Hasil Analisis Pupuk Sesudah dan Sebelum Perlakuan

51 Nilai N terendah pada perlakuan P2 dengan kriteria tinggi sebesar 1,38. Nilai P terendah pada perlakuan P2 dengan kriteria tinggi sebesar 0,21. Nilai K yang terendah pada perlakuan P3 dengan kriteria tinggi sebesar 1,74. Nilai CN ratio terendah mendekati nilai maksimum SNI pada perlakuan P3 dengan kriteria sangat tinggi sebesar 25,79. Hal ini membuktikan bahwa hasil kandungan C, N, P, K dan CN ratio tidak menunjukkan hasil yang linear antar perlakuan. Perlakuan menggunakan EM4 tidak terlalu berpengaruh terhadap kandungan unsur hara. Fungsi dari EM4 dalam perlakuan hanya mempercepat proses pengomposan dengan mendegradasi bahan kompos. Semakin besar EM4 maka perombakan bahan juga semakin cepat. Dari Tabel 4, dapat diketahui nilai-nilai kandungan unsur hara yang dihasilkan dari pengomposan limbah kulit talas yang mendekati standar untuk perlakuan P3 dengan penambahan EM4 sebesar 8 . Hal ini dilihat dari nilai CN ratio yang mendekati ambang maksimum sebesar 25,79 dan kandungan N, P, K yang melebihi ambang minimum masing-masing sebesar 1,56. 0,25, dan 1,74 . Namun, untuk nilai C organik masih cenderung sanggat tinggi karena melebihi ambang maksimum yaitu sebesar 40,36. Nilai C yang tinggi juga akan mempengaruhi nilai CN ratio.

3. Hasil Pengaruh Penambahan EM4 terhadap Nilai Karbon

Berdasarkan hasil analisis, data pengaruh penambahan EM4 terhadap 52 nilai karbon disajikan dalam Gambar 5 berikut ini. Gambar 5. Grafik Pengaruh Penambahan EM4 terhadap Karbon Pada Berbagai Variasi Konsentrasi EM4 Pupuk Kulit Talas Kimpul Jika dilihat pada Gambar 5, apabila di bandingkan dengan sebelum perlakuan menggunakan EM4 nilai C-organik menunjukkan penurunan setelah adanya penambahan EM4. Penurunan ini dipengaruhi karena adanya penggunaan karbon sebagai sumber energi dengan membebaskan CO 2 , sehingga kandungan karbon semakin lama semakin berkurang. Setiap penambahan EM4 nilai C organik dari perlakuan P1, P2, P3 menunjukkan kenaikan. Kandungan C organik tertinggi pada perlakuan P3 dengan presentase 40,36. Hal ini sesuai dengan pendapat Graha., dkk 2015: 143 yang menyatakan bahwa seiring penambahan konsentrasi EM4 cenderung menaikkan nilai C-organik pada hasil pengomposan Peningkatan nilai karbon yang tinggi dikarenakan adanya tambahan dari bulking agent dalam pengomposan yang memiliki nilai karbon tinggi. Hal ini juga dijelaskan Graha., dkk 2015: 143 bahwa bulking agent juga berpengaruh tehadap 32 34 36 38 40 42 44 P0 0 P1 4 P2 6 P3 8 Per se nt as e Konsentrasi EM4 sebelum perlakuan sesudah perlakuan 53 peningkatan kandungan karbon di dalam kompos. Penghitungan unsur C penting dilakukan karena menurut Yulipriyanto, 2005: 91 unsur karbon C merupakan penyusun dari karbohidrat bersama dengan unsur hidrogen H dan O Oksigen. Karbohidrat merupakan jenis bahan utama yang ditemukan dalam bahan pengomposan yang merupakan sumber energi dan membantu dalam pembentukan sel tanaman. Dalam hal ini nilai C-organik harus sesuai karena mempengaruhi kegiatan perombakan yang dilakukan oleh mikroorganisme.

4. Hasil Pengaruh Penambahan EM4 terhadap Nilai Nitrogen

Selain unsur hara karbon, data nilai unsur hara nitrogen baik sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan EM4 disajikan dalam Gambar 6 berikut. Gambar 6. Grafik Pengaruh Penambahan EM4 terhadap Nitrogen pada Berbagai Variasi Konsentrasi EM4 Pupuk Kulit Talas Kimpul Jika di lihat pada Gambar 6, kandungan nitrogen setelah perlakuan cenderung naik dan melebihi batas minimal yang sudah ditetapkan SNI. 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 P00 P14 P26 P38 Per se nt as e Konsentrasi EM4 sebelum perlakuan setelah perlakuan