tidak terpisahkan dalam membentuk dan mengkonstruksi suatu realitas. Media menjadi tempat pertarungan ideologi antara kelompok-kelompok yang ada di
masyarakat.
2.1.7. Hubungan antara Media dan Politik
Media memerankan peranan penting dalam perkembangan politik. Pers disebut-sebut sebagai salah satu pilar demokrasi. Rainer Adam menuliskan bahwa
istilah media mengandung makna sebuah organisasi baik pemerintah atau swasta, yang bertugas memberi informasi kepada publik dengan menggunakan alat seperti
koran, majalah, televisi, radio dan juga internet untuk menyampaikan pesan mereka Stiftung, 2000:7. Baik surat kabar, majalah politik, televisi, radio
maupun situs-situs yang dibuat oleh partai politik dan tim sukses adalah alat yang digunakan oleh politikus untuk membentuk opini masyarakat.
Berita politik adalah berita mengenai berbagai macam aktifitas politik yang dilakukan para pelaku politik di partai politik, lembaga legislatif,
pemerintahan dan masyarakat secara umum. Hampir semua media menampilkan berita politik sebagai sajiannya, bahkan beberapa media menempatkan berita
politik sebagai berita utama. Penempatan berita politik sebagai berita utama tampaknya terbawa kecenderungan masa lalu yang menempatkan politik seagai
sesuatu yang sangat penting N Djuraid, 2006:64. Model Biotipe menunjukkan adanya hubungan erat antara politisi dan
jurnalis, semacam hubungan barter yang memberi keuntungan bagi kedua belah pihak dan mengkibatkan saling ketergantungan untuk jangka panjang Siftung,
2000:10, karena politisi dianggap sebagai sumber berita resmi dalam sebuah
liputan politik, maka laporan berita tidak jauh dari pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh aktor-aktor politik tersebut. Ada tarik-menarik kepentingan
antara keduanya, jurnalis membutuhkan fakta sedangkan politisi membutuhkan pers untuk menyampaikan pesan, opini yang dapat mempengaruhi pembaca dan
menguntungkan pihaknya, seperti yang diungkapkan oleh Hamad bahwa para aktor politik senantiasa menarik perhatian wartawan agar liputan politiknya
memperoleh liputan dari media Hamad, 2004:1. Disadari atau tidak, jurnalis telah terjebak dalam pernyataan-pernyataan politisi yang disampaikan oleh
sumber erita politisi. Ada dua penyebab para pelaku politik melibatkan media massa sebagai
saluran komunikasi politiknya. Pertama, dari segi luas jangkauan media dalam menyebarkan berbagai pesan dan pembicaraan politik beserta fungsinya masing-
masing. Kedua, aspek campur tangan media dalam menyajikan realitas politik melalui suatu proses yang disebut sebagai proses konstruksi realitas Hamad,
2004:10. Dari segi luas jangkauan penyebaran berita, para aktor politikdapat dengan mudah menyebarluaskan pembicaraan-pembicaraan politiknya sehingga
akhirnya dapat mempersuasi audience secara luas pula. Campur tangan atau proses konstruksi realitas media inilah yang dapat menguntungkan aktor politik
dan partai politiknya sebab melalui konstruksi realitas inilah media memilih sumber berita, peristiwa serta mendefinisikannyasehingga membentuk citra yang
diinginkan oleh politisi dan partai politik. Namun patut kita sadari bahwa konstruksi realitas politik ini juga ditentukan oleh motif masing-masing media
Hamad, 2004:11.
2.1.8. Teori Hierarchy of Influence