Bahasa Penduduk Kabupaten Blora Kedudukan dan Fungsi Cerita Rakyat Kabupaten Blora

commit to user Jumlah terbanyak terdapat di Kecamatan Banjarejodengan 63 masjid dan 83 musholla. Disusul oleh Kecamatan Ngawen dengan 56 masjid dan 65 musholla, serta kecamatan Todanan dengan 91 masjid dan 28 musholla. Sedangkan apabila dilihat dari tanah yang diwakafkan yang terbesar terdapat di Kecamatan Cepu, Sambong, dan Banjarejo. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Blora pembangunan infrastruktur fasilitas masyarakat berbasis perkembangan Islam cukup baik. Selain agama Islam, sebagian penduduk Kabupaten Blora juga ada yang memeluk agama Kristen Protestan yaitu sebanyak 1,25, pemeluk agama Katolik sebanyak 1,09 , pemeluk agama Hindu 0,007 . Penduduk di Kabupaten Blora meski telah memeluk salah satu agama tertentu masih bisa ditemui sebagian masyarakat kecil yang percaya akan adanya kekuatan-kekuatan gaib dari benda-benda tertentu atau dari tempat-tempat tertentu yang biasa disebut dengan keparcayaan animisme. Terbukti sebagian masyarakat masih ada kepercayaan bahwa meraka harus menghormati arwah-arwah leluhur, tokoh-tokoh tertentu yang dimakamkan di suatu tempat, tempat-tempat yang dikeramatkan dan dianggap bertuah, peninggalan-peninggalan berwujud benda- benda atau alat-alat yang memiliki daya magis tertentu yang jika dilanggar aturannya akan berpengaruh buruk bagi si pelanggar.

6. Bahasa Penduduk Kabupaten Blora

Bahasa yang dipergunakan oleh penduduk Kabupaten Blora mayoritas adalah bahasa Indonesia. Bahasa Daerah atau bahasa Jawa digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Kabupaten Blora untuk berkomunikasi commit to user secara akrab dan familiar. Adapun bahasa Jawa yang digunakan terdiri dari tiga tingkatan variasi bahasa yaitu: bahasa ngoko, bahasa karma madya, dan bahasa karma inggil. Bahasa Jawa sebagai bahasa daerah tetap dipertahankan pemakainya terutama penduduk di pedesaan. Sementara penduduk yang tinggal di perkotaan menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Pada acara-acara resmi atau kegiatan-kegitan resmi atau semi resmi bahasa Indonesia selalu menjadi pilihan.

7. Kedudukan dan Fungsi Cerita Rakyat Kabupaten Blora

Cerita rakyat Kabupaten Blora merupakan cerita yang masih hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Cerita Rakyat Kabupaten Blora disebarluaskan secara lisan dan didasarkan pada kemampuan mengingat para penuturnya. Besar kemungkinan cerita rakyat Kabupaten Blora mengalami pembelokan dari bentuk dan cerita aslinya. Cerita rakyat Kabupaten Blora bersumber dari nenek moyang atau para pendahulunya secara turun temurun. Nenek moyang atau para pendahulu mewariskan cerita tersebut kepada generasi muda atau keturunannya secara lisan dan hanya didasarkan pada kemampuan mengingat, ada sebagian kecil secara tertulis dan itupun masih sangat sederhana dan tidak dikemas secara modern. Tetapi tidak sedikit pula para orang tua yang enggan mewariskan cerita yang dimilikinya kepada anak cucunya, dengan alasan kaum muda kurang berminat mendalami hal cerita itu atau merasa tidak cocok dengan keadaan kehidupan sekarang. commit to user Di masyarakat Kabupaten Blora didapati cerita rakyat yang berbeda versi dalam suatu tempatlokasi dalam satu cerita. Cerita yang terpenggal-penggal atau hanya sebatas yang diingat saja dan kurangnya keutuhan cerita juga masih ada. Pengungkapan cerita yang tidak utuh dan tidak diketahui secara keseluruhan isinya sangat memungkinkan hilangnya sebagian nilai yang terkandung di dalamnya. Cerita rakyat Kabupaten Blora merupakan cerita-cerita yang berlatar belakang adatkebiasaan hidup di lingkungan tersebut yang merupakan pengalaman hidup masyarakat pemiliknya. Cerita-cerita rakyat yang ada diserap dan dimanfaatkan sebagai pembentuk watak masyarakatnya. Pada masa dahulu cerita-cerita rakyat digunakan oleh para orang tua untuk pembentuk watak anak cucu dan keturunannya lewat tutur lisan yang digunakan di saat senggang atau pengisi waktu menjelang tidur dengan cara mendongeng. Pada saat mendongeng para orang tua menggunakan isi cerita untuk mendidik agar anak cucu dan keturunannya menjadi manusia yang hidup sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat seperti tokoh dalam cerita dengan segala perilaku dan perannya. Isi cerita rakyat yang disampaikan kepada anak cucu dan keturunannya diserap dan disampaikan untuk dapat memberikan petunjuk perilaku yang benar agar dapat diikuti, dan perilaku yang kurang benar agar dihindari atau dengan kata lain orang tua menekankan pada perilaku mana yang boleh dan perilaku mana yang tidak boleh. Melalui cerita rakyat dapat ditumbuhkan rasa penghargaan kepada para pendahulu dan rasa menghormati leluhur dengan kesadaran sendiri. commit to user Cerita rakyat dapat pula digunakan sebagai alat penghibur dengan dibuat pementasan-pementasan ala kadarnya yang ditonton masyarakat setempat untuk menumbuhkan rasa patriotik, cinta bangsa dan tanah air sekaligus pengobat rindu bagi kerabat yang ditinggalkan serta kebanggaan masyarakat pemiliknya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, kondisi seperti di atas jarang dijumpai bahkan di Kabupaten Blora kondisi seperti ini hampir langka dapat ditemui di daerah pedesaan, terlebih lagi di wilayah perkotaan. Tradisi atau adat kebiasaan bercerita yang lebih dikenal dengan istilah mendongeng yang pada zaman dahulu sering dilakukan para orang tua, di masa sekarang tidak lagi dijumpai. Banyak dari mereka berpandapat bahwa mendongeng sekarang sudah bukan zamannya.

B. Hasil Penelitian