Jenis-Jenis Cerita Rakyat Kabupaten Blora

commit to user Cerita rakyat dapat pula digunakan sebagai alat penghibur dengan dibuat pementasan-pementasan ala kadarnya yang ditonton masyarakat setempat untuk menumbuhkan rasa patriotik, cinta bangsa dan tanah air sekaligus pengobat rindu bagi kerabat yang ditinggalkan serta kebanggaan masyarakat pemiliknya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, kondisi seperti di atas jarang dijumpai bahkan di Kabupaten Blora kondisi seperti ini hampir langka dapat ditemui di daerah pedesaan, terlebih lagi di wilayah perkotaan. Tradisi atau adat kebiasaan bercerita yang lebih dikenal dengan istilah mendongeng yang pada zaman dahulu sering dilakukan para orang tua, di masa sekarang tidak lagi dijumpai. Banyak dari mereka berpandapat bahwa mendongeng sekarang sudah bukan zamannya.

B. Hasil Penelitian

1. Jenis-Jenis Cerita Rakyat Kabupaten Blora

Ditinjau dari beberapa ketentuan, batasan serta definisi menurut James Dananjaya, cerita rakyat di Kabupaten Blora sebagian besar dapat digolongkan sebagai legenda, karena memiliki beberapa kriteria maupun sifat-sifat tertentu antara lain: dianggap benar-benar terjadi, dianggap tidak suci lagi, sebagian besar mengambil tokoh manusia, Tokoh-tokohnya mempunyai sifat yang luar bias, Dalam kisahnya dibantu oleh makhluk halus, Mencerminkan tempat kejadian di masa lalu dan masa sekarang. commit to user a. Dianggap Benar-Benar Terjadi Beberapa Legenda yang ada di Kabupaten Blora dapat dikatakan menceritakan kisah kejadian sebuah tempat, desa, tempat-tempat tertentu yang hingga kini masih digunakan oleh masyarakat Blora, bahkan asal mula nama Blora pun dianggap diperoleh berdasarkan dari cerita rakyat yang berkembang saat itu. Tempat, desa-desa tersebut antara lain asal mula Desa Balun, asal mula Desa Cepu, asal mula Desa Sawur, asal mula Desa Tegaldawa, asal usul Desa Brabowan, asal mula Desa Biting, asal mula Desa Gagaan dan sebagainya. Selain dianggap benar-benar terjadi beberapa legenda yang terdapat di Kabupaten Blora mengidentifikasikan bahwa pada prinsipnya leganda asal mula desa yang terdapat di Kabupaten Blora sangat bersifat lokal. Atau dapat dikatakan sebagai legenda yang menceritakan tentang asal mula sebuah tempat berdasarkan serangkaian peristiwa yang terdapat dalam sebuah cerita. terjadinya nama sebuah tempat pun juga didasarkan kepada suatu kejadian dari sang tokoh di dalam cerita. misalnya, asal mula Desa Watu Brem dan Pojok Watu. Namun demikian karena sifat persebaran legenda yang mudah menyebar, maka legenda-legenda tersebut sangat mudah tersebar menuju keberbagai tempat, sehingga dengan mudah diketahui oleh masyarakat luas. Dari beberapa peristiwa tercantum dalam cerita, banyak legenda yang terdapat di Kabupaten Blora yang menceritakan suatu keajaiban yang dibalut dengan sifat “ketakhayulan” yang sangat tinggi, apalagi sifat ketakhayulan tersebut mengandung unsur-unsur larangan yang pernah dirasakan oleh sang tokoh. Hal itu dapat diketahui dari beberapa legenda seperti Legenda Maling Kentiri yang menabukan bagi commit to user masyarakat setempat untuk menanam talas. Legenda Kiai Anggayuda dan keramat Sambong dimana warga masyarakat sekitarnya dilarang untuk memeluk Agama Islam. b. Dianggap Tidak Suci Beberapa cerita rakyat yang ada di Kabupaten Blora, memang tidak dianggap suci oleh masyarakat Blora. Mereka hanya sekadar mengetahui bahwa nama tempat atau nama desa mereka diperoleh dari cerita-cerita rakyat yang berkembang saat itu. Dengan demikian sebenarnya dengan adanya cerita rakyat sesungguhnya sebagai sarana pengingat bagi masyarakat pendukungnya. Walaupun pada akhirnya di