commit to user
membentuk dan mengembangkan cipta rasa yang pada akhirnya membentuk karakter siswa termotivasi oleh karakter tokoh cerita.
Menurut Sarwiji Suwandi 2008: 11-12 cerita rakyat memiliki implikasi penting dalam kurikulum. Implikasi tersebut adalah: 1 cerita rakyat sebagai
bahan ajar yang mencakup struktur, isi, dan nilai edukatif; 2 guru menentukan pilihn cerita rakyat yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan;
3 sekolah bersama dengan pemerintah mempersiapkan buku-buku cerita rakyat di perpustakaan sekolah sebagai bahan bacaan yang memadai.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka cerita rakyat sangat relevan diajarkan melalui pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah sedini
mungkin sesuai tingkat kelasnya. Keuntungan lain dari pembelajaran cerita rakyat, siswa mampu meneladani dengan mencontoh perwatakan tokoh-tokoh cerita yang
pada akhirnya siswa mampu memilih yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa usaha membukukan cerita rakyat dan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian tentang cerita rakyat antara lain:
Penelitian dengan judul “Cerita Rakyat Kabupaten Sukoharjo: Suatu Kajian Struktural dan Nilai Edukatif “ Dudung Andriyanto, tahun 2006. Dari
hasil penelitian dapat diketahui bahwa kabupaten Sukoharjo memiliki sejumlah cerita Rakyat yang masih hidup dan berkembang sampai saat ini. Cerita rakyat
yang ada antara lain: 1 Ki Ageng Balak, 2 Kyai Ageng Banyubiru, 3 Kyai
commit to user
Ageng Banjaransari, 4 Kyai Ageng Sutowijaya, dan 5 PesanggrahanLangen Haro. Kelima cerita rakyat tersebut memiliki struktur cerita yang terdiri dari tema,
alur, tokoh, latar dan amanat Mieder Wolfgang dalam artikelnya, “Now I Sit Lake a Rabbit in the
Pepper”. Proverbial Language in the Letters of Wolfgang Amadeus Mozart. Dia berpendapat the stylistic and biographical discussion of the traditional folk
rhetoric is grouped under eight subheadings: Incatations and curses as proverbial formulas, animal phrases as social commentary, sometic expressions as emotional
indicatorshttp:muse.jhu.edujournalsjournal_of_folklore_researchtocjfr40.1.ht .ml. Dia berpendapat bahwa dalam penelitian folklornya berkaitan dengan mantra
dan kutukan yang dirumuskan menjadi pepatah, termasuk binatang yang berbicara berkomentar tentang sosial. Folklor yang diambil untuk penelitian terserah tokoh
binatang yang berbicara, sama halnya dengan cerita “Si Kancil”. Salamon Hagar dalam artikelnya dalam Jurnal of folklore research yang
berjudul Blackness in Transition: Decoding Radical Constructs through Stories of Ethiopian Jews. Dia mengemukakan This research has uncovered a system of
radical hierarchies among the beta Israel, including a secret system of master and slaves chewa and barya, and this system challenges conventions of control and
racist ideology. Dalam artikel tersebut riset folklor digunakan untuk membongkar sistem ini menghadapi tantangan konvensi dan kendali ideologi. Menyoroti
masyarakat kulit hitam Etiopia yang berusaha membongkar system rasial dalam budayanya.http:musc.jhu.edujournalsjournal_of_folklore_researchtocjfr40.1.
