelolaan kelas, pemilihan alat peraga pembelajaran, dan pemilihan sumber belajar. Menurut Whicker, et al 1997, efek positif dari pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan prestasi, sikap, kemampuan berpikir yang lebih tinggi, dan kepercayaan diri peserta didik. model penemuan terbimbing dapat menjadi salah satu pembelajaran menyenangkan dan efektik Dumitrascu 2009. Mutu pembelajaran ditingkatkan dengan dukungan penerapan TIK pada semua mata pelajaran serta menggunakan bahasa Inggris untuk kelompok sains dan matematika di jurusan IPA. Pengembangan berikutnya untuk mata pelajaran ekonomi pada jurusan IPS.

2. Peningkatan Mutu Penilaian

Menurut Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA bertaraf internasional R-SMA-BI, sekolah perlu mengembangkan instrumen penilaian autentik yaitu penilaian yang diperoleh dari proses pembelajaran yang mengukur tiga ranah penilaian, yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif, termasuk penilaian portofolio. Hasil belajar peserta didik dapat diukur melalui ujian sekolah, ujian nasional, dan ujian internasional yang diperkaya dengan model penilaian sekolah unggul dari Negara maju yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Ujian sekolah dan ujian nasional bersifat wajib. Ujian internasional bersifat pilihan, karena memerlukan dukungan dana dari orang tua atau stakeholder, namun sekolah commit to user 21 harus berupaya memfasilitasi peserta didik yang ingin mengikuti ujian internasional tersebut untuk mendapatkan sertifikat internasional. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Sistem Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip berbasis kompetensi, yaitu bahwa penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi. Penilaian pencapaian kompetensi diukur berdasarkan indikator keberhasilan belajar yang dikembangkan dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Penilaian dilakukan untuk mengukur tiga aspek berikut: a. Kognitif Pengetahuan dan Pemahaman Konsep b. PsikomotorikPraktik c. Afektif Sikap meliputi penilaian terhadap motivasi, partisipasi, kedisiplinan. Adapun mata pelajaran tertentu dengan penilaian aspek tertentu ditentukan berdasarkan aspek yang paling dominan. Penilaian dilakukan menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisiranking seseorang terhadap kelompoknya. Sistem penilaian yang dilakukan adalah sistem penilaian berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya commit to user 22 dianalisis untuk menentukan Kompetensi Dasar yang telah dan belum dicapai, serta untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses belajar selanjutnya, program, remidi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria Ketuntasan Minimal KKM dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi KKM. Penilaian dilakukan dengan cara: Tabel 2.1 Tata Cara Penilaian KKM peserta didik. TES NON-TES 1. Tes Lisan 2. Tes Tulis dari tes subyektif dan tes obyektif 3. Unjuk kerjapraktik 1. Produk 2. Portofolio kumpulan karangan, naskah pidato, laporan dan sebagainya 3. Tingkah laku skala sikap, penilaian diri, pengamatan perilaku, kuisioner, buku harian Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran authentic assessment maupun hasil akhir pembelajaran. Penilaian selama proses pembelajaran dilakukan melalui penugasan, pengamatan dan atau portofolio. Penilaian hasil akhir pembelajaran dilakukan melalui tes tertulis, hasil karyaproduk dan ujian praktik Aturan tentang penilaian dalam SBI diatur dalam Permendiknas No. 78 Tahun 2009 pasal 15 sebagai berikut: a. SBI menerapkan standar penilaian yang diperkaya dengan system penilaian pendidikan sekolah unggul di Negara anggota OECD atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. commit to user 23 b. SBI menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan model penilaian berbasis teknologi informasi dan komunikasi. c. Peserta didik SBI wajib mengikuti ujian nasional. d. BI melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum satuan pendidikan yang bersangkutan. e. SBI dapat melaksanakan ujian sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dalam bahasa Inggris atau bahasa asing. f. SBI dapat memfasilitasi peserta didiknya untuk mengakses sertifikasi yang diakui secara internasional danatau mengikuti ujian akhir sekolah yang sederajat dari Negara anggota OECD atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Menurut Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA bertaraf internasional R-SMA-BI Standar Penilaian pada Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional secara umum mengacu kepada beberapa hal berikut ini: a. Prinsip Penilaian Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada data sahih yang diperoleh berdasarkan prinsip-prinsip penilaian melalui prosedur dan instrumen yang memenuhi persyaratan. Prinsip penilaian mengacu kepada standar penilaian meliputi: mendidik, terbuka, transparan, menyeluruh, terpadu, obyektif, berkesinambungan, adil, dan menggunakan acuan criteria. commit to user 24 b. Mekanisme Penilaian 1 Penilaian dilakukan oleh dua pihak, yaitu pendidik dan sekolah. 2 Penilaian oleh pendidik dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan membuat keputusan tentang peserta didik mengenai unit kompetensi dasar. 3 Sekolah melakukan penilaian untuk mengumpulkan data tentang peserta didik menyangkut ketercapaian standar kompetensi seluruh mata pelajaran. 4 Penilaian dilakukan dalam bentuk ulangan harian dan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, dan kelulusan ditetapkan menggunakan Nilai Batas Ambang Kompetensi NBAK ideal 75. Peserta didik yang tidak mencapai NBAK diberikan program remidi. c. Prosedur Penilaian Prosedur penilaian harus dirancang secara cermat, meliputi kegiatan sebagai berikut: 1 Pada saat mengembangkan silabus, pendidik mengembangkan indikator pencapaian penguasaan kompetensi dasar dan teknik penilaian yang relevan. 2 Pada saat mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, pendidik melengkapi contoh instrument. 3 Pada saat mengembangkan instrumen untuk ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas, pendidik terlebih commit to user 25 dahulu menyusun kisi-kisi yang memuat indikator yang representatif terhadap indikator-indikator yang ada di dalam silabus. 4 Pemberitahuan kepada peserta didik kapan suatu teknik penilaian akan diterapkan. 5 Pelaksanaan ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, maupun ulangan kenaikan kelas dilaksanakan dengan prosedur yang benar yang menjamin azas-azas penilaian sebagaimana sudah ditetapkan dalam prinsip penilaian. d. Intrumen Penilaian 1 Pengembangan instrumen penilaian dilakukan dengan prosedur yang benar sesuai degan kaidah pengembangan setiap jenis instrumen. 2 Instrumen yang digunakan dalam ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas dianalisis, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif memenuhi persyaratan sebagai instrumen beracuan kriteria. 3 Instrumen yang digunakan bervariasi sesuai dengan kompetensi yang akan diukur. Strategi asesmen seperti performance test, portofolio, test paper and pencil,dan asesmen authentic. Serta instrumen lain yang dikembangkan oleh Sekolah, termasuk standar penilaian. 4 Pola penilaian yang selama ini memberi penekanan pada aspek produk ilmiah pada ranah kognitif level rendah perlu segera disesuaikan. Berbagai referensi menyebutkan bahwa diperlukan pola penilaian proses disamping produk dan penilaian yang komprehensif yang menyangkut kognitif tingkat tinggi. Pola penilaian yang berbentuk commit to user 26 problem based yang memerlukan kemampuan berpikir analisis-sintesis sangat cocok dengan pendidikan bertaraf internasional. Kriteria standar penilaian yang dapat sekolah kembangkan sebagai berikut: Tabel 2.2 Kriteria Keunggulan Standar Penilaian SMA-BI No. Standar SMA-BI Kriteria Keunggulan SMA-BI 1. Pendidik melaksanakan penilaian yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dalam pelaksanaan pembelajaran  Pendidik menggunakan instrumen evaluasi aspek kognitif dengan tingkat validitas soal yang terukur.  Pendidik menggunakan instrumen evaluasi afektif secara proporsional.  Pendidik menggunakan instrumen evaluasi psikomotor secara proporsional.  Sekolah memiliki model yang mengintegrasikan sistem penilaian dalam ketiga ranah sebagai ukuran efektivitas kinerja belajar peserta didik. 2. Pendidik melaksanakan penilaian proses  Pendidik memiliki dokomen hasil penilaian proses.  Pendidik menggunakan sistem pengolahan hasil penilaian proses dalam mengukur efektivitas kinerja belajar. 3. Pendidik melaksanakan penilaian portopolio  Sekolah menetapkan standar dalam pengelolaan data portopolio peserta didik. 4. Sekolah melaksanakan ujian untuk mengukur kinerja belajar untuk memperoleh sertifikasi bertaraf internasional  Sekolah melakukan kerjasama dengan lembagainstitusi internasional dalam melaksanakan pengujian peserta didik agar memperoleh sertifikat internasional. 5. Sekolah menggunakan soal-soal olimpiade untuk menguji tingkat penguasaan pengetahuan peserta didik  Pendidik menggunakan soal-soal olimpiade untuk melakukan pengujian tingkat kesiapan daya kompetisi peserta didik dalam menghadapi olimpiade. commit to user 27

