Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN,

commit to user meneliti tentang arkeolog yang sering membuat perbedaan antara budaya material dan ritual budaya material sehari-hari dan utilitarian. Memahami hubungan yang komplek, antara budaya yang material, ritual, dan kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan cerita rakyat yang tercatat di Skotlandia pada abad ke tujuh belas untuk abad ke dua puluh diperlukan kontinue berbasis model. Model itu dapat memperkaya pemahaman arkeologi makna dan keyakinan yang membentuk konteks budaya untuk artefak, fitur, situs, dan lanskap belajar.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pendahuluan dan kajian teori tentang cerita rakyat, struktur karya sastra, serta nilai edukatif cerita rakyat dapat dibuat suatu kerangka berpikir sebagai berikut: Kebudayaan Nasional berasal dan didukung oleh kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah berpotensi menjadi unsur kebudayaan Nasional. Kebudayaan daerah yang merupakan bagian kebudayaan Nasional berkaitan erat dengan kesusastraan dalam arti luas. Kebudayaan daerah disebut juga folklor merupakan bagian dari kebudayaan daerah tertentu, di antaranya adalah kebudayaan di Kabupaten Blora. Folklor selalu berkaitan dengan sastra lisan di dalamnya termasuk cerita rakyat, yang menjadi bagian dari folklor dan telah lama ada dalam mesyarakat tertentu termasuk di Kabupaten Blora, tersebar secara lisan, turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. commit to user Setiap kejadian atau peristiwa pada masa silam dapat ditemukan hikmah dan nilai-nilai yang relevan dengan kehidupan masyarakat. Nilai-nilai tersebut juga dapat ditemukan melalui karakter tokoh dan tindakan yang dilakukan oleh tokoh dalam cerita rakyat. Cara pemilik cerita rakyat mengambil nilai-nilai yang ada di dalamnya adalah dengan menyakini bahwa cerita-cerita yang ada dan dimilikinya banyak mengandung nilai-nilai positif sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Nilai edukatif atau pendidikan ternyata memilikicakupan yang sangat luas bagi kehidupan bermasyarakat, pembaca, dan pendengar cerita. Nilai edukatif yang dapat dikaji dan ditemukan dalam cerita rakyat antara lain: 1 nilai pendidikan moral, 2 nilai pendidikan adattradisi, 3 nilai pendidikan agama, 4 nilai pendidikan kepahlawanansemangat perjuangan. Cerita rakyat di Kabupaten Blora dapat dijadikan sebagai koleksi budaya daerah yang memuat sejumlah nilai edukatifpendidikan untuk mendukung perkembangan sektor lain. Dalam hal ini cerita rakyat dapat dipilih sebagai bahan pengajaran di sekolah sehingga dapat ditingkatkan usaha pembinaan dan pengembangan pengajaran apresiasi sastra. Cerita rakyat di Kabupaten Blora memiliki hubungan yang erat dengan masyarakat Blora, seakan menampilkan gambaran hidup masyarakat sehari-hari dengan segala permasalahan dan dapat juga dikatakan sebagai cerminan warga masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Blora. Faktor strategis lain dari cerita rakyat dapat dijadikan koleksi budaya daerah, dapat pula sebagai bahan pengajaran sastra untuk meningkatkan commit to user pembinaan, pengembangan, pengajaran, sastra daerah dan diterapkan di sekolah khususnya di Kabupaten Blora. Uraian kerangka berpikir di atas dapat disajikan dalam bentuk gambar berikut ini: lihat gambar 1 di bawah ini. Kebudayaan Daerah Folklor Blora Cerita Rakyat Blora Nilai Edukatif 1. Moral 2. Adat 3. Agama 4. kepahlawanan Struktur Cerita 1. Tema 2. Plot 3. Tokoh 4. Latar 5. Amanat Jenis 1. Mite 2. Legenda 3. Dongeng Bahan Pembinaan dan Pengembangan Pengajaran Apresiasi Sastra Indonesian dan Daerah di Wilayah Kabupaten Blora Gambar 1 Kerangka Berpikir Kebudayaan Nasional commit to user 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitan cerita rakyat Kabupaten Blora ini dilaksanakan pada beberapa desa yang memiliki cerita rakyat yang menonjol dan memiliki bukti-bukti fisik berupa peninggalan-peninggalan yang mendukung penelitian. Desa yang dimaksud antara lain: Desa Janjang Kecamatan Jiken, Desa Sambong dan Desa Pojok Kecamatan Sambong, Desa Kawengan dan Desa Gersi Kecamatan Jepon. Beberapa tempat atau lokasi penelitian tersebut ditetapkan dengan pertimbangan yaitu memiliki cerita rakyat yang relevan dengan penelitian ini dan desa tersebut memiliki sisi peningglan yang berfungsi sebagai bukti fisik cerita rakyat yang sedang diteliti dan dikaji. Adapun objek penelitian tersebut antara lain yaitu: Legenda Punden Janjang di Desa Janjang Kecamatan Jiken, Legenda Kiai Anggayuda dan Kramat Sambong di Desa Sambong Kecamatan Sambong, Legenda Desa Watu Brem di Desa Pojok Watu Kecamatan Sambong, Legenda Maling Kentiri di Desa Kawengan Jepon, dan Terjadinya Desa Gersi di Desa Gersi Kecamatan Jepon.