Tokoh dan Karakter Hakikat Struktur Cerita

commit to user dialami oleh tokoh-tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik utama. Sebuah fiksi yang panjang mungkin saja memiliki lebih satu klimaks. 5 Konflik menurun falling action, yaitu tahap klimaks mulai menurun. Artinya, klimaks sudah mulai kendor. Konflik sudah hampir berakhir dan sudah mulai ada titik tentu. 6 Tahap penyelesaian denouement, tahap pemberian solusi atau jalan keluar. Konflik-konflik yang ada diberi jalan keluar, lalu cerita diakhiri. Dari beberapa pendapat di atas, plot merupakan jalinan cerita dari awal sampai akhir, berkesinambungan, dinamis, berhubungan dengan sebab akibat kausalitas, berperan sangat penting dalam cerita, berfungsi untuk membaca ke arah pemahaman secara rinci. Plot yang baik adalah sebuah alur cerita yang mudah dipahami pembacanya.

c. Tokoh dan Karakter

Istilah “Tokoh” merujuk pada orangnya atau pelaku cerita, misal pelaku utama, atau tokoh pemeran protagonis, antagonis, dan sebagainya. Karakter adalah watak atau perwatakan menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh yang ditafsirkan oleh pembaca atau lebih pada kualitas pribadi seorang tokoh Burhan Nurgiyantoro, 1995: 165. Teknik Penokohan dan Penggambaran Watak: 1 Teknik Penokohan Seorang tokoh cerita ciptaan pengarang itu jika disukai banyak orang dalam kehidupan nyata apalagi sampai dipuja dan digandrungi berarti merupakan tokoh commit to user yang mempunyai relevansi. Salah satu bentuk kerelevansian tokoh sering dihubungkan dengan kesepertihidupan lifelikeness Kenny dalam Burhan Nurgiyantoro, 1995: 175. 2 Teknik Penggambaran Watak Teknik penggambaranpelukisan watak tokoh dalam suatu karya yakni pelukisanpenggambaran sikap, sifat, watak, tingkah laku, dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan jati diri tokoh dibedakan kedalam dua cara atau teknik, yaitu teknik uraian telling dan teknik ragaan showing. Kedua teknik ini hanya berbeda istilah namun secara esensial sama, yakni menyarankan pada penggambaran secara langsung dan penggambaran secara tidak langsung. Kedua teknik tersebut masing-masing memiliki kelamahan dan kelebihan yang dalam penggunaannya tergantung pada selera pengarang dan kebutuhan penceritaan. Pada umumnya pengarang menggunakan campuran dengan mempergunakan dua- duanya, hal itu dirasa lebih menguntungkan karena kelemahan masing-masing dapat ditutup Burhan Nurgiyantoro, 1995: 195. Tokoh cerita menurut Abrams dalam Burhan Nurgiyantoro, 1995: 165, adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif yang ditafsirkan pembaca memiliki kualitas moral tertentu yang diekspresikan dalam ucapan dan tindakan. Jadi istilah penokohan pengertiannya lebih luas daripada tokoh dan perwatakan. Singkatnya, pengarang bebas untuk menampilkan dan memperlakukan tokoh meskipun hal itu berbeda dengan dunianya sendiri di dunia nyata Burhan Nurgiyantoro, 1995: 166. commit to user

d. LatarSetting.