commit to user
mertuanya Ki Gede Bathokan akhirnya pemberontakan yang di pimpin oleh Ki Gede Nglaban bisa ditumpas.
Disebutkan wilayah Kadipaten Nglangitan dilindungi dengan pagar besi dirajeg wesi. Dalam pertempura tersebut kolor tali celana Ki Gede Nglaban
terlempar dan tersangkut pagar besi tersebut. Melihat hal itu Ki Gede Bathokan lalu bersabda bahwa kelak jika tempat tersebut menjadi kota dinamakan kota
Gersi, kalau jadi desa juga dinamakan Desa Gersi.
e Amanat
Berdasarkan isi cerita pada cerita rakyat “Terjadinya Desa Gersi” dapat ditemukan beberapa amanat yang sesuai, diambil dari karakter dan perilaku tokoh
utama, yaitu: 1 agar masyarakat tahu dan mengerti sejarah Desa Gersi dan meneladani perjuangan para leluhur yang bersedia berjuang tanpa pamrih. 2
sikap setia kepada pasangan juga ditunjukan dalam cerita ini, kesetiaan yang ditunjukkan oleh Dewi Sumekar. Walaupun dia dicintai dan inginkan untuk
diperistri anak rajanya dia tetap memilih suaminya, Tunggal Wulung.
d. Cerita Rakyat Maling Kenthiri
1 Isi Cerita
Alkisah cerita di tlatah Jawa tersebutlah Kiai Ageng Pancuran yang hidup bersama seorang anaknya bernama Kentiri. Kentiri adalah seorang pemuda yang
gagah dan tampan sehingga sanggatlah dibanggakan oleh ayahnya Kiai Ageng Pancuran. Selain tampan Kentiri juga pandai bela diri dan memiliki kesaktian
yang tinggi. Setiap hari Kentiri rajin belajar berbagai ilmu. Tidak jarang dia berguru sampai jauh dari rumahnya. Berkat ketekunan dan kerajinannya, ia
commit to user
memiliki kekuatan lahir dan batin yang hebat serta punya kesaktian yang luar biasa.
Dalam setiap pengembaraannya untuk mencari ilmu, Kentiri sering bertemu dengan rakyat kecilyang hidupnya sengsara.berkat ajaran ayahnya,
Kentiri tumbuh menjadi pemuda yang tidak sombong dan suka menolong orang yang kesusahan. Sehinggadia sering mudah berbelas kasihan melihat penderitaan
rakyat kecil, dan tidak segan-segan menolong mereka yang menderita bahkan membagikan harta miliknya.
Namun di balik itu Kentiri memiliki sifat yang sangat keras terutama dalam hal mewujudkan impian dan cita-citanya. Bila ia menginginkan sesuatu,
apa pun yang merintanginya pasti dihadapi agar keinginannya dapat terwujud. Tidak jarang ia menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Sifat inilah
yang kerap membuat ayahnya prihatin dan sedih. Pada suatu sore ketika matahari telah condong ke barat, Kentiri duduk
termenung dan terdiam di depan rumah. Biasanya bila malam hampir tiba ia bersiap untuk semedi di tempat sunyi. Hal itu bukanlah kebiasaan Kentiri,
sehingga ayahnya Kiai Ageng Pancuran pun bertanya kepadanya. “Ada apa anakku, kamu duduk termenung dan kelihatan sedih?
Katakanlah kepada bapakmu apa yang menjadi kesedihanmu.” “Aku sebenarnya malu dan takut bila menceritakan ini kepada bapak.”
“Tidak seperti biasanya anakku, selama ini bila punya keinginan pastikamu nyatakan dengan tegas. Apa sebenarnya yang kau inginkan anakku.
Apakah engkau menginginkan seorang gadis untuk menjadi istrimu?”
commit to user
“Betul bapak. Beberapa hari lalu ketika aku bersemedi, di daerah Sulang aku bertemu dengan seorang gadis. Menurutku ia sangatcantik. Aku ingin sekali
meminangnya. Apakah bapak menyetujuinya?” “Kalau menurutmu gadis itu baik, pasti bapak setuju. Siapa nama gadis itu
dan siapa nama bapaknya?” “Namanya Dewi Sirep, anak Mbok Randha Suganti dari Desa Sepetik.”
