Hasil Pengaruh Penambahan EM4 terhadap pH Pengomposan

63 juga terlihat, seiring lamanya waktu pengomposan nilai pH menurun. Menurut Nugroho., dkk 2010: 609, penurunan pH setelah melalui fase puncak merupakan fenomena pematangan dari bahan kompos. Penambahan EM4 yang mengandung bahan organik dan inokulum bakteri ke dalam campuran pupuk kulit talas kimpul ini dapat merombak unsur-unsur organik dan menghasilkan asam organik. Kandungan pH EM4 cenderung masam, hal ini yang mengakibatkan pada hari pertama pengomposan cenderung rendah. Menurut Dalzell., et al, 1998 Yulipriyanto, 2005: 37, pada permulaan dekomposisi, pH bahan organik agak masam hal ini mengakibatkan asam-asam organik sederhana yang dihasilkan pada perombakan bahan tahap awal. pH bahan tumpukan akan kembali mendekati alkalin setelah beberapa hari akibat protein bahan dirombak dan dibebaskan amoniak.

3. Hasil Pengaruh Penambahan EM4 terhadap Kelembaban Pengomposan

Kondisi kelembaban perlu dijaga agar mikroorganisme dapat bekerja secara optimal. Menurut SNI, standar maksimum kadar air dalam pengomposan yaitu 50. Apabila kelembaban yang lebih rendah atau tinggi maka akan mempengaruhi aktivitas mikroorganisme. Hasil pengukuran kelembaban disajikan dalam gambar 12 berikut ini. 64 Gambar 12. Grafik Pengaruh EM4 Terhadap Kelembaban Pada Berbagai Variasi Konsentrasi EM4 Pupuk Kulit Talas Kimpul Berdasarkan Gambar 12, dapat diketahui nilai kelembaban atau kandungan air hasil pengomposan memiliki kecenderungan untuk meningkat seiring penambahan EM4 meskipun tidak terlalu signifikan. Selain itu, nilai kelembaban atau kadar air pada setiap perlakuan menunjukkan nilai yang sangat tinggi jauh dari nilai SNI pada hari terakhir penggomposan. Hal ini dikarenakan mekanisme EM4 yang menghasilkan jumlah mikroba lebih banyak menyebabkan terjadinya dekomposisi bahan, yang menghasilkan H 2 O yang cukup banyak pula di dalam reaksinya Graha., dkk,2015: 146. Selain itu proses pengomposan anaerob juga memberi banyak pengaruh terhadap tingginya kadar air, karena proses ini tidak membutuhkan udara atau hampa udara yang mengakibatkan suhu terperangkap di dalamnya sehingga uap air akan berada pada dinding-dinding bak inkubasi dan menyebabkan uap air bercampur dengan bahan pengomposan. Hal ini terlihat pada pengukuran data, di 20 40 60 80 100 120 1 4 7 10 13 16 N il ai K el m bab an Hari ke- P0 0 P1 4 P2 6 P3 8 65 sekitar dinding dan tutup ember cat bagian dalam terdapat uap air. Kelembaban berkaitan dengan kadar air di dalamnya. Menurut Graha., dkk 2015: 145, kadar air berkaitan dengan pergerakan mikroba dalam bahan, transportasi makanan untuk mikroba dan reaksi kimia yang ditimbulkan oleh mikroba. Semakin banyak kadar air akan berakibat bahan semakin padat, melumerkan sumber makanan yang dibutuhkan mikroba dan memblokir oksigen untuk masuk. Namun, apabila air terlalu sedikit maka bahan akan semakin kering dan tidak mendukung kehidupan mikroba.