Tanaman Sawi TINJAUAN PUSTAKA

35 juga harus diperhatikan, tanaman sawi yang masih kecil ditempatan pada daerah yang tidak terlalu terpapar matahari dan tidak ternanungi hujan. Peyiraman tanaman dilakukan menurut musim. Jika tidak terlalu panas, penyiraman dilakukan sehari sekali, bisa pada pagi atau sore hari. Sawi dapat dipanen pada umur 40-50 hari setelah tanam dengan cara memotong pangkal batang atau dengan mencabut seluruh tanaman Budianto, 2016: 44-49. Namun dalam penelitian Manullang., dkk dkk., 2014: 35 menyebutkan bahwa pemanenan bisa dilakukan pada saat tanaman sawi berumur 26 hari dengan melihat jumlah daun, tinggi tanaman dan warna daun. Sawi hijau memerlukan cahaya matahari tinggi berkisar antara 250- 400 calcm 2 . Kondisi iklim yang cocok untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah daerah yang mempunyai suhu antara 21,1℃-32℃ Fransisca 2009: 6 I. KERANGKA BERPIKIR Limbah kulit talas kimpul yang dihasilkan oleh home industri keripik talas setiap hari volumenya selalu bertambah. Selain limbah tersebut, di lingkungan sekitar juga terdapat limbah sisa penggilingan padi berupa dedak dan sekam yang belum termanfaatkan. Kedua bahan ini dapat dijadikan sebagai bahan campuran pembuat kompos organik. Kulit talas kimpul dijadikan bahan utama pembuatan kompos dengan melihat kandungan karbohidrat C yang cukup tinggi didalamnya, sedangkan dedak dan sekam dijadikan bulking agent atau bahan pelengkap. Peranan 36 dedak atau bekatul berfungsi sebagai sumber protein N sedangkan sekam padi sebagai bulking agent utama. Pada umumnya pengomposan membutuhkan waktu yang lama, maka dibutuhkan aktivator yang mampu mempercepat proses pengomposan salah satu produk aktivator adalah EM4. Formula EM4 berisi banyak mikroorganisme yang mampu mempercepat proses perombakan bahan organik dalam pengomposan. Dari hasil pengomposan diharapkan bisa menjadi tambahan penyedia unsur hara bagi tanaman. Oleh karena itu perlu diketahui kandungan unsur hara yang banyak dibutuhkan tanaman meliputi unsur N, P, K dan CN ratio pupuk. Untuk mengetahui optimalisasi unsur hara pupuk kulit talas kimpul, maka harus dikorelasikan dengan standar yang sudah ditetapkan mengenai peraturan produksi pupuk organik yang tertuang dalam Standar Nasional Indonesia. Unsur hara pupuk inilah yang nantinya akan berperan dalam pertumbuhan tanaman salah satu fungsinya yaitu berperan dalam pembentukan sel, jaringan dan organ tanaman. Pertumbuhan tanaman dapat dilihat dari tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, dan berat kering. 37 Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir Pertumbuhan Tanaman Sawi Brassica juncea L Tinggi Tanamancm Bobot Basah gram Jumlah Daun helai Bobot Kering gram Limbah Organik Home industri Limbah organik penggilingan Kulit talas kimpul Xanthosoma sagitifolium Dedak dan sekam Pengomposan Sumber karbohidrat C Sumber protein N Kecepatan pengomposan Unsur hara bagi tanaman EM4 Mikroorganisme dan nutrisi N, P, K dan CN ratio SNI Pembentukan sel, jaringan dan organ 38

J. HIPOTESIS

1. Effective Mikroorganisme EM4 berpengaruh terhadap kualitas hasil pengomposan kulit talas kimpul, semakin tinggi konsentrasi EM4 maka unsur hara hasil pengomposan semakin baik. 2. Kandungan unsur hara dan CN ratio pupuk kulit talas kimpul dengan perlakuan EM4 lebih mendekati SNI dibandingkan tanpa perlakuan EM4. 3. Pupuk kulit talas kimpul berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sawi, semakin tinggi konsentrasi EM4 maka pertumbuhan semakin baik. 39

BAB III METODE

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian : 3 bulan Januari-Maret 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Magelang dan Laboratorium FMIPA UNY.

B. Objek Penelitian

1. Objek Objek dalam penelitian ini adalah kulit talas kimpul Xanthosoma sagittifolium dan tanaman sawi hijau Brassica juncea L. yang berumur 21 hari.

C. Variabel Penelitian

1. Pembuatan Kompos Kulit Talas Kimpul

a. Variabel bebas: Variasi Konsentrasi EM4 0, 4, 6 dan 8 1 P0: Kontrol pupuk tanpa penambahan EM4 2 P1: Bahan campuran kulit talas, dedak, dan sekam dicampur dengan EM4 sebanyak 4 3 P2: Bahan campuran kulit talas, dedak, dan sekam dicampur dengan EM4 sebanyak 6 4 P3: Bahan campuran kulit talas, dedak, dan sekam dicampur dengan EM4 sebanyak 8 40 b. Variabel terikat: warna, bau, struktur, suhu, pH, CN ratio, nitrogen, phospor, kalium.

2. Perlakuan Kompos Kulit Talas pada Tanaman Sawi

a. Variabel bebas: Variasi kompos dengan EM4 0, 4, 6, 8 1 P0 : Kontrol tanah dan kompos tanpa penambahan EM4 2 P1: Bahan campuran tanah dan kompos dengan campuran EM4 sebanyak 4 3 P2: Bahan campuran tanah dan kompos dengan campuran EM4 sebanyak 6 4 P3: Bahan campuran tanah dan kompos dengan campuran EM4 sebanyak 8 b. Variabel terikat: bobot basah, bobot kering, jumlah daun, dan tinggi tanaman.

D. DesainRancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan design penelitian eksperimen yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Jenis rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap RAL.