Kiai Ageng Pancuran kaget mendengar penjelasan anaknya. “Aduh anakku, apa tidak ada gadis yang lain?”
“Ada apa pak?” “Konon kabarnya gadis itu sudah banyak membuat pemuda yang jatuh
cinta padanya menjadi patah hati, apakah lamaran kita nanti diterimanya? Tetapi jika kamu memang menginginkannya, bapak akan berusaha mewujudkan
keinginanmu.” Kiai Ageng Pancuran lalu meminta tolong pada saudaranya yang bernama
Jaruman. Jaruman adalah paman Kentiri, ia tinggal di Rajekwesi. Jaruman dimintai tolong oleh Kiai Ageng Pancuran untuk melamar Dewi Sirep agar mau
menjadi istri Kentiri. Beberapa waktu kemudian pergilah Jaruman ke Desa Sepetik menemui Mbok Randha Sugati dan menyampaikan maksud
kedatangannya tersebut. “Saya Jaruman , datang ke sini menyampaikan pesan Kiai Ageng Pancuran
, akan melamar putri Nyai untuk dijadikan istri Kentiri keponakan saya putra dari Kiai Ageng Pancuran.”
commit to user
“Maaf beribu maaf, saya belum bisa memberi jawaban sekarang, berilah kami waktu beberapa hari lagi.”
“Baiklah Nyai kalau memang demikian , kami akan menunggu. Kemudian Jaruman berpamitan dan bergegas pulang untuk menyampaikan
jawaban Mbok Suganti kepada Kiai Ageng Pancuran. Selang beberapa waktu setelah lamaran dari Kentiri, datanglah Kiai
Ngusman dan Mbalun Cepu bersama anaknya Jaka Selakan ke rumah Mbok Randha Suganti yang juga ingin melamar Dewi Sirep. Ternyata lamaran Jaka
Selakan diterima oleh Mbok Randha Suganti dan anaknya Dewi Sirep, walaupun Kentiri lebih dahulu melamar. Mendengar ini, ia sangat marah dan hendak
membunuh Jaka Selakan. Maka terjadilah pertandingan antara Kentiri dan Jaka Selakan. Karena kesaktiannya, Kentiri dapat memenangkan pertandingan tersebut
dan Jaka Selakan pun tewas di tangan Kentiri setelah ditikam dengan tombak Kiai Dorodasih, senjata milik Kentiri yang sangat ampuh.
Ketika mendengar kabar bahwa Jaka Selakan telah dibunuh oleh Kentiri, Dewi Sirep menjadi takut.
“Bagaimana simbok kalau dia datang ke sini dan memaksaku jadi istrinya? Aku takut sekali simbok.”
“Sudahlah anakku, tenangkanlah dirimu dan janganlah kau perlihatkan ketakutanmu apabila Kentiri datang kemari. Simbok nanti yang akan
menghadapinya.”
commit to user
Selang beberapa lama kemudian, Kentiri bersama pamannya Jaruman, tiba di Desa Sepetik dan menemui Mbok Randha Suganti, dan kembali meminta Dewi
Sirep untuk diperistri. “Baiklah Kentiri, aku akan memberikan Dewi Sirep menjadi istrimu asal
kamu dapat memenuhi permintaan Dewi Sirep.” “Apa permintaanmu Dewi Sirep, katakanlah kepadaku. Aku pasti sanggup
memenuhinya.” “Kentiri, aku mau jadi istrimu apabila kau dapat memenuhi permintaanku.