dalam cerita tersebut banyak diceritakan tokohnya yang seringkali melakukan tindakan-tindakan ‘kesucian’ yang ditunjukan dari beberapa tempat yang hingga kini masih dianggap suci dan keramat bagi masyarakat, namun posisi cerita rakyat dianggap suci, karena siapa pun boleh menceritakan secara bebas, tanpa ada aturan-aturan apapun. Selain itu, memang sangat jelas bahwa yang disebut dengan legenda merupakan “sejarah kolektif” folk history suatu masyarakat, walaupun sejarah tersebut seringkali mengalami distorsi, sehingga acapkali berbeda jauh dengan sejarah aslinya Dananjaya, 1997: 66 . sejalan dengan itu, maka memang wajar jika sebuah legendabisa dan boleh diketahui oleh siapapun, termasuk para pendukung legenda tersebut. Oleh sebab itu sangat logis bila legenda seringkali tidak dianggap suci oleh para pendukungnya. Dengan dimilikinya legenda tersebut, pada akhirnya akan menumbuhkan kebanggaan tersendiri dalam diri warga pendukung legenda tersebut. commit to user c. Sebagian Besar Mengambil Tokoh Manusia Tokoh-tokoh utama dalam semua cerita rakyat Blora dalam kajian ini selalu mengambil tokoh manusia sebagai sentralnya. Tokoh-tokoh yang diperankan di dalam cerita merupakan tokoh-tokoh yang berhubungan dengan suatu posisi di dalam kerajaan. Kerajaan-kerajaan maupun kadipaten yang berperan hampir melingkupi semua cerita rakyat Blora antara lain kerajaan Demak, Kerajaan Semarang, Kerajaan Pajang, Kerajaan Mataram, Kerajaan Jipang, Kadipaten Bengir, dan sebagainya. Untuk posisi-posisi atau kedudukan dalam kerajaan yang sering digunakan dalam cerita rakyat Blora adalah raja, adipati, pengawal raja, pengikut raja, patih, hulubalang, tokoh spiritual kerajaan dan sebagainya. Selain itu, tokoh-tokoh sentral yang mempunyai kekeuasaan terhadap sebuah kerajaan. Andaikata, ia bukan tokoh sentral dalam cerita rakyat Blora ini juga merupakan tokoh-tokoh tertentu yang mempunyai pengaruh besar di masyarakatnya. Sebagian besar, tokoh utama yang mendominasi dalam setiap legenda yang berkembang di Kabupaten Blora adalah manusia. Tokoh manusia tersebut baik yang berlatar belakang tokoh agama modin, penghulu, tokoh kerajaan raja, adipati, prajurit, tokoh masyarakat maupun rakyat biasa. Meskipun sebagian besar tokoh sentral yang berperan dalam legenda merupakan tokoh-tokoh yang bisa dijadikan panutan di dalam masyarakat, namun adapula legenda yang yang ada di Kabupaten Blora menceritakan tokoh manusia yang kurang disenangi oleh masyarakat. Misalnya cerita Maling Kentiri yang menceritakan seorang manusia yang mempunyai pekerjaan sebagai pencuri, tetapi ia masih mempunyai sifat yang commit to user dermawan dan sosial, karena hasil curiannya selalu dibagi-bagikan kepada rakyat miskin. Di dalam legenda yang berkembang di Kabupaten Blora mereka berperan sesuai status dan peran yang diembannya. Misalnya dalam Legenda Desa Watu Brem dan Pojok Watu yang mengisahkan asal mula Desa Watu Brem didasarkan pada tahapan-tahapan dalam proses perkawinan atau peralatan dalam proses perkawinan. d. Tokoh-Tokohnya Mempunyai Sifat yang Luar Biasa Sudah jelas jika di dalam sebagian besar cerita rakyat Blora seringkali dibubui dengan peristiwa-peristiwa luar biasa yang melingkupi kehidupan sang tokoh. Peristiwa-peristiwa tersebut kadang tidak masuk akal, ajaib, dan sulit diterima akal sehat. Dari beberapa contoh tentang kejadian luar biasa yang dialami atau dilakukan oleh sang tokoh cerita selain menunjukkan bagaimana kehebatan sang tokoh dalam cerita, juga menunjukkan bahwa legenda sangat menarik untuk diketahui oleh para pendukungnya. Dan di setiap legenda itu disampaikan kepada orang lain selalu mengalami penambahan-penambahan