Media dan Konstruksi Realitas Ideologi Media

2.1.3. Media dan Konstruksi Realitas

Dalam pandangan konstruksionis, media dilihat bukan hanya sekedar saluran yang bebas, tapi juga subyek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihaknya. Media bukan hanya memilih peristiwa dan menentukan sumber berita, melainkan juga berperan dalam mendefinisikan aktor dengan bingkai tertentu yang pada akhirnya menentukan bagaimana khalayak harus melihat dan memahami peristiwa dalam kacamata tertentu Eriyanto, 2005:24. Isi media merupakan hasil para pekerja dalam mengkonstruksi berbagai realitas yang dipilihnya untuk dijadikan sebagai berita, diantaranya realitas politik. Hal ini disebabkan sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka dapat dikatakan bahwa seluruh isi media adalah realitas yang dikonstruksi constructed reality. Pembuatan berita di media pada dasarnya tak lebih dari penyusunan realitas-realitas hingga membentuk sebuah cerita Tuchman dalam Sobur, 2001:88. Isi media pada hakekatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan menggunakan bahasa sebagai perangkat dasarnya. Sedangkan bahasa bukan hanya sebagai alat mempresentasikan realitas, namun juga bisa menetukan relief seperti apa yang diciptakan oleh bahasa tentang realitas. Akibatnya media massa memiliki peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi gambar yang dihasilkan dari realitas yang dikonstruksinya Sobur, 2001:91.

2.1.4. Ideologi Media

Konsep ideologi dalam sebuah insitusi media massa ikut berpengaruh dalam menentukan arah dan isi pemberitaan yang akan disampaikan kepada pembaca. Hal ini disebabkan karena teks, percakapan dan lainnya adalah bentuk dari praktek ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu Eriyanto, 2005:13. Dalam pembuatan berita selalu melibatkan pandangan dan ideologi wartawan atau bahkan media yang bersangkutan. Ideologi ini menentukan aspek fakta dipilih dan membuang apa yang ingin dibuang. Artinya jika seorangwartawan menulis berita dari satu sisi, menampilkan sumber dari satu pihak dan memasukkan opininya pada berita, semua itu dilakukan dalam rangka pembenaran tertentu. Dapat dikatakan media bukanlah merupakan sarana yang netral dalam menampilkan kekuatan dan kelompok dalam masyarakat secara apa adanya tetapi kelompok dan ideologi yang dominant dalam media itulah yang akan ditampilkan dalam berita-beritanya Eriyanto, 2005:90. Pada kenyataannya, berita di media massa tidak pernah netral dan objektif. Dilihat dari bahasa jurnalistik, dalam media selalu dapat ditemukan adanya pemilihan fakta tertentu dan membuang aspek fakta lain yang mencerminkan pemilihan media pada salah satu kelompok atau ideologi tertentu. Bahasa ternyata tidak pernah lepas dari subyektifitas wartawan dalam mengkonstruksi realitas. Dengan mengetahui bahasa yang digunakan oleh berita, pada saat itu juga kita menemukan ideologi yang dianut oleh wartawan dan media yang bersangkutan. Konsep ideologi bisa membantu menjelaskan mengapa wartawan memilih fakta tertentu untuk ditonjolkan daripada fakta yang lain, walaupun hal itu merugikan pihak lain, menempatkan sumber berita yang satu lebih menonjol daripada sumber yang lain, ataupun secara nyata atau tidak melakukan pemihakan kepada pihak tertentu. Artinya ideologi wartawan dan media yang bersangkutanlah yang secara strategis menghasilkan berita-berita seperti itu. Disini dapat dikatakan bahwa media merupakan inti instrumen ideologi yang tidak dipandang sebagai zona netral dimana berbagai kelompok dan kepentingan ditampung, tetapi media lebih sebagai subyek yang mengkonstruksi realitas atas penafsiran wartawan atau media sendiri untuk disebarkan kepada khalayak Eriyanto, 2005:92.

2.1.5. Produksi Berita