Nilai Edukatif dalam Cerita Rakyat Kabupaten Blora

commit to user tersurat eksplisit maupun secara tersirat implisit maka amanat dapat langsung ditangkap dari percakapan atau dialog antartokoh, yang secara langsung mudah dipahami, sedang amanat yang bersifat tidak langsung harus melalui perenunganpemikiran atas apa yang terjadi dalam cerita. Pembaca cerita rakyat tersebut harus mampu menangkap dan menemukan ajaran di balik kejadian- kejadian atau perilaku para tokoh cerita.

3. Nilai Edukatif dalam Cerita Rakyat Kabupaten Blora

Dalam lima cerita rakyat dari Kabupaten Blora dapat diketahui bahwa lima cerita rakyat tersebut terkandung nilai edukatif, yaitu meliputi nilai pendidikan moral, nilai pendidikan adat, nilai pendidikan agama,dan nilai pendidikan kepahlawanan. Bukti-bukti ditemukannya nilai-nilai edukatif tersebut disertai kutipan-kutipan di tiap-tiap bagian dari masing-masing cerita rakyat tersebut telah dikemukankan pada bagian hasil peneitian. Nilai moral yang terkandung dalam lima cerita rakyat Kabupaten Blora menandai bahwa cerita rakyat Kabupaten Blora berisi ajaran tentang kebaikan. Ajaran tentang kebaikan ini dapat diambil dari karakter dan perilaku serta kehidupan para tokoh ceritanya, selanjutnya dapat disampaikan untuk memberi keteladanan bagi pembaca termasuk di dalamnya adalah para siswa dari berbagai jenjang pendidikan. Moral dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat ditafsirka dan diambil lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca Burhan Nurgiyantoro, 1995: 321. Dalam karya sastra moral itu biasanya mencerminkan commit to user pandangan hidup pengarang dan pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran yang disampaikan kepada pembaca. Nilai pendidikan adat dari cerita-cerita rakyat Kabupaten Blora dapat dilihat dari kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan nenek moyang pada masa lampau. Kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan para tokoh cerita dijadikan contoh masyarakat dan dapat dijadikan bahan pertimbangan atau pembanding dengan tradisi dan kebudayaan yang berkembang saat ini. Adat merupakan tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup komplek, dapat berupa kebiasaan hidup, adat- istiadat, tradisi, keyakinan dan pandangan hidup. Cara berpikir dan bersikap terdorong, latar spiritual, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misal rendah, menengah atau atas Burhan Nurgiyantoro, 1995: 234. Nilai pendidikan agama juga ditemukan pada kelima cerita rakyat Kabupaten Blora. Pendidikan dan pengetahuan tentang agama yang dianut para tokoh cerita atau masyarakat pada masa lampau. Hal itu dapat diketahui dari kedudukan tokoh dalam cerita. usaha tentang keagamaan para tokoh, kegiatan- kegiatan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh para tokoh, dapat diambil nilai-nilai positifnya secara selektif. Religi dan kepercayaan mengandung segala keyakinan serta bayangan manusia tentang sifat-sitaf Tuhan tentang wujud dari alam gaib supernatural serta segala nilai, norma dan ajaran dari religi yang bersangkutan. Sistem ritus dan sesaji merupakan merupakan usaha untuk mencari hubungan dengan tuhan , commit to user dewa-dewa, atau makhluk-makhluk halus yang mendiami alam gaib itu Kuntjaraningrat, 1984: 145. Nilai pendidikan kepahlawanan pada lima cerita rakyat Kabupaten Blora menandai bahwa cerita rakyat tersebut terdapat sikap-sikap kepahlawanan dan perjuangan dari para tokoh cerita yang pantas diteladani keberaniannya, pengorbanan dan kerelaan berjuang,tidak mudah menyerah yang diperankan oleh tokoh cerita dan dapat dijadikan contoh figur yang memberi inspirasi bagi pembaca termasuk para siswa di lembaga pendidikan pada berbagai jenjang. Nilai pendidikan kepahlawanan yang ada dalam lima cerita rakyat tersebut sejalan dengan pendapat beberapa tokoh. Apabia dihadapkan pada tokoh-tokoh cerita pembaca sering memberikan reaksi emotif tertentu seperti marasa akrap, simpati, benci, suka, empati, atau berbagai reaksi afektif lainnya Burhan Nurgiyantoro, 1995: 174. Seorang tokoh memiliki relevansi dengan pembaca atau pendengar cerita apabila tokoh tersebut disukai banyak orang dalam kehidupan nyata. Salah satu bentuk kerelevansian seorang tokoh sering dihubungkan dengan kesepertihidupan life likeness Kenney, 1966: 27. Dari hasil penelitian dan juga pembahasan mengenai strukturalisme dan nilai edukatif cerita rakyat Kabupaten Blora, dapat dikatakan bahwa nilai-nilai positif di dalam cerita rakyat tersebut memiliki relevansi dengan kehidupan sekarang. Dengan penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat menambahkan khasanah budaya dan sastra, kekayaan batin para pembaca dan pendengarnya, serta memiliki kontribusi positif bagi pengajar sastra. Pemilihan cerita rakyat sebagai bahan pengajaran satra di sekolah-sekolah di Kabupaten Blora sangat tepat, dapat pula dipergunakan sebagai bahan pembinaan dan pengembangan apresiasi sastra Indonesia dan Daerah di sekolah-sekolah di Kabupaten Blora. commit to user 143

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut: Cerita rakyat Kabupaten Blora tersebut dapat diklasifikasikan dalam legenda, kelompok legenda perseorangan dan legenda setempat. Jenis cerita rakyat Kabupaten Blora yang dihimpun dan dianalisis dalam penelitian ini berjumlah lima yaitu: 1 Cerita Rakyat Legenda Punden Janjang di Desa Janjang, Kecamatan Jiken, 2 Cerita Rakyat Legenda Desa Watu Brem dan Pojok Watu di Desa Pojok Kecamatan Sambong, 3 Cerita Rakyat Terjadinya Desa Gersi di Desa Gersi Kecamatan Jepon, 4 Cerita Rakyat Maling Kentiri di Desa Kawengan Kecamatan Jepon, 5 Cerita Rakyat Legenda Kiai Anggayuda dan Keramat Sambong di Desa Sambong Kecamatan Sambong. Struktur cerita rakyat Kabupaten Blora tersebut dapat terbagi menjadi lima, yaitu: 1 Tema tentang kisah perjalanan dan pengembaraan atau asal-usul terjadinya peristiwa perjuangan dan perjalanan. 2 Alur yang digunakan adalah alur maju atau alur lurus pada semua cerita rakyat yang diteliti. 3 Tokoh dan penokohan, tokoh yang terlibat di dalam cerita rakyat Kabupaten Blora adalah tokoh manusia yang memiliki watak baik dan memiliki kelebihan dan kesaktian. 4 Latar atau setting yang ada dalam cerita rakyat Kabupaten Blora adalah lebih