LatarSetting. Hakikat Struktur Cerita

commit to user

d. LatarSetting.

W.H. Hudson dalam Herman J. Waluyo, 2002: 198, mengatakan bahwa setting adalah keseluruhan lingkungan cerita meliputi adat istiadat, kebiasaan, dan pandangan hidup tokohnya yang berkaitan dengan waktu, tempat penceritaan, tempat terjadinya cerita, misalnya siang, malam atau pagi, hari, bulan, atau tahun, di desa, kota atau wilayah tertentu, di pantai, gunung, danau, sungai atau lingkungan masyarakat tertentu, dan sebagainya. Unsur latar data dibedakan menjadi tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Ketiga unsur tersebut menawarkan permasalahan berbeda, tetapi saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Unsur-unsur latar tersebut yaitu: 1 Latar Tempat Latar tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang diciptakan dalam sebuah karya fiksi. Tempat-tempat yang bernama adalah tempat yang dijumpai dalam dunia nyata. Latar tempat tanpa nama jelas biasanya hanya penyebutan jenis yang bersifat umum yakni sungai, jalan, kota, desa, hutan dan sebagainya. Keberhasilan latar tempat lebih ditentukan oleh ketepatan deskripsi, fungsi, dan keterpaduannya dengan unsur latar yang lain sehingga semuanya bersifat saling mengisi dan keberhasilan penampilan unsur latar dapat dilihat dari segi koherensinya dengan unsur fiksi lain dan dengan tuntutan cerita secara keseluruhan Burhan Nurgiyantoro, 1995: 227-228. commit to user 2 Latar Waktu Latar waktu sangat berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Biasanya dihubungkan dengan waktu faktual untuk memberi kesan pada pembaca seolah- olah cerita itu sungguh ada dan terjadi sehingga sangat berpengaruh terhadap perkembangan plot dan cerita secara keseluruhan dan bersifat fungsional Burhan Nurgiyantoro, 1995: 230. 3 Latar Sosial Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi, mencakup berbagai masalah dalam ruang lingkup yang cukup komplek meliputi kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, latar spiritual, dan status sosial tokoh-tokoh yang bersangkutan Burhan Nurgiyantoro, 1995: 233.

e. Amanat