Hasil Pengaruh Penambahan EM4 terhadap Suhu Pengomposan

61 organik tanpa bantuan udara atau oksigen sedikitpun hampa udara. Proses ini merupakan proses yang dingin dan tidak terjadi fluktuasi suhu. Sehingga, pada proses pembuatan kompos secara anaerob perlu tambahan panas dari luar supaya temperatur sebesar 30̊ C. Kenaikan suhu bahan kompos merupakan hasil dari respirasi mikroorganisme yang mendekomposisi bahan organik sehingga menghasilkan energi dalam bentuk panas, karbon dioksida dan air. Suhu maksimum dapat dianggap sebagai interpretasi proses dekomposisi dari satu bahan tertentu atau dekomposisi gabungan sejumlah bahan. Suhu maksimum merupakan indikator dari tingkat aktifitas biologi bahan kompos yang pada umumnya terjadi pada fase termofilik . Fase suhu pengomposan terdiri atas 3 bagian, yakni fase mesofilik, fase termofilik, dan fase pendinginan menurun dari puncak hingga mencapai suhu ruang Nugroho., dkk,2010: 607-608.

2. Hasil Pengaruh Penambahan EM4 terhadap pH Pengomposan

Kemasaman atau pH dalam tumpukan kompos juga mempengaruhi aktivitas mikroorganisme. Oleh karena itu penting dilakukan pengukuran, karena apabila pH rendah maka pengomposan perlu ditambahan kapur atau abu dapur untuk menaikkan pH. Hasil pengukuran pH disajikan dalam Gambar 11 berikut ini : 62 Gambar 11. Grafik Pengaruh EM4 Terhadap pH Pada Berbagai Variasi Konsentrasi EM4 Pupuk Kulit Talas Kimpul Pada Gambar 11 terlihat bahwa hasil akhir rerata nilai pH terendah terlihat pada perlakuan ke 3 P3 dengan pH 6,8. Menurut Standar Nasional Indonesia tahun 2004, nilai pH minimum 6,8 dan maksimum 7,49. Jika dilihat dari Gambar 11, maka nilai pH pupuk kulit talas kimpul memenuhi standar pupuk organik. Pada Gambar juga terlihat pengomposan hari kedua menunjukkan semua perlakuan menggunakan aktivator EM4 mengalami kenaikan pH dibanding dengan tanpa perlakun EM4 P0. Hal ini menggambarkan mikroba terus memecah bahan organik menjadi asam organik kemudian menjadi amonia yang meningkatkan nilai pH secara siginifikan. Hal ini juga diduga karena dominansi mikroba mesofilik di awal pengomposan terbukti pencapaian suhu awal dengan aktivator lebih tinggi dibandingkan suhu awal tanpa aktivator yang menjadikan starter pH yang tinggi pada tahap awal pengomposan. Dari gambar 6.55 6.6 6.65 6.7 6.75 6.8 6.85 6.9 6.95 7 7.05 1 4 7 10 13 16 N il ai pH Hari ke- P0 0 P1 4 P2 6 P3 8 63 juga terlihat, seiring lamanya waktu pengomposan nilai pH menurun. Menurut Nugroho., dkk 2010: 609, penurunan pH setelah melalui fase puncak merupakan fenomena pematangan dari bahan kompos. Penambahan EM4 yang mengandung bahan organik dan inokulum bakteri ke dalam campuran pupuk kulit talas kimpul ini dapat merombak unsur-unsur organik dan menghasilkan asam organik. Kandungan pH EM4 cenderung masam, hal ini yang mengakibatkan pada hari pertama pengomposan cenderung rendah. Menurut Dalzell., et al, 1998 Yulipriyanto, 2005: 37, pada permulaan dekomposisi, pH bahan organik agak masam hal ini mengakibatkan asam-asam organik sederhana yang dihasilkan pada perombakan bahan tahap awal. pH bahan tumpukan akan kembali mendekati alkalin setelah beberapa hari akibat protein bahan dirombak dan dibebaskan amoniak.

3. Hasil Pengaruh Penambahan EM4 terhadap Kelembaban Pengomposan

Kondisi kelembaban perlu dijaga agar mikroorganisme dapat bekerja secara optimal. Menurut SNI, standar maksimum kadar air dalam pengomposan yaitu 50. Apabila kelembaban yang lebih rendah atau tinggi maka akan mempengaruhi aktivitas mikroorganisme. Hasil pengukuran kelembaban disajikan dalam gambar 12 berikut ini.