3. Peningkatan Mutu Kompetensi Lulusan

Penetapan kompetensi lulusan SMA bertaraf internasional menerapkan standar kelulusan yang lebih tinggi dari pada standar nasional pendidikan, meraih prestasi tingkat internasional pada bidang sains, matematika, teknologi, seni dan olahraga. Kelulusan memperoleh pengakuan internasional yang dibuktikan dengan sertifikat. Tabel 2.3 Kriteria Keunggulan Standar Kelulusan SMA-BI No. Standar SMA-BI Kriteria Keunggulan SMA-BI 1. Manusia berakhlak mulia, inovatif, dan kreatif. Menetapkan indikator dan kriteria peserta didik berakhlak mulia, inovatif, dan kreatif. 2. Hasil UN di atas Standar Nasional. Minimum rata-rata pada tingkat satuan pendidikan 7,5. 3. Menetapkan Standar Kompetesi bahasa inggris Peserta didik memperoleh Skor TOEFL Minimum 450 atau ekuivalen dengan 45 IBT TOEFL skor. 4. Menetapkan standart pembinaan prestasi bidang akademik, olahraga dan seni. Berhasil mewujudkan target minimal dalam waktu tiga tahun :  6 medali tingkat kabupaten juara I  4 medali tingkat provinsi juara I,II,III  2 medali tingkat nasional juara I- IV, dan harapan I,II,III  1 medali internasional juara  Memiliki bukti fisik karya peserta didik atau pendididk yang dipublikasikan dalam media bertaraf internasional. 5. Kompetensi bidang TIK.  Menggunakan internet sebagai sumber belajar, media komunikasi, media kolaborasi global.  Mampu membeberkan pikiran melalui media web. commit to user 28

4. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Dalam rangka meningkatkan mutu SDM sekolah harus mengembangkan program peningkatan kompetensi pendidik melalui peningkatan kualifikasi pendidikan minimal 30 pendidik berpendidikan S2 S3 dari perpendidikan tinggi yang program studinya terakreditasi A dengan program studi sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Selain itu kompetensi pendidik dalam pengelolaan sistem pembelajaran ditingkatkan untuk menuju pada proses pembelajaran yang setara dengan proses pembelajaran pada sekolah unggul dari Negara maju. Untuk itu sekolah perlu mengembangkan pula kompetensi bahasa Inggris pendidik dan kompetensi pada bidang TIK terutama untuk pendidik kelompok sains dan matematika. Peningkatan mutu SDM melalui kegiatan pelatihan dalam bentuk pemagangan, studi banding, workshop on the job training atau of the job training. Dan seminar yang dilaklukan oleh masing- masing sekolah atau bekerjasama dengan lembaga pendidikan di luar sekolah yang memiliki kewenangan dan kompetensi yang relevan. Kepala Sekolah harus mempunyai visi internasional, mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan entrepreneurship yang kuat dalam memfasilitasi seluruh anggota komunitas sekolah untuk mengembangkan keunggulan kompetitif dan komparatif bertaraf internasional. Untuk mendukung kelancaran tugas tersebut kepala sekolah harus berpendidikan minimal S2 dan mampu berbahasa Inggris secara aktif. Pada usaha peningkatan mutu commit to user 29 pengelolaan sekolah mengembangkan jaringan kerjasama tingkat local, nasional dan internasional dalam bentuk sister school. Dalam meningkatkan mutu prosedur pengelolaan secara bertahap sekolah perlu mengusahakan untuk memperoleh sertifikat ISO 9001 versi 2000 dan ISO 14000.

C. Standar Penilaian Pendidikan

1. Pengertian Standar Penilaian

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007: Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan penilaian merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. commit to user 30 Seorang pendidik profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena salah satu indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang dicapai peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan. Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi. a. Pengukuran measurement Pengukuran merupakan suatu proses pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas pembelajaran Harun Rasyid dan Mansur, 2007. Allen Yen 1979 menyatakan bahwa: “Measurement is the assigning of numbers to individuals in a systematic way as a means of representing properties of the individuals”. Pengukuran adalah pemberian angka-angka pada peserta didik secara sistematis sebagai alat yang mewakili kemampuan yang dimiliki para perserta didik tersebut Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka bagi objek secara sistematik. Pengukuran measurement adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu Guilford, 1982. Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau commit to user 31 kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes. Pengukuran pendidikan bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya bukan angka berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang, disertai deskripsi penjelasan prestasi peserta didik. Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian. b. Penilaian assessment Penilaian merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas penilaiannya. Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik, kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik. Penilaian didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang kinerja peserta didik, untuk digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan. Menurut Permendiknas Republik Indonesia tentang Standar Penilaian Pendidikan penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian dimaknai sebagai penafsiran hasil pengukuran dan penentuan pencapaian hasil belajar Sri Wardhani, 2004 commit to user 32 Kellough dan Kellough Swearingen, 2006 mengidentifikasi tujuan penilaian adalah untuk;1 membantu belajar peserta didik, 2 mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik, 3 menilai efektifitas strategi pengajaran,4 menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum, 5 menilai dan meningkatkan efektifitas pengajaran, 6 menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan, dan 7 komunikasi dan melibatkan orang tua peserta didik. Johson Johson2002 dalam Budiyono2011 menggolongkan penilaian kedalam tiga jenis yaitu: penilaian diagnostic, penilaian formatif, dan penilaian sumatif. Penilaian diagnostik dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik. Dengan penilaian diagnostik, para pendidik diharapkan dapat mengetahui kesalahan dan atau miskonsepsi yang terjadi sebelum atau sesudah pembelajaran berlangsung. Penilaian formatif dilaksanakan secara pereodik sepanjang satuan pembelajaran, misalnya setelah setiap satu pokok bahasan diberikan. Penilaian formatif memberikan balikan kepada peserta didik yang terkait dengan kemajuan yang telah ia capai. Penilaian formatif memberikan balikan kepada pendidik terkait dengan kemajuan proses pembelajaran yang dirancangnya dalam kaitanya dengan efektifitas pembelajaran yang menjadi tujuannya. Penilaian sumatif dilakukan pada akhir satuan pembelajaran untuk menentukan status final peserta didik dan atau untuk menentukan kadar efektifitas program pembelajaran. commit to user 33 Penilaian assessment adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu Griffin Nix, 1991. Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode danatau prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik c. Evaluasi evaluation Nitko Brookhart dalam Harun dan Mansur 2007 mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja dan hasil karya peserta didik. Evaluasi merupakan salah satu serangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Harun dan Mansur menyatakan Komponen yang harus commit to user 34 dievaluasi agar hasilnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran adalah masukan, lingkungan sekolah, dan keluarannya. Selama ini yang dievaluasi adalah prestasi belajar peserta didik, khususnya pada ranah kognitif saja. Ranah efektif jarang diperhatikan lembaga pendidikan, walau semua menganggap hal itu penting, karena sulit mengukurnya, apalagi mengevaluasi ketiga komponen tersebut di atas. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat, ketrampilan, dan sebagainya. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi besifat bertahap, maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi.

