Penduduk dan Adat Istiadat Masyarakat Kabupaten Blora Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Blora

commit to user TABEL SAWAH DAN PENGAIRANNYA DI KAB. BLORA 2009 No Jenis Pengairan Luas 1 Pengairan teknis 7.449,000 4,09 2 Pengairan setengah teknis 967,000 0,53 3 Pengairan sederhana 4.114,000 2,26 4 Pengairan desa 1.640,000 0,90 5 Tadah hujan 29.703,921 16,31 6 P2AT 2.259,000 1,24 Total 46.129,921 25,33 Sumber: BPS Kab. Blora Tahun 2009 Keadaan morfologi yang bervariasi di atas dan Pegunungan Rembang yang relatif tinggi ini, menyebabkan wilayah Kabupaten Blora banyak terdapat waduk. Ada 3 waduk terbesar di Kabupaten Blora yaitu yang terbesar adalah Waduk Tunjungan dengan luas area 35,537 ha, kemudian Waduk Blora 18,300 ha dan Waduk Todanan 3,125 ha. Adapun tanah di wilayah Kabupaten Blora didominasi oleh tiga golongan yaitu tanah gromosal 56 , mediteran 39 , dan alluvial 5 .

3. Penduduk dan Adat Istiadat Masyarakat Kabupaten Blora

Jumlah penduduk Kabupaten Blora berdasarkan data tahun 2009 sebanyak 842.624 jiwa, dan jumlah wanita lebih banyak yaitu 426.465 jiwa atau 50,61 , sedangkan penduduk laiki-laki 416.209 jiwa atau 49,39 . Dari jumlah tersebut terdiri dari 228.519 KK, sehingga rata-rata KK mempunyai 3 sampai 4 anggota keluarga. Mengenai pertambahan penduduknya, BPS 2009: 69-72 mencatat bahwa pertambahan penduduk secara alami lebih tinggi daripada pertambahan penduduk secara migrasi. Tingkat kelahiran tercatat 8,48 dan tingkat kematian commit to user 4,02. Sedang tingkat kedatangan tercatat 4,48 dan tingkat kepergian 4,0. Dengan keadaan yang demikian menyebabkan jumlah penduduk Kabupaten Blora mengalami pertambahan dan ini tentu saja akan mempengaruhi kepadatan. Kepadatan penduduk rata-rata mencapai 463 jiwa setiap km. Kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Cepu yaitu 1.543 jiwa, Kecamatan Jati 567 jiwa, dan Kecamatan Sambong 301. Kepadatan penduduk yang tidak merata ini jelas dipengaruhi oleh keadaan geografis yang ada. Mengenai komposisi penduduk Kabupaten Blora termasuk struktur muda di bawah umur 15 tahun berjumlah 235.211 jiwa atau 27,91 , umur produktif 15 tahun sampai dengan 64 tahun ada 547,384 jiwa atau 64,96 dan golongan lanjut usia atau umur lebih dari 65 tahun ada 60.079 jiwa atau 7,13 .

4. Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Blora

Kondisi pendidikan penduduk Kabupaten Blora sangat bervariasi. Menurut catatan BPS 2009: 126 jenjang pendidikan SDMI memiliki jumlah murid yang paling banyak yaitu 96.901, SLTP sebanyak 37.109 kemudian SLTA sebanyak 22.972 dan TK 14.674, sedang jumlah guru yang paling banyak tentunya pada jenjang SDMI ada 5.531 orang. Sarana pendidikan yang dimiliki tingkat perguruan tinggi di Kabupaten Blora ada 4 yaitu Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu, Sekolah Tinggi Energi dan Mineral Cepu, Sekolah Tinggi Al Muhammad Cepu, Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Blora. Penduduk Kabupaten Blora cenderung berminat pada sekolah yang berbasis agama Islam. Oleh Karena itu hampir setiap commit to user kecamatan terdapat pondok pesantren, bahkan satu kecamatan ada yang memiliki 7 pondok pesantren atau bahkan 9 pondok pesantren. Mata pencaharian penduduk Kabupaten Blora sebagian besar adalah di bidang pertanian 54,19 . Keadaan alam sekitar memang sangat mempengaruhi terhadap masyarakat dimana mereka tinggal. Keadaan alam dan lingkungan 25,34 berupa sawah, hutan 49,66 dan tegalan 4,43 BPS, 2009: 90. Pekerjaan lain yang dilakukan adalah di bidang perdagangan, tukang kayu dan jasa lainnya di bidang penggalian dan pertambangan. Tanah pertanian umumnya kurang subur karena tanahnya mengandung kapur dan gamping. Untuk meningkatkan hasil pertanian, Pemda membangun beberapa dam, waduk, dan cekdam, antara lain: Waduk Brentolo di Todanan, Dam Tunggal Bhakti Pramuka di Kajangan, Dam Induk Kedung Waru di Kecamatan Kunduran, Dam Murah Sandang Pangan di Sambong, Dam Watu Lumbung di Jiken, dan lain-lain. Hasil pertanian berupa padi, jagung, kedelai, ketela, kacang hijau, kacang tanah, cabai, kapas dan lain-lain. Hasil cabai atau Lombok dari Kecamatan Jepon sangat terkenal dan diekspor. Penghasil cabai lainnya adalah Kecamatan Jiken, Tunjungan, Ngawen, Banjarejo dan Kunduran. Penghasil padi terbanyak adalah Kedung Tuban. Oleh karena itu kecamatan ini disebut gudang pangan bagi Kabupaten Blora. Penanaman padi selain diusahakan dengan melaksanakan Panca Usaha Tani juga dengan membuat sumur Pantek. Blora dikenal sebagai perkebunan kayu jati. Hutan yang mempunyai luas hampir separuh dari luas kabupaten, menghasilkan kayu jati untuk bahan commit to user bangunan perumahan dan diekspor ke luar negeri. Kecamatan penghasil kayu jati adalah: Sambong, Cepu, Kedung Tuban, Randublatung, Jati, Ngawen, Todanan, dan lain-lain. Kayu jati di Blora sangat terkenal karena kualitasnya sangat baik. Soko Guru Joglo, “Sasono Utomo” Taman Mini, berupa kayu jati yang berasal dari Kecamatan Randublatung Blora. Penduduk Kabupaten Blora banyak yang bermata pencaharian di bidang penggalian dan pertambangan, karena daerah ini banyak terdapat tambang. Hasil tambang utamanya adalah minyak tanah yang terdapat di Cepu Desa Ledok Sambong, Semanggi, Nglobo, Pilangbogo, Banyak Ijo Sono Kidul, Kawengan Desa Nglencong Botorejo, dan lain-lain. Barang galian lainnya di Perbukitan Jurangjero terdapat pasir kwarsa sabagai bahan semen, kalsit, batu gips, dammar selo bahan plitur. Desa Batu dan Gayam merupakan gudang batu. Batu gamping terdapat di Ngampel, sedang batu merah dan genting dihasilkan Karangjati, Desa Jimbung Kedung Tuban. Sumber garam yang oleh masyarakat setempat disebut “pablengan” terdapat di Delok Pojo Watu Kecamatan Sambong. Dalam meningkatkan kehidupan ekonomi penduduk Kabupaten Blora banyak yang mengusahakan kerajinan. Kegiatan kerajinan ini ada yang merupakan usaha pokok, ada yang merupakan usaha sampingan ataupun hanya sebagai buruh. Kerajinan anyaman bambu seperti caping, rinjing bambu terdapat di Desa Bojo Kedung Tuban, Bangking Blora, kerajinan kepang terdapat di Desa Got Putuk Ngawen, tampar-dadung di Desa Sambongrejo, Desa Japah Ngawen, besek dari Desa Kedungngaren dan Kedungelo Kedungrejo, sangkar commit to user burung di Desa Tambakrejo. Kerajinan dari tanah liat seperti periuk, belanga terdapat di Desa Mendenrejo, Mendalem.

5. Agama dan Kepercayaan Masyarakat Kabupaten Blora