Pertama, aku ingin mandi di Sendang Kara yang berada di Tuban. Kedua, aku ingin memiliki Bendhe Becak. Ketiga, aku ingin memiliki Bendhe Singobarong
dan keempat, aku ingin memiliki Bendhe Kencana.” Mendengar permintaan Dewi Sirep kemudian Kentiri menyanggupinya
dan segera pergi dari rumah Mbok Randha Suganti untuk mencarinya. Sebenarnya itulah cara Mbok Randha Suganti untuk menolak halus permintaan Kentiri. Bila
ditolak secara terang-terangan pasti Kentiri akan marah. Kentiri lalu pergi ke Dusun Mlandingan Tuban menemui Mbok Randha
Suli. Kentiri mengungkapkan kepada Mbok Randha Suli maksud kedatangannya tersebut.
“Sungguh Kentiri aku tidak punya pusaka yang disebut Bendhe Becak. Yang ada di sini adalah Jaka Becak.”
“Betul kata simbok, kami tidak punya pusaka yang kamu maksud.” Kentiri marah dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan Mbok Randha
Suli dan anaknya Jaka Becak.
commit to user
“Hei Jaka Becak, kaulah sebenarnya bendhe itu maka sekarang ikutlah aku.” Demikian kata Kentiri sambil menendang kaki Jaka Becak. Mendapat
tendangan dari Kentiri, Jaka Becak segera membalasnya dan terjadilah perkelahian yang seru. Akhirnya, Jaka Becak dapat dibunuh oleh Kentiri dengan
menggunakan tombak Kiai Doroasih. Setelah meninggal Jaka Becak berubah menjadi Bendhe Becak.
Setelah mendapatkan Bendhe Becak Kentiri segera mencari Bendhe Singabarong milik Mbok Hira yang tinggal di Tuban. Bendhe ini dengan mudah
didapatkan oleh Kentiri. Kini tinggal Bendhe Kencana yang belum dimilikinya sebab benda tersebut milik Ranggayuda Bupati Semarang. Kemudian Kentiri
pergi ke Semarang dan mencuri benda tersebut. Malang baginya, sebelum dapat mengambil benda tersebut, ia ketahuan para prajurit kadipaten Semarang. Dan
kemudian dikejarlah Kentiri oleh para prajurit kadipaten. “Maling. Maling. Ada pencuri masuk kadipaten. Kejar, kejar dia.
Tangkap” Mendengar teriakan yang bergemuruh itu, Kentiripun lari terbirit-birit
dikejar prajurit Bupati Semarang. Dalam pelariannya, di tengah jalan Kentiri berjumpa dengan seorang pencuri yang bernama Jaka Sanggar, anak Ki Gede
Tuguan. Kentiri dan Jaka Sanggar saling menantanguntuk mengadu kesaktian. Akhirnya, mereka berdua pun berkelahi. Dengan senjata pusakanya Kiai Doroasih
Kentiri dapat mengalahkan dan membunuh Jaka Sanggar. Karena para prajurit Bupati Semarang masih mengejarnya, Kentiri masih
terus berlari dan bersembunyi di daerah Blora. Untuk tetap menyambung hidup,
commit to user
dalam persembunyiannya itu ia kemudian mencuri. Namun, ia hanya mencuri kepunyaan orang-orang yang kaya saja. Hasil curiannya pun tidak dipakai sendiri
tetapi juga diberikan kepada orang-orang miskin yang membutuhkan, terutama orang-orang miskin yang tinggal di desa. Sejak itulah ia disebut maling kentiri
atau maling gentiri. Karena kebiasaan Kentiri yang suka menolong orang-orang miskin yang
sedang mengalami kesusahan, maka penduduk desa pun sangat menyayangi Maling Kentiri. Ia tidak dianggap sebagai orang jahat, tetapi dianggap sebagai
Ratu Adil yang datang ke bumi. Sebagai dewa yang menjelma sebagai manusia untuk menyelamatkan orang-orang desa yang miskin dan menderita, orang-orang
desa yang ditindas para prajurit kadipaten. Sering kali Maling Kentiri disembunyikan oleh penduduk desa dari kejaran prajurit kadipaten yang akan