2. Prinsip Penilaian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar peserta didik antara lain Depdiknas, 2008: a. Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi. b. Penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. c. Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan. d. Hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan. e. Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran. commit to user 35 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: o Sahih valid, yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. o Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. o Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender. o Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. o Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. o Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. o Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku. o Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. o Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi commit to user 36 teknik, prosedur, maupun hasilnya.

3. Teknik Penilaian

Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa Standar Isi SI untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Di dalam SI dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dalam KTSP meliputi tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Tatap muka adalah pertemuan formal antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran di kelas. Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik, sedangkan waktu penyelesaian kegiatan mandiri tidak terstruktur diatur sendiri oleh peserta didik Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer saling melengkapi sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. a. Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes commit to user 37 kinerja. Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan danatau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan. Sedangkan tes yang jawabannya berupa isian dapat berbentuk isian singkat danatau uraian. Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik dengan pendidik. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan. Tes praktik kinerja adalah tes yang meminta peserta didik melakukan perbuatanmendemonstasikan menampilkan keterampilan. Dalam rancangan penilaian hasil belajar, tes dilakukan secara berkesinambungan melalui berbagai macam ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Sedangkan ujian terdiri atas ujian nasional dan ujian sekolah. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk melakukan perbaikan pembelajaran, memantau kemajuan dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar KD atau lebih. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah commit to user 38 melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester. Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester genap. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar danatau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan. Ujian Sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan commit to user 39 kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan pada ujian sekolah adalah mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada ujian nasional, dan aspek kognitif danatau psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. b. Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap peserta didik selama pembelajaran berlangsung danatau di luar kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal maupun informal. Penilaian observasi dilakukan antara lain sebagai penilaian akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. c. Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium, tugas rumah, portofolio, projek, danatau produk. d. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan kreativitas peserta didik Popham, 1999. commit to user 40 Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama karya-karya atau tugas-tugas yang dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik perlu melakukan diskusi untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio, peserta didik dapat menentukan karya-karya yang akan dinilai, melakukan penilaian sendiri kemudian hasilnya dibahas. Perkembangan kemampuan peserta didik dapat dilihat pada hasil penilaian portofolio. Teknik ini dapat dilakukan dengan baik apabila jumlah peserta didik yang dinilai sedikit. Permendiknas No 41 Tahun 2007 Standar Proses Lampiran IV tentang penilaian hasil pembelajaran menyatakan bahwa penilaian dilakukan secara Konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan non tes yang salah satunya adalah portofolio. Model Penilaian Berbasis Portofolio Portofolio Based Assesment adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dokumentasi pengalaman belajarnya. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan kreativitas peserta didik Depdiknas, 2008. e. Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil commit to user 41 kerjanya. Penilaian projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil. f. Produk hasil karya adalah penilaian yang meminta peserta didik menghasilkan suatu hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap persiapan, pelaksanaanproses pembuatan, dan hasil. g. Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap objek psikologis. h. Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif. i. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur. j. Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal secara jujur. Kombinasi penggunaan berbagai teknik penilaian di atas akan memberikan informasi yang lebih akurat tentang kemajuan belajar peserta didik. commit to user 42

4. Intrumen Penilaian

Setiap teknik penilaian harus dibuatkan instrumen penilaian yang sesuai. Tabel berikut menyajikan klasifikasi penilaian dan bentuk instrumen. Tabel 2.4 Klasifikasi Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen Teknik Penilaian Bentuk Instrumen • Tes tertulis • Tes pilihan: pilihan ganda, benar- salah, menjodohkan dll. • Tes isian: isian singkat dan uraian • Tes lisan • Daftar pertanyaan • Tes praktik tes kinerja • Tes identifikasi • Tes simulasi • Tes uji petik kinerja • Penugasan individual atau kelompok • Pekerjaan rumah • Projek • Penilaian portofolio • Lembar penilaian portofolio • Jurnal • Buku cacatan jurnal • Penilaian diri • Kuesionerlembar penilaian diri • Penilaian antarteman • Lembar penilaian antarteman Instrumen tes berupa perangkat tes yang berisi soal-soal, instrumen observasi berupa lembar pengamatan, instrumen penugasan berupa lembar tugas projek atau produk, instrumen portofolio berupa lembar penilaian portofolio, instrumen inventori dapat berupa skala Thurston, skala Likert atau skala Semantik, instrumen penilaian diri dapat berupa kuesioner atau lembar penilaian diri, dan instrumen penilaian antarteman berupa lembar penilaian antarteman. Setiap instrumen harus dilengkapi dengan pedoman penskoran. commit to user 43

5. Aspek yang dinilai

Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek kompetensi yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir yang menurut taksonomi Bloom secara hierarkis terdiri atas pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja. Pada tingkat pemahaman, peserta didik dituntut untuk menyatakan jawaban atas pertanyaan dengan kata-katanya sendiri. Misalnya , menjelaskan suatu prinsip atau konsep. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam suatu situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut merangkum suatu cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya sendiri, dan mensintesiskan pengetahuan. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi, seperti bukti sejarah, editorial, teori-teori, dan termasuk di dalamnya melakukan judgement pertimbangan terhadap hasil analisis untuk membuat keputusan. Dalam laporan hasil belajar peserta didik, terdapat komponen pengetahuan yang umumnya merupakan representasi aspek kognitif, komponen praktek yang melibatkan aspek psikomotorik, dan komponen sikap yang berkaitan dengan kondisi afektif peserta didik terhadap mata commit to user 44 pelajaran tertentu. Tabel berikut menyajikan berbagai aspek yang dinilai untuk lima kelompok mata pelajaran sesuai PP no. 19 tahun 2005 pasal 64. Tabel 2.5 Aspek yang dinilai dalam berbagai mata pelajaran No Kelompok mata pelajaran Contoh Mata pelajaran Aspek yang dinilai 1 Agama dan akhlak mulia Pendidikan Agama Pengetahuan dan sikap 2 Kewarganegaraan dan kepribadian Pendidikan Kewarganegaraan Pengetahuan dan sikap 3 Ilmu Pengetahuan dan Matematika Pengetahuan dan sikap Tenologi Fisika, Kimia, Biologi Pengetahuan, praktik, dan sikap Ekonomi, Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi Pengetahuan dan sikap Bhs Indonesia, bhs Inggris, bhs Asing lain Pengetahuan, praktik, dan sikap Teknologi Informasi dan Komunikasi Pengetahuan, praktik, dan sikap 4 Estetika Seni Budaya Praktik dan sikap 5 Jasmani, olahraga, dan kesehatan Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan Pengetahuan, praktik, dan sikap