tertentu, dan penambahan cerita tersebut biasanya hal-hal yang bersifat kehebatan dari sang tokoh cerita. Memang, di satu sisi kehebatan yang dilakukan oleh sang tokoh sering kali tidak masuk akal. Dari beberapa kehebatan yang dimiliki sang tokoh tersebut mengindikasikan bahwa tokoh dalam cerita bukanlah manusia biasa. Mereka punya kelebihan-kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh manusia biasa. commit to user e. Dalam Kisahnya dibantu oleh Makhluk Halus Legenda merupakan cerita yang dianggap benar-benar terjadi, tetapi kadangkala dalam kejadian-kejadian tersebut banyak diselipi dengan hal-hal keanehan, sehingga seringkali tidak masuk akal. Di dalam legenda seringkali muncul peran makhluk halus yang ikut serta memperlancar maupun mengganggu seorang tokoh. Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa legenda seringkali mengandung unsur-unsur yang bersifat pralogis dan tidak masuk akal. Apalagi sifat legenda yang cara penyampaiannya secara lisan, sehingga peristiwa-peristiwa “pralogis” yang menyertainya sering mendapat penambahan dari sang penutur. Sifat-sifat tersebut makin jelas dengan adanya faktor makhluk halus yang ikut berperan dalam peristiwa tersebut. Disatu sisi dengan adanya unsur-unsur pralogis tersebut justru menjadikan legenda menarik untuk diketahui masyarakat luas. f. Mencerminkan Tempat di Masa Lalu dan Sekarang Cerita rakyat yang tersebar di Kabupaten Blora, sangat kental sekali dengan asal mula nama sebuah tempat desa, dusun dan keberadaannnya hingga kini masih dijadikan nama desa atau dusun. Dari keenam sifat maupun kriteria sebuah legenda, pada dasarnya legenda- legenda yang berkembang di wilayah Blora satu dengan lainnya mempunyai suatu hubungan tertentu, yang secara inti mengambil tokoh Aria Penangsang sebagai tokoh sentralnya, serta Wilayah Jipang dan Panolan sebagai wilayah cakupannya. Walaupun dalam perkembangannya nama tokoh dan nama tempat selalu berubah, namun seting utamanya berbagailegenda yang ada di Kabupaten Blora, tetap commit to user menitikberatkan kepada tokoh Aria Penangsang beserta atribut yang melingkupinya. Setelah melihat sifat-sifat dan kriteria beberapa legenda yang ada di Kabupaten Blora tersebut, maka pada dasarnya legenda yang berkembang, hidup dan diyakini oleh masyarakat pendukung legenda, dalam hal ini masyarakat Blora, tentu mempunyai maksud tertentu, paling tidak sebagai pengingat suatu masyarakat kolektif tentang keberadaan dan asal mula nama daerah mereka. Sejalan dengan hal itu memang legenda sering disebut sejarah. Mengingat sifat legenda yang tidak tertulis, maka seringkali legenda mengalami distorsi, sehingga peristiwa yang ditampilkan sangat menyimpang dengan peristiwa sesungguhnya. Selain itu legenda juga bersifat migratoris, dalam arti bahwa tempat- tempat yang ada dalam sebuah legenda dapat berpindah-pindah, bahkan persebaran legenda punjuga mengalami perkembangan yang luar biasa. Tidak mengherankan jika seringkali dijumpai sebuah legenda yang sama di daerah yang berbeda. Sebagian besar legenda yang ada di Kabupaten Blora merupakan jenis legenda perorangan dan legenda setempat. Berdasarkan legenda perorangan jelas di dalam legenda di Kabupaten Blora selalu menghubungkan tentang seorang tokoh person dengan tokoh lain. Legenda-legenda tersebut melukiskan perjalanan, pengembaraan seorang tokoh beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya. Sementara legenda setempat, sudah tentu beberapa legenda di Kabupaten Blora, sangat berkaitan dengan asal mula nama-nama sebuah tempat desa maupun dusun yang hingga saat ini masih digunakan. commit to user

2. Struktur Cerita Rakyat Kabupaten Blora