Frame Jawa Pos dan Kompas

4.4. Frame Jawa Pos dan Kompas

Dari hasil analisis berita di tiap-tiap edisi surat kabar Jawa Pos dan Kompas, peneliti menemukan adanya perbedaan frame yang dibangun dari kedua surat kabar tersebut. Perbedaan frame dari Jawa Pos dan Kompas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.13 Struktur Frame Jawa Pos Kompas Frame Munculnya permasalahan dari putusan Presiden Yudhoyono untuk membatalkan kunjungan kenegaraan ke Belanda yang diambil secara mendadak di menit-menit akhir pemberangkatan. Presiden merasa adanya pengadilan yang membahas tentang pelanggaran hak asasi manusia yang digelar di Belanda itu menyangkut harga diri bangsa Indonesia. Frame pembatalan kunjungan ini, Jawa Pos cenderung memuat berita ini dengan mengeksplorasi berita berdasarkan kurang tegasnya sikap Presiden Yudhoyono sehingga muncul pendapat Presiden takut ke Belanda. Selain itu frame obyektif terlihat juga pada isi pemberitaan yang mengutip narasumber dari pernyataan- pernyataan kekurangsetujuan pada sikap yang diambil Presiden ini. Munculnya permasalahan dari putusan Presiden Yudhoyono untuk membatalkan kunjungan kenegaraan ke Belanda yang diambil secara mendadak di menit akhir pemberangkatan. Presiden merasa adanya pengadilan yang membahas tentang pelanggaran hak asasi manusia yang digelar di Belanda itu menyangkut harga diri bangsa Indonesia. Frame pembatalan kunjungan ini, Kompas cenderung positif. Hal ini bisa terlihat dari isi beritanya yang isinya hanya menceritakan peristiwa serta tanggapan dari beberapa tokoh yang juga mendukung sikap Presiden tersebut. Kompas mengupasnya dengan bahasa Kompas sendiri untuk memperjelas kutipan dari narasumber. Kecenderungan Kompas juga terlihat dari tidak terlalu melebih-lebihkan dan tidak mengurangi isi pemberitaan mengenai pembatalan lawatan ke Belanda ini. Sintaksis Menekankan pemberitaan sesuai dengan headline dan lead seputar kasus pembatalan kunjungan negara ke Belanda oleh Presiden Yudhoyono. Menekankan isi pemberitaan tentang penyalahan keputusan Presiden, dampak yang ditimbulkan, dan keterkaitan narasumber dalam berita ini. Menekankan pemberitaan sesuia dengan headline dan lead seputar kasus pembatalan kunjungan negara ke Belanda oleh Presiden Yudhoyono. Menekankan pendapat tidak hanya dari pihak Indonesia saja, tapi juga dari sudut pandang kubu RMS dan pihak Belanda. Skrip Menunjukkan penekanan pada setiap isi beritanya berdasarkan pendapat elite politik yang kebanyakan dari staf pemerintah Indonesia sendiri, menyampaikan ketidaksetujuan terhadap keputusan Presiden secara gamblang dan membahas banyak narasumber dalam satu beritanya dan mengutip kalimat narasumber. Menunjukkan penekanan pada setiap isi beritanya berdasarkan beragam tanggapan positif dan negatif narasumber yang disajikan berimbang, hanya fokus pada tema berita yang ditampilkan serta mengutip kalimat narasumber. Tematik 1. Mengenai keputusan Presiden membatalkan kunjungan kenegaraan ke Belanda secara tiba-tiba. 2. Alasan yang dikemukakan Presiden mengenai pembatalan keberangkatan kunjungan kenegaraannya tersebut. 3. Mengenai keamanan yang didapatkan oleh Presiden Yudhoyono. 4. Pernyataan-pernyataan kontra yang dikemukakan oleh berbagai staf pemerintahan dan pengamat politik berkenaan dengan keputusan Presiden tersebut. 5. Mengenai putusan pengadilan Den Haag terkait gugatan RMS. 6. Sikap yang ditunjukkan pihak RMS dalam menanggapi putusan 1. Tentang ancaman penangkapan Presiden Yudhoyono setibanya di Belanda. 2. Alasan yang diungkapkan Presiden Yudhoyono terkait dengan keputusannya membatalkan kunjungan kenegaraan ke Belanda. 3. Pernyataan dari kalangan elite politik yang menganggap keputusan Presiden adalah tindakan yang berlebihan. 4. Mengenai keputusan pengadilan yang menolak gugatan RMS. 5. Kondisi di Belanda tidak kondusif. 6. Pernyataan dukungan yang diberikan oleh Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Muladi dengan membenarkan langkah yang tersebut. 7. Pemerintah Indonesia berharap pemerintah Belanda membatasi ruang gerak RMS agar tidak mengganggu hubungan bilateral kedua negara. 8. Mengenai sikap Presiden menanggapi putusan pengadilan di Belanda. 9. Mengenai dampak pembatalan lawatan Presiden ke Belanda. 10. Mengenai jadwal ulang kunjungan Presiden ke Belanda diambil Presiden. 7. Penegasan dari Presiden Yudhoyono mengenai keputusan pembatalannya ke Belanda. Presiden menunda kunjungan sambil melihat perkembangan lebih lanjut.Mengenai dampak pembatalan lawatan Presiden ke Belanda. 8. Mengenai reaksi dari pihak RMS dalam menanggapi pembatalan kunjungan Presiden RI ke Belanda. 9. Mengenai pendapat dari mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang menyarankan agar Presiden Yudhoyono sesegera mungkin ke Belanda. Retoris Judul dengan huruf besar, tebal dan menjadi headline :