6. Prosedur Penilaian.

PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh: pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. commit to user 45 a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian ini dilaksanakan dalam bentuk penugasan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Berbagai macam ulangan dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan instrumen yang sesuai dengan kebutuhan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk a menilai pencapaian kompetensi peserta didik, b bahan penyusunan laporan hasil belajar, dan c memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen baik tes maupun nontes atau penugasan yang dikembangkan sesuai dengan karateristik kelompok mata pelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh, dan berskesinambungan. Dengan penilaian ini diharapkan pendidik dapat a mengetahui kompetensi yang telah dicapai peserta didik, b meningkatkan motivasi belajar peserta didik, c mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan, d memperbaiki strategi pembelajaran, dan e meningkatkan akuntabilitas sekolah. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan. commit to user 46 b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian ini meliputi: 1 Penilaian akhir untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. Penilaian akhir digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan harus mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik. 2 Ujian Sekolah untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak dinilai melalui Ujian Nasional dan aspek kognitif danatau psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. Ujian Sekolah juga merupakan salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. c. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional UN. commit to user 47 Kriteria kelulusan UN dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Peserta UN memperoleh Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional SKHUN yang diterbitkan oleh satuan pendidikan penyelenggara UN. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah a menyelesaikan seluruh program pembelajaran, b memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan, c lulus ujian sekolahmadrasah dan d lulus ujian nasional.

7. Mekanisme Penilaian

Sistem penilaian meliputi kegiatan perancangan dan pelaksanaan penilaian, analisis dan tindak lanjut hasil penilaian, serta pelaporan penilaian. Mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik digambarkan pada gambar ber ikut: Gambar 2.1 Mekanisme Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik P P e e r r e e n n c c a a n n a a a a n n P P e e n n i i l l a a i i a a n n P P e e l l a a k k s s a a n n a a a a n n P P e e n n i i l l a a i i a a n n A A n n a a l l i i s s i i s s H H a a s s i i l l P P e e n n i i l l a a i i a a n n T T i i n n d d a a k k L L a a n n j j u u t t H H a a s s i i l l P P e e n n i i l l a a i i a a n n P P e e l l a a p p o o r r a a n n H H a a s s i i l l P P e e n n i i l l a a i i a a n n commit to user 48 a. Perencanaan Penilaian Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan metode dan teknik penilaian, serta pemilihan bentuk instrumen penilaian. 1 Perencanaan penilaian oleh pendidik Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik sebagai berikut: a Menjelang awal tahun pelajaran, pendidik mata pelajaran sejenis pada satuan pendidikan MGMP sekolah melakukan :  pengembangan indikator pencapaian KD,  penyusunan rancangan penilaian teknik dan bentuk penilaian yang sesuai,  pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD,  penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM masing-masing mata pelajaran melalui analisis indikator dengan memperhatikan karakteristik peserta didik kemampuan rata-rata peserta didikintake, karakteristik setiap indikator kesulitankerumitan atau kompleksitas, dan kondisi satuan pendidikan daya dukung, misalnya kompetensi pendidik, fasilitas sarana dan prasarana. commit to user 49 b Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM dan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian kepada peserta didik. c Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrumen penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya dan pedoman penskoran. 2 Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai berikut: a Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan:  pendataan KKM setiap mata pelajaran,  penentuan kriteria kenaikan kelas,  penentuan kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan, dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik,  penentuan kriteria kelulusan ujian sekolah,  koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. b Membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian untuk ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ujian sekolah yang meliputi: commit to user 50  pengembangan kisi-kisi penulisan soal di dalamnya terdapat indikator soal,  penyusunan butir soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal, serta mengikuti kaidah penulisan butir soal,  penelaahan butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh pendidik lain bukan penyusun butir soal pengampu mata pelajaran yang sama dengan butir soal yang ditelaahnya,  perakitan butir-butir soal menjadi perangkat tes. b. Pelaksanaan penilaian Pelaksanaan penilaian adalah penyajian penilaian kepada peserta didik. Penilaian dilaksanakan dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan criteria, dan akuntabel. 1. Pelaksanaan penilaian oleh pendidik Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap ini meliputi: a Melaksanakan penilaian menggunakan instrumen yang telah dikembangkan; b Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik mengacu pada pedoman penskoran, untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik; Hasil pekerjaan peserta didik untuk setiap penilaian dikembalikan kepada masing-masing peserta didik disertai balikankomentar yang mendidik misalnya, mengenai kekuatan dan kelemahannya. Ini commit to user 51 merupakan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk a mengetahui kemajuan hasil belajarnya, b mengetahui kompetensi yang belum dan yang sudah dicapainya, c memotivasi diri untuk belajar lebih baik, dan d memperbaiki strategi belajarnya. Feedback dapat dilakukan dalam bentuk tertulis atau dalam bentuk dialog Weisberg, 2006 2. Pelaksanaan penilaian oleh satuan pendidikan Pelaksanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan berikut: a Melaksanakan koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas; b Melakukan penilaian akhir untuk mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan jasmani, olahraga, dan kesehatan;\ c Menyelenggarakan ujian sekolah untuk mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan secara nasional, serta aspek kognitif danatau psikomotor untuk mata pelajaran dalam kelompok agama dan akhlak mulia, serta kewarganegaraan dan kepribadian. Penyelenggaraan ujian sekolah mengacu pada Prosedur Operasi Standar Ujian Sekolah POS-US yang diterbitkan oleh BSNP. commit to user 52 3. Pelaksanaan penilaian oleh pemerintah Pelaksanaan penilaian oleh pemerintah merupakan kegiatan pengelolaan dan pengendalian pelaksanaan UN mengacu Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional POS-UN. c. Analisis hasil penilaian. 1. Analisis hasil penilaian oleh pendidik Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah menganalisis hasil penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu membandingkan hasil penilaian masing-masing peserta didik dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk penilaian yang dilakukan oleh pendidik hasil penilaian masing-masing peserta didik dibandingkan dengan KKM. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik, serta untuk memperbaiki pembelajaran. 2. Analisis hasil penilaian oleh satuan pendidikan. Kegiatan analisis hasil penilaian oleh satuan pendidikan meliputi: a Menganalisis hasil belajar peserta didik kelas X dan XI dibandingkan dengan nilai KKM yang telah ditetapkan untuk masing-masing mata pelajaran; b Menganalisis hasil ujian sekolah dengan membandingkan hasil ujian sekolah masing-masing peserta didik dengan batas kelulusan ujian sekolah yang telah ditentukan; c Menganalisis hasil penilaian kelompok mata pelajaran agama dan commit to user 53 akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, serta jasmani, olahraga, dan kesehatan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan; d Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menetapkan dapat tidaknya peserta didik kelas X dan kelas XI naik kelas berdasarkan kriteria kenaikan kelas yang telah ditetapkan; e Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menetapkan peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria kelulusan yang telah ditetapkan. 3 Analisis hasil penilaian oleh pemerintah. Kegiatan analisis hasil penilaian oleh pemerintah yaitu menganalisis hasil UN setiap sekolah untuk pemetaan daya serap. d. Tindak lanjut hasil analisis. Analisis hasil penilaian telah dilakukan perlu ditindak lanjuti. 1 Tindak lanjut oleh pendidik. Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi: a Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang belum tuntas belum mencapai KKM untuk hasil ulangan harian dan memberikan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah tuntas; b Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan. commit to user 54 2. Tindak lanjut oleh satuan pendidikan. Kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi: a Menyiapkan laporan hasil belajar rapor peserta didik; b Satuan pendidikan penyelenggara ujian menerbitkan ijazah bagi peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria kelulusan.

D. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Penilaian

Sesuai dengan peraturan Pemerintah Nomor 192005 tentang Standar Nasional Pendidikan, rintisan SMA bertaraf internasional sebagai sekolah di Indonesia wajib mengikuti ketentuan standar penilaian yang berlaku secara nasional. Namun demikian karena rintisan SMA bertaraf internasional adalah sekaligus juga sekolah yang merujuk sekolah bertaraf internasional, maka sekolah memfasilitasi peserta didiknya yang ingin mengikuti ujian mendapatkan ijazahsetifikat internasional untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri.

1. Tujuan Penilaian untuk Belajar.

Prinsip yang mendasari penilain untuk belajar memberikan harapan bagi peserta didik dan pendidik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Assessment Reform Group 2002, mendefinisikan penilaian sebagai berikut: Assesment for learning is the process of seeking and interpreting evidence for use by learners and their teachers to decide where the learners are in their learning, where they need to go and how best to get there. Penilaian untuk commit to user 55 belajar memberikan penekanan pada proses yang dilakukan oleh pendidik maupun peserta didik untuk mencari dan menginterprestasikan informasi atau keterangan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh peserta didik dalam pembelajaran. Garfield 1994 menyatakan bahwa tujuan primer dari setiap penilaian adalah untuk meningkatkan pembelajaran perserta didik. CEA 2003 menyajikan tujuan penilaian untuk: a. Memberikan wawasan tentang belajar peserta didik kepada pendidik. b. Meningkatkan kesuksesan untuk semua. c. Membantu proses penetapan tujuan. d. Memungkinkan refleksi secara kontinu terhadap apa yang peserta didik ketahui sekarang dan apa yang mereka butuhkan untuk diketahui berikutnya. e. Mengukur apa yang dinilai, f. Mempromosikan intervensi secara cepat dan menghubungkan dengan penetapan tujuan pembelajaran. g. Meningkatkan standar yang diperoleh peserta didik. Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penilaian, Assessment Reform Group 1999 menyatakan bahwa untuk memperbaiki proses pembelajaran bergantung pada lima faktor kunci, yaitu: a. Siapkan umpan balik feedback yang efektif pada peserta didik. b. Libatkan secara aktif peserta didik dalam pembelajaran mereka sendiri. c. Sesuaikan pengajaran untuk memperoleh catatan hasil penilaian. commit to user 56 d. Penghargaan sangat mempegaruhi penilaian dalam motivasi dan kesadaran diri peserta didik, keduanya berpengaruh secara krusial pada pembelajaran. e. Peserta didik perlu menilai diri mereka sendiri dan memahami bagaimana memperbaikinya. Peningkatan kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan ketrampilan pendidik terhadap penilaian. Clarke 2005 dalam Harun dan Mansur maenyatakan bahwa penilaian untuk belajar akan berhasil dengan baik dalam praktek di kelas, jika seorang pendidik memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk merencanakan, menyusun tujuan pembelajaran, dan kriteria sukses sebelum pembelajaran berlangsung. Kemudian selama proses pembelajaran pendidik perlu memiliki strategi dan metode penilaian yang dapat menumbuhkan kepercayaan diri, motivasi, dan rasa tanggungjawab peserta didik terhadap belajar mereka sendiri.

2. Penilaian Berbasis Kelas.

Badan Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penilaian berbasis kelas merupakan “suatu kegiatan yang dilakukan oleh pembelajaran berupa pengumpulan informasi selama pembelajaran berlangsung melalui prosedur, alat penilaian, dan berbagai teknik yang sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai”. Penilaian di tingkat pusat sampai dengan tingkat sekolah, lebih banyak berkenaan dengan mekanisme pengelolaan dan biasanya tidak berkenaan dengan kegiatan interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik. Oleh karena itu, sering kali diistilahkan dengan penilaian program tingkat makro. commit to user 57 Sedangkan penilaian terhadap program di tingkat kelas yang pendidiknya langsung beinteraksi dengan peserta didik, biasanya disebut penilaian tingkat mikro Depdiknas. 2003.

3. Strategi Penilaian untuk Belajar dalam Kelas.

Associaton for Achievement and Improvement trough Assessment AAIA2001b mengembangkan strategi penerapan penilaian untuk pembelajaran dalam kelas, yang terdiri atas empat tahap, yaitu: a. Tahap Identifikasi Pada tahap ini, dilakukan identifikasi strategi yaitu: 1 Sharing tujuan pembelajaran dengan peserta didik 2 Mendorong peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami standar yang mereka ingin capai. 3 Melibatkan peserta didik dalam penilaian diri. 4 Memberikan umpan balik. 5 Memiliki keyakinan bahwa semua peserta didik dapat diperbaiki. 6 Melibatkan pendidik dan peserta didik dalam refleksi dan riviu informasi penilaian. b. Tahap Implementasi Strategi. Tahap ini, merupakan implementasi strategi yang diperoleh dalam praktek di kelas secara efektif. commit to user 58 Tabel 2.6 Implementasi Strategi Penilaian untuk belajar. Strategi Implementasi Sharing Tujuan Pembelajaran dengan peserta didik  Informasi tujuan pembelajaram pada awal selama pelajaran dengan bahasa yang dipahami oleh peserta didik.  Gunakan tujuan pembelajaran sebagai dasar untuk questioning dan feedback selama pelajaran  Evaluasi umpan balik dalam kaitan dengan capai prestasi sebagai dasar dalam merencanakan tahapan belajar berikutnya. Membantu peserta didik agar mengetahui dan mengakui standar yang mereka ingin capai  Tunjukkan pekerjaan peserta didik yang sesuai dengan kriteria.  Berikan kriteria yang jelas yang sesuai dengan tujuan pembelajaran pada peserta didik.  Berikan model pekerjaan sebagai contoh  Menjamin ada kejelasan dan harapan dalam menyajikan pekerjaan.  Menyajikan pekerjaan peserta didik dengan menunjukkan prosesnya. Melibatkan peserta didik dalam penilaian diri  Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengemukakan apa yang telah dipelajari, dan kesulitan-kesulitan yang ditemui selama pembelajaran.  Mendorong peserta didik untuk bekerja bersama fokus bagaimana memperbaiki belajar.  Tanyakan pada Peserta didik untuk menyatakan tahapan berpikir mereka  Berikan waktu peserta didik untuk merefleksi belajar mereka.  Identifikasi bersama dengan peserta didik tahapan belajar berikutnya. Memberikan umpan balik sehingga peserta didik dapat menetapkan langkah-langkah belajar berikutnya yang lebih baik dan bagaimana mencapainya  Memberikan umpan balik secara langsung dan tertulis.  Umpan balik secara konstruktif  Identifikasi apa yang telah dilakukan dengan baik oleh peserta didik, kebutuhan peserta didik, untuk diperbaiki dan bagaimana melakukannya.  Identifikasi tahapan-tahapan belajar berikutnya untuk individu dan kelompok. commit to user 59 Memiliki kepercayaan bahwa setiap peserta didik dapat diperbaiki ditingkatkan  Identifikasi tahapan-tahapan sederhana yang memunkinkan peserta didik untuk melihat kemajuan mereka, sehingga membangun kepercayaan dan kesadaran diri.  Membantu peserta didik untuk menyatakan pikiran dan alasan mereka dalam situasi kelas yang terjamin. Melibatkan pendidik dan peserta didik dalam merefleksikan dan mereviu informasi penilaian.  Refleksi dengan peserta didik atas pekerjaan peserta didik.  Memilh tugas yang sesuai sehingga memperoleh kualitas informasi penilaian.  Memberikan waktu pada peserta didik untuk merefleksikan apa yang telah mereka pelajari dan pahami, dan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik.  Memutuskan perencanaan, evaluasi tugas- tugas secara efektif, sebagian hasil penilaian. c. Tahap Refleksi Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah mendorong pendidik untuk mengidentifikasikan dan merefleksikan aktivitas keseharian mareka dalam kelas, untuk menolong peserta didik belajar melalui penjelasan harapan dan umpan balik yang konstruktif, dan mengidentifikasikan tahapan belajar berikutnya. d. Tahap Reviu Kebijakan Penilaian dan Perencanaan Peningkatan Sekolah. Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari ketiga tahap sebelumnya. Berdasarkan hasil tersebut, ditinjau kembali kebijakan penilaian dan rencana peningkatan sekolah. commit to user 60