menangkapnya. Kentiri terus pergi ke timur menghindari kejaran para prajurit Ranggayuda
Bupati Semarang, sambil menyingkir, ia tetap mencuri dan membagikan barang curiannya kepada penduduk setempat. Namun demikian dalam menjalankan aksi
pencuriannya, Kentiri tidak pernah tertangkapkarena kesaktiannya yang luar biasa. Ia dapat memasuki rumah korbannya hanya dengan meniti sorot atau sinar
lampu yang keluar dari celah dinding rumah. Pada umumnya dinding rumah orang-orang Blora terbuat dari kayu jati
jadi ada celah yang memungkinkan sinar lampu dalam rumah keluar. Hal ini berlangsung terus-menerussampai suatu ketika Kentiri merasa bosan dan lelah
karena harus berkejaran sambil bersembunyi dari prajurit Kadipaten Semarang. Ia
commit to user
juga bosan dah lelah harus selalu mencuri untuk tetap dapat menjaga kelangsungan hidupnya dalam pelariannya tersebut. Hal itu kemudian
diungkapkannya pada pamannya Jaruman. Kepada pamannya tersebut dia berkata jika ingin bertaubat dan berguru kepada sang kiai di Semarang yaitu Sunan
Ngareng. “Paman Jaruman, aku lelah mencuri dan terus dikejar-kejar para prajurit.
Aku ingin menjadi manusia yang baik. Aku ingin bertobat dan berguru pada Sunan Ngerang di Semarang.”
“Kalau begitu kemauanmu, aku merestui dan Paman akan ikut kau pergi ke Semarang.”
Akhirnya Kentiri dan Jaruman pun pergi ke Semarang menemui Sunan Ngerang dan menyatakan kalau mereka ingin berguru dan menimba ilmu. Mereka
berdua diterima Sunan Ngerang sebagai muridnya. Sebagai murid, Kentiri termasuk murid yang rajin mengaji dan belajar agama. Ia ingin menunjukan
kepada gurunya bahwa ia sudah bertobat dan tidak mencuri lagi. Berkat ketekunan dan kemauannya untuk belajar, kemajuan yang dicapai Kentiri sangat cepat
sehingga dengan waktu singkat ia sudah menjadi santri yang berbakat. “Kentiri aku senang melihat semangat dalam dirimu untuk belajat dan
menjadi santri yang baik. Aku harap kamu terus meningkatkan ilmu agamamu.” “Sekarang aku telah sadar kanjeng sunan bahwa tujuan yang baik untuk
menolong orang miskin juga harus dilakukan dengan cara yang baik. Dulu aku berpikir yang penting tujuanku baik untuk menolong orang miskin walaupun harta
commit to user
yang aku bagikan hasil dari merampok harta orang lain. Ternyata itu semua keliru. Sungguh Kanjeng Sunan aku bertobat. Aku mau jadi muslim yang taat.”
“Kentiri, aku dengar pamanmu kembali ke kebiasaan lamanya yaitu mencuri. Aku sangat cemaskan dia. Mestinya dia tetap bersama kamu di sini,
belajar agama Islam,” Sunan Ngerang sedih memikirkan salah satu murid barunya.
Sepeninggalan Jaruman, Kentiri tetap memeluk Agama Islam dan menjadi muslim yang taat. Ia telah membuang kebiasaannya mencuri, namun ia tetap
gemar membagikan beras pada orang miskin. Hanya saja beras yang dibagikan tersebut bukanlah hasil mencuri, melainkan kerja kerasnya mengolah sawah yang
berada di sekitar kediaman Sunan Ngerang.
2 Struktur Cerita
a Tema
Peristiwa yang diceritakan dalam cerita rakyat “Legenda Maling Kentiri” adalah peristiwa yang menggambarkan kebiasaan seseorang yang sering mencuri.
Dia adalah Maling Kentiri, seorang pemuda putra dari Ki Ageng Pancuran yang dulunya memiliki nama Maling Kondang. Maling Kentiri sebenarmya adalah
seorang pemuda yang gagah dan tekun berlatih ilmu kanuragan, dia memiliki kesaktian yang tiada tandingannya, patuh kepada orang tua dank eras kemaunnya.