1. SBY Tak Berani ke

Belanda

2. Tolak Tangkap SBY

3. Sindir Sidang di Den Haag

Tercepat Kolom grafis berupa foto dan gambar : 1. Presiden Yudhoyono yang menunuduk dapat diartikan Presiden merasa malu dan takut untuk menatap orang- orang di sekitarnya karena keputusan pembatalan kunjungan kenegaraannya tersebut. Tidak ada tabel berita. Leksikon : 1. ”menunduk”, ysang berarti sikap kurang tegas Presiden, Judul dengan huruf besar, tebal dan menjadi headline :

1. Presiden Batal ke Belanda

2. Presiden Tidak Ditangkap

3. SBY Tunggu

Perkembangan Kolom grafis berupa foto dan gambar : 1. Presiden Yudhoyono sedang menopang dagu dan terlihat sedang berpikir, hal ini menunjukkan sikap ketegasan yang dimiliki seorang Presiden dalam mengambil setiap keputusan. 2. Presiden Yudhoyono sedang berpidato, menunjukkan sikap Presiden yang tegas dan transparan dalam mengambil keputusan. Tabel berita : 1. Kerikil hubungan Indonesia- Belanda 2. ”sambutan hangat”, adalah sebuah sikap kesiapan, 3. ”berbesar hati”, yang berarti menerima apa adanya. 2. Agenda Kunjungan Kenegaraan Presiden Yudhoyono ke Belanda 3. Alasan Pembatalan Kunjungan SBY ke Belanda 4. gugatan RMS 5. Sekilas tentang Soumokil Leksikon : ”menang”, ”disambut gembira” Adanya note bergambar camcorder.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, yang kemudian dianalisis dengan analisi framing Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki mengenai pemberitaan tentang Pembatalan Kunjungan Kepala Negara ke Belanda di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas edisi 6,7 dan 8 Oktober 2010, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Surat kabar Jawa Pos dan Kompas mempunyai frame yang berbeda. Kedua surat kabar melakukan penyeleksian, penonjolan isu dan menghubungkan tiap fakta yang berbeda, meskipun terdapat pula kesamaan. Jadi untuk mengkonstruksi bingkai ini dilakukan melalui komponen pembingkaian struktur sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Perspektif yang ditampilkan kedua media dalam membingkai berita tersebut berbeda. Dalam hal ini Kompas lebih bertujuan untuk kontrol sosial mengenai berita seputar pembatalan kunjungan negara ke Belanda oleh Presiden, sedangkan Jawa Pos memberikan informasi dan penekanan kritis di dalamnya. Selain itu perbedaan tersebut dipengaruhi oleh pengaruh rutinitas media, ideologi media dan pengaruh organisasi yang melingkupi kedua media tersebut seperti apa yang dikemukakan dalam model komunikasi yaitu “Hierarchy of Influence”. 135