4. Penilaian untuk Belajar dan Peningkatan Standar

Upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlukan kualitas sistem penilaian. Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional Tahun 2003 pasal 58 ayat 1 bahwa “evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan”. Pada dasarnya, penilaian umumnya memiliki misi untuk memperbaiki standar, tidak sekedar mengukur peserta didik. Dorongan utama dibalik gerakan standarisasi yang sekarang lagi digalakkan oleh Badan Standar Nasional pendidikan BSNP adalah harapan bahwa seluruh peserta didik bisa mencapai standar yang tinggi. Sehingga luaran pendidikan kita dapat bersaing ditingkat global. Weeden, Winter, Brodfoot 2002 dalam Harun dan Mansur 2007 menyatakan prestasi belajar peserta didik dapat ditingkatkan jika pendidik: a. Menyusun rencana secara cermat. b. Memiliki tujuan pembelajaran yang jelas. c. Pescaya pada perserta didiknya d. Memberikan umpan balik yang tepat e. Melibatkan peserta didik dalam proses penilaian.

5. Penilaian Otentik

Istilah penilaian otentik belakang ini telah banyak digunakan dalam pendidikan. Penggunaan istilah otentik formal yang pertama dalam konteks pembelajaran dan penilaian dilakukan oleh Archbald dan Newmann 1988. commit to user 61 Penilaian tentang prestasi otentik menekankan sifat, pencapaian, atau pembelajaran atau penilaian otentik menekankan sebuah cara penilaian dan membiarkan sifat pencapaian prestasi sendiri tanpa diuji. Menurut Permendiknas No.41 Tahun 2007 Standar Proses lampiran IV: Penilaian Otentik merupakan usaha untuk mengukur atau memberikan penghargaan atas kemampuan seseorang yang benar-benar menggambarkan apa yang dikuasainya. Asesmen otentik adalah jawaban terhadap kritik bahwa asesmen yang dilakukan pendidik kebanyakan adalah paper and pencil test yang lebih berorientasi kepada pengujian pengetahuan Peserta didik yang bersifat kognitif danatau teoretis. Berikut ini diberikan penjelasan mengenai authentic assessment, yang diambil dari http:jonathan.mueller.faculty.noctrl.edu. Authentic asessment AA didefinisikan sebagai “A form of assessment in which students are asked to perform real-world tasks that demonstrate meaningful application of essential knowledge and skills”. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa asesmen otentik adalah asesmen di mana para peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan aplikasi dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam kelas ke kejadian nyata. Beberapa orang mengatakan AA adalah performance assessment asesmen kinerja, sebab lebih menitikberatkan kepada kinerja daripada pengetahuan semata, atau alternative assessment asesmen alternatif, sebab berbeda dengan asesmen tradisional, atau direct assessment asesmen langsung, sebab AA commit to user 62 menyediakan bukti langsung dari aplikasi pengetahuan. http: budiyono.staff.fkip.uns.ac.id20100510seminar-nasional-5-mei-2010_ftn2

E. Sistem Penilaian Pembelajaran Matematika Berbasis Kompetensi

1. Sistem Penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dasar.

a. Kompetensi Dasar: Kompetensi dasar merupakan kompetensi minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan atau kompetensi minimal yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik dari standar kompetensi untuk suatu mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar matematika adalah kompetensi minimal dalam pelajaran matematika yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi dasar ini merupakan penjabaran dari standar kompetensi yang dikembangkan dengan menyempurnakan kata kerja operasional, antara lain: menghitung, mengidentifikasi, membedakan, menafsirkan, menganalisis, menerapkan dan merangkum. Setiap kompetensi dasar memiliki sejumlah indikator. Indikator adalah gejala, perbuatan, respon yang ditunjukkan atau dilakukan oleh peserta didik berkaitan kompetensi dasar. Indikator menjadi pedoman pengukuran tingkat pencapaian belajar peserta didiksesuai kompetensi dasar yang harus dimiliki, oleh karenanya indikator dalam dokumen kurikulum 2004 dapat diartikan sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta didik. Dengan demikian indikator dapat menjadi salah satu acuan commit to user 63 dalam membuat soal untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik. b. Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi Dasar Sistem penilaian berbasis kompetensi dasar adalah uraian keterangan yang teratur sebagai penjelasan tentang prosedur dan cara menilai pencapaian kompetensi dasar oleh peserta didik. Instrumen penilaiannya dikembangkan dengan mengacu pada indikator-indikator pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Penilaian dilakukan mencakup semua kompetensi dasar. Penilaiannya berbasis kelas dengan ciri-ciri: memenuhi prinsip dasar penilaian valid, adil, terbuka, bermakna, berkesinambungan, obyektif, menggunakan acuan patokan dan belajar tuntas, berorientasi kompetensi, terintegrasi dengan proses pembelajaran, dilakukan oleh pendidik dan peserta didik.