ht.ml
commit to user
Mitos dan cerita rakyat ini dimulai pada awal abad-19 ketika Jacob dan Wilhelm berusaha menerbitkan koleksinya tentang cerita rakyat pada edisi yang
ke-2. Pada kata pengantar dan catatan tentang karya mereka. Dalam buku tersebut memberikan banyak persoalan tentang cerita rakyat yang ada pada saat itu. Seperti
metodologi pengumpulan dan penerbitan cerita yang berisi tentang tradisi, pertanyaan tentang berapa lama cerita tersebut ada, mempertanyakan tentang jenis
cerita dan permasalahannya. Grimms mengadakan pembelajaran tentang cerita rakyat internasional, mereka memberi sebuah penyelidikan dengan menyertakan
bukti tentang dongeng rakyat yang berada di Yunani kuno dan Romawi. Sebelas tahun kemudian penelitian pertama muncul dengan mengedepankan dongeng
moderen yang dibuat oleh Jacob bersaudara jumlah terbanyak tentang dongeng terjadi pada abad-20 yang dinamakan sebagai sistem yang diterima berdasarkan
klasifikasi dari jenis dongeng tersebut. Pengklasifikasian jenis dongeng yang berawal dari tradisi sangatlah mempengaruhi para peneliti pada saat itu. Terlebih
tidak adanya penelitian yang difokuskan pada kisah tertentu dimana jenis dongeng tersebut harus diseleksi, pada salah satu sisi, kisah binatang atau cerita binatang,
cerita masjid, cerita agama, novel, cerita lucu, dan cerita bersambung telah didokumentasikan dengan baik. William Hansen, 1997, Mythology and Folktale
Typologi: Chronicle of a Failed Scholarly Revolution, Journal Of Folklore Research, vol 34, hal 275
Seorang anak dari New Zealand mengingatkan pada Sina yang lain, seorang yang mempunyai watak yang jelek, seorang perempuan yang membawa
botol air ketika bulan sedang tergelincir di balik awan. Sina yang berada di
commit to user
kegelapan, kemudian menumpahkan airnya, dan menyakiti kakinya. Dia marah dan mengutuk bulan. Dan ini adalah salah satu budaya Maori sebagai
hukumannya dibawa ke bulan. Dimana dia masih memiliki temperamen yang buruk. Orang-orang Polinesia jaman dahulu sangat dekat dengan alam. Alam
adalah ukuran, dimana alam mempunyai pengaruh yang utama pada kehidupan mereka. Konsekuensinya banyak legenda dan dongeng dari Polinesia yang
memperhatikan pada pencipta alam dan kejadiannya. Sharon Black, 1999, Using Polynesian Legends And Folktales to Encourage Culture Vision and Creativity,
Journal Of Cultur Education, vol 75. Selanjutnya yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan ialah
jurnal yang berjudul Gramsci Good Sense and Critical Folklore yang ditulis oleh Stephen Olbrys Gencarella 2009. Penelitian ini membahas kekosongan ilmiah
kontribusi Antonio Gramsci untuk studi cerita rakyat di dunia yang berbahasa Inggris. Menurutnya kritik Gramsci, cerita rakyat telah sering disalahpahami
karena belum dibaca bersama-sama dan diberi komentar pada bahasa yang menggunkan akal sehat dan agama, dan juga belum ada konteks diskusi tentang
perbedaan diantara cerita rakyat, filsafat, dan ilmu pengetahuan. Penelitian ini juga menarik perbandingan singkat dengan karya Hans George Gadamer dalam
rangka untuk mengatasi ide-ide untuk penelitian kontemporer dan merebut kembali legimitasi politik cerita rakyatkritis yang terang-terangan akan menjadi
dilema politik dan penderitaan manusia. Amy Gazin Schwartz 2010 dalam jurnal yang berjudul Archaeology and
Folklore of Material Cultur, Ritual, and Everyday Life. Penelitian tersebut
commit to user
meneliti tentang arkeolog yang sering membuat perbedaan antara budaya material dan ritual budaya material sehari-hari dan utilitarian. Memahami hubungan yang
komplek, antara budaya yang material, ritual, dan kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan cerita rakyat yang tercatat di Skotlandia pada abad ke tujuh belas
untuk abad ke dua puluh diperlukan kontinue berbasis model. Model itu dapat memperkaya pemahaman arkeologi makna dan keyakinan yang membentuk
konteks budaya untuk artefak, fitur, situs, dan lanskap belajar.
C. Kerangka Berpikir