Sampai akhirnya Kentiri bertemu dengan seorang gadis anak dari Mbok Randha Suganti yang bernama Dewi Sirep.
Kentiri menyatakan jatuh cinta dengan Dewi Sirep dan hendak memperistrinya, namun Dewi Sirep tidak mencintai Kentiri. Mbok Randha
commit to user
Suganti meminta syarat kepada Kentiri meminta benda-benda pusaka yang akhirnya membuat Kentiri menjadi pencuri karena sering mengambil benda-benda
pusaka tersebut. Saat mencuri di Kerajaan Semarang Kentiri hampir ketahuan dan menjadi buronan istana. Kentiri akhirnya melarikan diri, dan dalam pelariannya
dia sering mencuri harta milik orang-orang kaya untuk mempertahankan hidupnya sekaligus membagikannya kepada orang miskin.
Apabila dicermati secara mendalam Legenda Maling Kentiri memperlihatkan bagaimana seseorang yang gemar mencuri. Tentunya kebiasaan
ini menjadi hal yang tidak baik untuk dilakukan oleh siapapun. Akan tetapi jika dilihat dari sifat sosial yang diperlihatkan, bahwa hasil dari curiannya selalu
diberikan kepada orang-orang miskin yang membutuhkannya, maka perilaku Maling Kentiri tergolong baik.
b Alur
Alur yang diperlihatkan dalam Legenda Maling Kentiri adalah alur maju atau lurus, karena cerita mengalir secara logis dan saling berkaitan. Kejadian demi
kejadian yang dialami para pelakunya secara berurutan dan menimbulkan peristiwa.
Cerita diawali dengan menceritakan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita yaitu seperti Maling Kentiri dan ayahnya yang bernama Ki Ageng Pancuran
beserta pamannya yang bernama Jaruman. Kemudian cerita dilanjut dengan Maling Kentiri yang sering mengembara berguru mencari ilmu kanuragan
bertemu dengan Dewi Sirep yang membuatnya jatuh cinta sekaligus membuat Kentiri berusaha dengan cara apapun untuk mendapatkan Dewi Sirep. Termasuk
commit to user
membunuh laki-laki yang dicintai Dewi Sirep dan karena cinta pada Dewi Sirep, Kentiri pun relamenjadi pencuri untuk memenuhi syarat dari Dewi Sirep yaitu
mengambil benda-benda pusaka. Dalam pencariaannya mencari benda –benda pusaka tersebut, Kentiri
menjadi buronan istana. Akan tetapi karena kesaktiannya dia tidak pernah tertangkap. Sambil melarikan diri dia terus mencuri untuk kelangsungan hidupnya
sendiri dan juga untuk dibagikan kepada rakyat miskin. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Sunan Ngerang. Dia berguru kepada Sunan Ngerang dan berjanji
tidak akan mencuri lagi. Meskipun dia tidak mencuri tetapi dia masih gemar menolong dan membagi-bagikan beras kepada rakyat miskin. Beras yang dia
bagikan bukan dari hasil mencuri melainkan dari hasil kerja kerasnya mengolah sawah.
c Tokoh
Tokoh utama dalam Legenda Maling Kentiri adalah Maling Kondang yang merupakan nama asli dari Maling Kentiri. Dia adalah pemuda gagah yang
memiliki kesaktian yang sulit dikalahkan. Maling Kentiri juga merupakan pemuda yang giat berlatih ilmu dan agama juga sosok yang sangat keras kemauannya.
Maling Kentiri sebenarnya bukan orang jahat meskipun dia sering mencuri akan tetapi hasil curiannya tidak dinikmatinya sendiri, melainkan untuk dibagikan juga
kepada rakyat miskin. Dia mencuri hanya kepada orang-orang yang kaya harta bendanya.