2. Penilaian Pembelajaran Matematika Berbasis Kompetensi.

a. Tujuan Pembelajaran matematika Secara umum penilaian pembelajaran dilakukan dengan tujuan a mengetahui pengetahuan awal peserta didik, b mengetahui tingkat pencapaian kompetensi, c mengetahui perkembangan peserta didik, d mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, e mengetahui hasil suatu proses pembelajaran, f memotivasi peserta didik belajar dan g memberi umpan balik kepada pendidik tentang pembelajaran yang dikelolanya. Penekanan pembelajaran matematika lebih diutamakan pada proses dengan tidak melupakan pencapaian tujuan. Tujuan yang paling utama commit to user 64 dalam pembelajaran matematika adalah mengatur jalan pikiran untuk memecahkan masalah bukan hanya menguasai konsep dan perhitungan walaupun sebagaian besar belajar matematika adalah belajar konsep struktur ketrampilan menghitung dan menghubungkan konsep-konsep tersebut. Andi Hakim Nasution 1982:12 mengemukakan bahwa dengan menguasai matematika orang akan belajar menambah kepandaiannya. Sementara itu Nana Sudjana 1995:22 mengemukakan bahwa hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia memperoleh pengalaman belajarnya. Gagne 1997:47-48 mengelompokkan hasil belajar menjadi lima bagian dalam bentuk kapabilitas yakni keterampilan intelektual strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik dan sikap. Pada intinya tujuan peserta belajar matematika di sekolah adalah agar peserta didik mampu menggunakan atau menerapkan matematika yang dipelajari untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, belajar matematika lebih lanjut dan belajar pengetahuan lain. Tujuan itu dapat tercapai bila kompetensi peserta didik dibina dengan baik. Kompetensi peserta didik dalam belajar matematika meliputi a memahami konsep matematika yang dipelajari, b memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol-simbol dan atau model matematika, c mampu menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, d menunjukkan commit to user 65 kemampuan strategis dalam membuat atau merumuskan, menafsirkan dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah, dan e memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. b. Penilaian dalam matematika. Penilaian dalam matematika perlu menekankan keterampilan bermatematika, bukan hanya pengetahuan matematika. Sebagai konsekuensi, pendidik hendaknya memperhatikan benar kemampuan berpikir yang ingin dinilainya. Selain itu, titik berat penilaian dalam matematika hendaknya diberikan kepada penilaian yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran harus mencakup soal atau tugas yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Soal atau tugas demikian akan mendorong peserta didik untuk senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan berpikirnya. Penilaian akhir terhadap peserta didik hendaknya berdasarkan pada teknik penilaian yang beragam. Tingkat kesukaran soal untuk penilaian akhir hendaknya bukan karena kerumitan prosedural yang harus dilakukan peserta didik, melainkan karena kebutuhan akan tingkat pemahaman dan pemikiran yang lebih tinggi. c. Ranah Penilaian Pembelajaran Matematika Kognitif, Afektif dan Psikomotor Penilaian terhadap pencapaian kompetensi peserta didik mencakup penilaian pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Yang sudah terbiasa commit to user 66 dilakukan dalam penilaian pembelajaran selama ini adalah penilaian menyangkut ranah kognitif. Penilaian umumnya dilakukan dengan tes tertulis dan bentuk soalnya pilihan ganda. Kompetensi peserta didik dalam ranah afektif yang perlu dinilai utamanya menyangkut sikap dan minat peserta didik dalam belajar matematika. Secara teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu a laporan diri oleh peserta didik yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim dan b pengamatan sistematis oleh pendidik terhadap afektif peserta didik. Kompetensi peserta didik dalam ranah psikomotor menyangkut gerak otot kecil. Kemampuan psikomotor yang dibina dalam belajar matematika misalnya berkaitan dengan kemampuan mengukur dengan satuan tertentu, baik satuan baku maupun tidak baku, menggambar bentuk-bentuk geometri bangun datar, bangun ruang, garis, sudut dll dengan menggunakan alat misalnya penggaris, jangka, busur derajat dll atau tanpa alat. Kemampuan psikomotor yang dipelajari peserta didik dalam belajar matematika tidak dapat terlepas dari kemampuan kognitifnya. Sebagai contoh, peserta didik dibina kompetensinya menyangkut kemampuan melukis jaring-jaring kubus. Kemampuan dalam melukis jaring-jaring kubus secara psikomotor dapat dilihat dari gerak tangan peserta didik dalam menggunakan peralatan jangka dan penggaris saat melukis. Namun untuk dapat melukis jaring- jaring kubus setidaknya diperlukan pengetahuan kognitif tentang bentuk jaring-jaring kubus dan cara melukis garis-garis tegak lurus. Secara teknis commit to user 67 penilaian ranah psikomotorik dapat dilakukan dengan pengamatan perlu lembar pengamatan dan tes perbuatan. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri peserta didik dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik atau factor lingkungan. Menurut Slameto 2003:54-72, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah : 1 Faktor-faktor Internal - Jasmaniah kesehatan, cacat tubuh - Psikologis intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan - Kelelahan 2 Faktor-faktor Eksternal - Keluarga cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan - Sekolah metode mengajar, kurikulum, relasi pendidik dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah - Masyarakat kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. commit to user 68 Menurut Caroll dalam R Angkowo A. Kosasih 2007:51, bahwa hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh lima faktor yaitu 1 bakat belajar, 2 waktu yang tersedia untuk belajar, 3 kemampuan individu, 4 kualitas pengajaran, 5 lingkungan. Clark dalam Nana Sudjana Ahmad Rivai 2001:39 mengungkapkan bahwa hasil belajar peserta didik di sekolah 70 dipengaruhi oleh kemampuan peserta didik dan 30 dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan menurut Sardiman 2007:39-47, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern dari dalam diri peserta didik dan faktor ekstern dari luar peserta didik. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri peserta didik, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondidi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Thomas F. Staton dalam Sardiman 2007:39 menguraikan enam macam faktor psikologis yaitu 1 motivasi, 2 konsentrasi, 3 reaksi, 4 organisasi, 5 pemahaman, 6 ulangan. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik adalah faktor internal peserta didik antara lain sikap peserta didik terhadap matematika, commit to user 69 sedangkan faktor eksternal antara lain model pembelajaran yang digunakan pendidik di dalam proses belajar mengajar.

F. Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi

Menurut Suharsimi Arikunto 2010:2 evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Dalam proses evaluasi terdapat beberapa komponen, yaitu mengumpulkan datainformasi yang diperlukan sebagai dasar dalam menentukan nilai sesuatu yang menjadi obyek evaluasi. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 18 menyatakan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007: 310 mengartikan evaluasi sebagai penilaian. Dipihak lain, Alkin dalam Djuju Sudjana, 2006: 20 mengatakan bahwa: “evaluation is the process accertaining the decision areas of concern, selecting appropriatein order to report summary data useful to decision makers in selecting among alternatives.” evaluasi adalah proses pengambilan keputusan, untuk memilih data laporan yang ringkas dan digunakan untuk memilih beberapa alternatif. commit to user 70 Komite Studi Nasional tentang Evaluasi National Study Committee on Evaluation dari UCLA Stark Thomas, 1994 : 12, menyatakan bahwa : “Evaluation is the process of ascertaining the decision of concern, selecting appropriate information, and collecting and analiyzing information in order to report summary data useful to decision makers in selecting among alternatives”. Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang sesuai unuk mengetahui sejauh mana suatu tujuan program, prosedur, produk atau strategi yang dijalankan telah tercapai, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan serta dapat menentukan beberapa alternative keputusan untuk program selanjutnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendiskripsikan, menginterpresentasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan dan atau menyusun kebijakan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses penilaian terhadap komponen pendidikan dengan kriteria tertentu yang dianalisis dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Tujuan Evaluasi Program

Setiap kegiatan yang dilaksanakan mempunyai tujuan tertentu, demikian juga denga evaluasi. Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin 2010:13 ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan commit to user 71 khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen. Implementasi program harus senantiasa dievaluasi untuk melihat sejauh mana program tersebut telah berhasil mencapai tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Karenanya, evaluasi program bertujuan untuk menyediakan data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil kebijakan.

