dengan pemakaian perangkat tertentu dengan menempatkan berita secara mencolok pada headline, pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan
memperkuat penonjolan, label tertentu ketika menggambarkan orangperistiwa yang diberitakan, asosiasi terhadap simbol budaya, generalisasi, simplifikasi, dan
pemakaian kata yang mencolok, gambar dan sebagainya Eriyanto, 2002:69-70. Framing ini pada akhirnya menentukan bagaimana realitas itu hadir di
hadapan pembaca. Melalui framing inilah dapat ditentukan bagaimana realitas itu harus dilihat, dianalisis dan diklarifikasikan dengan kategori tertentu. Dalam
hubungannya dengan penulisan berita, framing dapat mengakibatkan suatu peristiwa yang sama dengan menghasilkan berita yang secara radikal berbeda
apabila wartawan mempunyai frame yang berbeda ketika melihat suatu peristiwa dan menuliskan pandangannya dalam berita, karena asumsi dasar dari framing
adalah bahwa individu wartawan selalu menyertakan pengalaman hidup, pengalaman sosial dan kecenderungan psikologisnya ketika menafsirkan pesan.
2.1.10. Model Framing Pan Kosicki
Framing didefinisikan sebagai proses memuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju
pada pesan tersebut. Menurut Pan dan Kosicki, ada konsepsi dari framing yang saling berkaitan. Pertama, konsepsi psikologi. Dalam konsepsi ini lebih
menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Framing berkaitan dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seseorang
mengolah sejumlah informasi dan ditunjukkan dalam skema tertentu. Framing
disini dilihat sebagai penempatan informasi dalam suatu konteks yang unik atau khusus dan menempatkan elemen tertentu dari suatu isu atau peristiwa tersebut
menjadi lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan dalam membuat keputusan tentang realitas. Kedua, konsepsi sosiologis. Pandangan sosiologis
lebih melihat pada bagaimana konstruksi sosial atau realitas. Frame disini dipahami sebagai proses bagaimana seseorang mengklasifikasikan,
mengorganisasikan dan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas diluar dirinya. Frame disini berfungsi membuat suatu realitas
menjadi teridentifikasi, dipahami, dan dapat dimengerti karena sudah dilabeli dengan label tertentu. Inilah dua dasar konsep dari framing.
Dalam media, framing dipahami sebagai perangkat kognisi yang digunakan dalam informasi untuk membuat kode, menafsirkan dan
menyimpannya untuk dikomunikasikan dengan khalayak, yang kesemuanya dihubungkan dengan konvensi, rutinitas dan prektek kerja profesional wartawan.
Kemudian framing dimaknai sebagai suatu strategi atau cara wartawan dalam mengkonstruksi dan memproses peristiwa untuk disajikan kepada khalayak.
Model framing Pan dan Kosicki ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide. Frame ini adalah suatu ide
yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda ke dalam teks berita seperti kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu ke dalam
teks secara keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna, bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan
dalam teks. Dalam pendekatan ini, perangkat framing dapat diagi ke dalam empat
struktur besar yakni : struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik dan struktur retoris. Keempat struktur tersebut merupakan suatu rangkaian yang dapat
menunjukkan framing dari suatu media Eriyanto, 2002:252-256.
KERANGKA FRAMING PAN DAN KOSICKI STRUKTUR PERANGKAT
FRAMING UNIT YANG
DIAMATI SINTAKSIS
Cara wartawan menyusun informasi
1. Skema berita
Headline, lead, latar fakta, kutipan sumber,
pernyataan, penutup
SKRIP
Cara wartawan mengisahkan fakta
2. Kelengkapan
berita 5 W + 1H
TEMATIK
Cara wartawan menulis fakta
3. Detail
4. Maksud, kalimat,
hubungan 5.
Nominalisasi antar kalimat
6. Koherensi
7. Bentuk kalimat
8. Kata ganti
Paragraf, proposisi
RETORIS
Cara wartawan menekankan berita
9. Leksikon
10. Grafis
11. Metafora
12. Pengandaian
Kata, idiom, gambar foto grafik
Tabel 2.1 : Kerangka Framing Pan dan Kosicki Sumber : Analisis Teks Media, Sobur, 2001:176
a. Struktur Sintaksis
Sintaksis berhubungan dengan bagaimana seorang wartawan menyusun peristiwa pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa ke dalam
bentuk susunan berita. Sintaksis ini dapat dilihat dari skema berita, yang biasanya tersusun atas judul headline, lead, latar informasi, kutipan sumber,
penutup. Bentuk skema berita pada umumnya berbentuk piramida terbalik. 1.
Headline, bagian dari berita yang memiliki kemenonjolan tinggi dimana menunjukkan kecenderungan berita. Headline mempunyai
fungsi framing yang kuat dalam mempengaruhi bagaimana kisah itu dimengerti.
2. Lead, umumnya memberikan sudut pandang dari berita yang
menunjukkan perspektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan. 3.
Latar, merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan. Latar yang dipilih menentukan
kearah mana pandangan khalayak hendak dibawa. 4.
Pengutipan sumber, bagian ini dalam penulisan berita dimaksudkan untuk membangun objektifitas prinsip keseimbangan dan tidak
memihak.
b. Struktur Skrip
Skrip berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Struktur ini melihat bagaimana
strategi cara bercerita atau bertutur yang dipakai oleh wartawan dalam mengemas peristiwa ke dalam bentuk berita. Bentuk umum dari struktur skrip