12 Berikut merupakan kandungan gizi talas kimpul dalam 100 gram
bahan. Table 1 .Komposisi Gizi Umbi Kimpul Dalam 100 Gram Bahan
Komposisi Gizi Jumlah
Protein 2.81
Lemak 0.08
Karbohidrat 28.66
Air 67.26
Pati 20.87
Diosgeninmg100g bahan
0.00083 PLA Polisakarida
Larut Air 0.99
Serat Pangan Tidak Larut Air
6.93 Serat Pangan Larut Air
1.31 Serat Kasar
0.56 Abu
1.19
Sumber : Jatmiko., dkk, 2014 Arisandy dkk., 2016: 25 Kulit umbi talas yang mempunyai tebal sekitar 0,01–0,1 cm
ternyata didalamnya masih terdapat kandungan karbohidrat.
C. Manfaat Talas kimpul
Kimpul merupakan tanaman yang mudah ditanam, sehingga sangat layak untuk dikembangkan. Umumnya kimpul ditanam sebagai tanaman
sela di antara tanaman palawija lain atau di pekarangan. Umbi kimpul biasanya diolah secara sederhana dengan dikukus, direbus atau dengan
sedikit variasi dibuat berbagai produk olahan antara lain getuk, keripik, perkedel dan sebagainya.Sebagai pangan sumber karbohidrat, produksi
kimpul dapat mencapai 4-5 tonHa, sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi pangan alternatif pengganti beras, mengingat
produksi beras saat ini 62,56 ton GKG Gabah Kering Giling dan dengan
13 jumlah tersebut Indonesia masih harus mengimpor beras sebagai cadangan
sebanyak 0,8 juta ton atau dalam bentuk GKG sebanyak 1,3 juta ton Wariyah,2012: 18.
Menurut Khotmasari, 2013: 4, talas kimpul dapat digunakan sebagai bahan subtitusi tepung terigu. Penggunaan tepung talas kimpul
sebagai bahan subtitusi tepung terigu dalam pengolahan aneka kue dapat mencapai 100, tergantung pada produk yang akan dihasilkan.
Pemanfaatan talas kimpul sebagai bahan pangan saat ini sudah banyak dilakukan oleh banyak masyarakat, hanya saja masih tergolong sederhana.
Seperti halnya di indonesia talas kimpul diolah dengan cara direbus, digoreng, dikeripik dan biasanya daun dan batangnya digunakan sebagai
sAyu., dkkr, padahal selain itu talas kimpul dapat diolah menjadi tepung sebagai bahan baku dalam pembuatan suatu olahan makanan yang
bervariasi dan beragam, seperti cake, roti, donat dan lain-lain dengan meningkatkan nilai gizi yang ada.
D. Pengomposan
Menurut Dwicaksono., dkk 2014: 2, pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan
hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun nonorganik mineral.
Pupuk digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan sumber bahan penyusunnya, yaitu pupuk organikalami dan pupuk kimiasintetis .
14 Pupuk organik adalah sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas
bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan
menyuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih
ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik dari pada kadar haranya. Nilai Corganik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk
organik Simanungkalit., dkk, 2006: 2. Pupuk organik atau sering disebut kompos merupakan bahan
organik, seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur, carang-carang serta kotoran hewan yang
telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah. Kompos
mengandung hara-hara mineral yang esensial bagi tanaman. Adapun dekomposisi tersebut secara garis besar menurut
Yulipriyanto 2005: 30 dapat dituliskan sebagai berikut : Bahan organik
Ak ivi a Mik
ga i e
H
2
O + CO
2
+ Hara + Humus + Enersi
Menurut Gaur, 1981 Mulyadi, 2008: 15, pengomposan merupakan metode yang aman bagi daur ulang bahan organik menjadi pupuk. Unsur-
unsur yang terkandung dalam bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan diubah dalam bentuk yang dapat digunakan tanaman menjadi
tersedia hanya melalui pelapukan.