3. Model Evaluasi CIPP

Dalam penelitian ini model evaluasi program yang digunakan adalah model CIPP Context, input, process, and product. Model evaluasi ini dikembangkan oleh Daniel Stuffleabem, dkk 1967 di Ohio State University. Model evaluasi ini pada awalnya digunakan untuk mengevaluasi ESEA The Elementary and Secondary Education Act. CIPP merupakan singkatan dari, context evaluation : evaluasi terhadap konteks, input evaluation : evaluasi terhadap masukan, process evaluation : evaluasi terhadap proses, dan product evaluation : evaluasi terhadap hasil. Keempat singkatan dari CIPP tersebut itulah yang menjadi komponen evaluasi. Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan a decision oriented evaluation approach structured. Tujuannya adalah untuk membantu administrator Kepala Sekolah dan pendidik didalam membuat keputusan. Menurut Stufflebeam, 1993:118 dalam Eko Putro Widoyoko mengungkapkan bahwa, “The CIPP approach is based on the view that the most important purpose of evaluation is not to prove but improve.” Konsep commit to user 72 tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan, tetapi untuk memperbaiki. Konsep evaluasi model CIPP Context, Input, Prosess, and Product pertama kali dikemukakan oleh Stufflebeam tahun 1965 sebagai hasil usahanya mengevaluasi ESEA The Elementary and Secondary Act. Konsep tersebut ditawarkan Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan tetapi untuk memperbaiki. Sudjana dan Ibrahim 2004:246 menerjemahkan masing-masing dimensi tersebut dengan makna : 1. Context, situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam sistem yang bersangkutan, situasi ini merupakan faktor eksternal, seperti misalnya masalah pendidikan yang dirasakan, keadaan ekonomi negara, dan pandangan hidup masyarakat. 2. Input, saranamodalbahan dan rencana strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuan pendidikan, komponen input meliputi Peserta didik, pendidik, desain, sarana, dan fasilitas. 3. Process, pelaksanaan strategi dan penggunaan saranamodalbahan di dalam kegiatan nyata di lapangan, komponen proses meliputi pembelajaran. 4. Product, hasil yang dicapai baik selama maupun pada akhir pengembangan sistem pendidikan yang besangkutan, komponen produk meliputi pengetahuan, kemampuan, dan sikap peserta didik dan lulusan. commit to user 73

G. Penelitian yang Relevan

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional merupakan kebijakan baru yang berusaha untuk menciptakan lulusan sekolah yang memiliki standar nasional dan internasional sekaligus. Penelitian yang telah dilakukan berkaitan program RSBI dapat disebutkan antara lain: Penelitian Yulia Maftuhah Hidayati 2009 berjudul “Analisis Proses Pembelajaran Matematika di SMA Negeri Surakarta”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses pembelajaran matematika di SMA N 1 dan 4 sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran yakni terpusat pada Peserta didik sudah terlaksana tetapi hasilnya masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Pembelajaran kontekstual di SMA N 1 dan 4 sudah terlaksana tetapi komponen yang mendukung pembelajaran kontekstual masih ada yang belum terpenuhi. Pembelajaran kontruktivisme di SMA N 1 dan 4 Surakarta belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian Azimmatul Ihwah 2009 berjudul “Profil Peserta didik Kelas Rintisan SMA Bertaraf Internasional SMA BI di SMA MTA Surakarta dalam Belajar Konsep Matematika ditinjau dari Intellegence Quotient IQ Peserta didik Tahun Pelajaran 20082009”. Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi belajar konsep matematika Peserta didik RSBI di tinjau dari IQ Peserta didik, Peserta didik dengan IQ rendah: 1 berusaha menerjemahkan terlebih dahulu semua bentuk materisoal matematika berbahasa Inggris, 2 membaca handout materi terlebih dahulu sebelum materi diterangkan, 3 jika mengalami kesulitan dalam memahami materikonsep matematika tertentu maka Peserta didik bertanya commit to user 74 langsung pada temannya dan 4 dapat paham terhadap materikonsep tertentu setelah disampaikan berulang-ulang. Peserta didik pada golongan IQ sedang: 1 tidak menterjemahkan dahulu semua bentuk materisoal matematika berbahasa Inggris kecuali soal cerita, 2 membaca handout materi yang diberikan pendidik, 3 berusaha menganalisis terlebih dahulu materi jika mengalami kesulitan dalam memahami materikonsep matematika baru bertanya pada pendidikteman dan 4 mengerjakan soal-soal latihan untuk menambah pemahaman terhadap suatu konsep. Peserta didik pada golongan IQ tinggi: 1 menterjemahkan dahulu semua bentuk materisoal matematika berbahasa Inggris, 2 membaca handout materi terlebih dahulu sebelum materi diterangkan, 3 berusaha menganalisis terlebih dahulu materi jika mengalami kesulitan dalam memahami materikonsep matematika baru bertanya pada pendidikteman dan 4 berlatih soal-soal yang bervariasi dapat menambah pemahaman terhadap suatu konsep. Pelaksanaan pembelajaran di kelas RSBI yang diinginkan Peserta didik sehingga dapat menumbuhkan minat belajar matematika Peserta didik ditinjau dari IQ Peserta didik sebagai berikut: Peserta didik pada golongan IQ rendah: 1 menginginkan pendidik untuk sabar dalam menyampaikan materikonsep matematika, 2 menginginkan pendidik untuk mampu memahami kemampuan Peserta didiknya masing-masing, 3 pendidik mampu membuat Peserta didiknya aktif, 4 dengan pemberian latihan soal seperti PRtugasulangan dan mendorong minat belajar Peserta didik. Peserta didik pada golongan IQ sedang: 1 tertarik belajar matematika jika pendidik memberi penjelasan mengenai manfaatkaitan antara materi di kehidupan sehari-hari, 2 menginginkan pendidik mrmberikan tugas commit to user 75 dengan soal yang bervariasi, 3 pembelajaran yang terjadi saat ini sudah sesuai dengan keinginan Peserta didik. Peserta didik pada golongan IQ tinggi: 1 sesuai dengan metode mengajar di kelas seperti yang sudah dilakukan pendidik selama ini, 2 menginginkan pendidik mampu menjelaskan konsep secara mendalam. Penelitian Yayuk Ernawati 2011 berjudul “Pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMA 1 Kediri”. Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1 Pelaksanaan pembelajaran sekolah bertaraf internasional tetap menggunakan kurikulum nasional KTSP namun ada pengembangan sesuai dengan kebutuhan Peserta didik tersebut. Dalam proses kegiatan belajar mengajar SMA Negeri 1 Kediri menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, walaupun belum maksimal. Dalam penggunaan media pembelajaran hanya sebagian pendidik saja yang bisa menggunakannya disebabkan karena terbatasnya sumber daya manusia. 2 Keunggulan SMAN 1 Kediri adalah terletak pada prestasi Peserta didik baik prestasi akademik maupun prestasi non akademik di tingkat kota maupun propinsi. Keunggulan lainnya terletak pada sarana dan prasarana yang memadai, walaupun masih ada yang perlu dibenahi. 3 Kendala yang dihadapi oleh SMA Negeri 1 Kediri adalah terbatasnya sumber daya manusia pendidik dan murid baik dalam komunikasi bahasa Inggris maupun dalam penggunaan media pembelajaran dan faktor dana yang sangat menghambat kegiatan belajar mengajar. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah disebutkan adalah sama-sama merupakan penelitian berjenis kualitatif pada commit to user 76 program RSBI. Perbedaan penelitian ini adalah tempat pelaksanaan penelitian di RSBI SMAN 1 Wonosari Gunungkidul.

H. Kerangka Berpikir