Selain Maling Kentiri tokoh yang sering diceritakan adalah ayahnya yaitu Ki Ageng Pancuran dan pamannya yaitu Jaruman. Kiai Ageng Pancuran
commit to user
merupakan orang tua yang baik, yang sayang dan cinta kepada anak-anaknya. Selalu mengajari Malang Kentiri untuk berbuat baik dan tekun berlatih ilmu. Dia
juga sangat dekat dengan Maling Kentiri. Sedangkan Jaruman, paman dari Kentiri adalah sosok seorang paman yang patuh kepada kakaknya yaitu Ki Ageng
Pancuran dan sayang kepada keponakannya Maling Kentiri. Kemana pun Maling Kentiri pergi Jaruman selalu mengikuti Kentiri.
Tokoh pendukung dalam cerita ini adalah Nyi Randha Suganti, Dewi Sirep dan Sunan Ngerang. Nyi Randha Suganti adalah ibu dari gadis yang diinginkan
Maling Kentiri untuk dijadikan istri. Nyi Randha Suganti adalah seorang ibu yang bai dan sayang pada anaknya, selalu melindungi anaknya dari laki-laki yang
hendak menginginkan anaknya. Dewi Sirep adalah seorang gadis yang sangat cantik dan karena kecantikannya itu banyak laki-laki yangjatuh hati padanya
termasuk Maling Kentiri. Sedangkan Sunan Ngerang adalah guru dari Maling Kentiri yang sabar dan baik hati. Sunan Ngeranglah yang membuat Kentiri sadar
dan bertobat dengan mengajari Kentiri untuk belajar Agama Islam dengan tekun dan mengajari Kentiri untuk tidak mencuri tetapi tetap menolong orang miskin
yang mebutuhkan.
d Latar
Latar yang ada dalam Legenda Maling Kentiri adalah di desa-desa yang tersebar di daerah blora. Hal ini demikian karena disebutkan dalam cerita tersebut
Maling Kentiri saat mencuri pusaka milik Kerajaan Semarang ia melarikan diri. Dalam pelariaanya tersebut ia selalu pindah-pindah dari desa satu ke desa lainnya
sambil mencuri di rumah orang-orang kaya dengan kesaktiannya yang bisa masuk
commit to user
rumah hanya dengan cahaya yang keluar dari rumah, hal ini dilakukan Kentiri untuk mempertahankan hidup dan untuk dibagikan kepada rakyat yang miskin.
Selain latar tempat di desa-desa yang tersebar di Blora, tempat yang sering disebutkan dalam cerita tersebut adalah di Semarang, yaitu disebutkan bahwa dia
mencari benda pusaka di Kerajaan Semarang. Selain di kerajaan Semarang, Maling Kentiri juga pergi ke Semarang Untuk menuntul ilmu dan berguru kepada
Sunan Ngerang. Di tempat Sunan Ngerang tersebut Maling Kentiri belajar Agama Islam dengan baik.
e Amanat
Dengan mencermati cerita rakyat dalam Legenda Maling Kentiri ditemukan beberapa amanat yang diambil dari perilaku tokoh maupun
peristiwanya. Perilaku Maling Kentiri yang mempunyai kebiasaan mencuri kepada keluarga-keluarga yang kaya tetapi hasilnya tidak hanya untuk dirinya
sendiri. Rasa sosial yang ditunjukan oleh Maling Kentiri adalah dari hasil curiannya yang tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan untuk orang-orang
miskin yang sangat membutuhkan pertolongan. Walaupun perilaku Maling Kentiri dinilai tidak baik karena suka mencuri, tetapi ia masih mempunyai sikap sosial
yang tinggi kepada sesamanya. Hal yang dilakukan Maling Kentiri menunjukkan bagaimana upaya yang
dilakukan untuk menolong masyarakat miskin yang mengalami kesusahan. Walaupun usahanya tergolong tidak baik dan tidak terpuji dan menyandang
sebutan sebagai pencuri, suatu profesi yang tidak disenangi di kehidupan masyarakat mana pun.
commit to user
e. Cerita Rakyat Legenda Kyai Anggayuda dan Keramat Sambong