58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Jawa Pos dan Kompas
4.1.1. Sejarah Perkembangan Jawa Pos
Surat kabar Jawa Pos terbit pertama kali pada 1 Juli 1949 oleh suatu perusahaan bernama PT. Java Pos Ltd. yang bertempat di jalan Kembang Jepun
166-169. Perusahaan ini didirikan oleh WNI keturunan kelahiran Bangka bernama The Chung Shen alias Soesono Tedjo yang juga perintis berdirinya Jawa Pos ini.
Pada awalnya Soesono Tedjo ini bekerja di kantor film Surabaya. Dia betugas menghubungi surat kabar agar pemuatan iklan filmnya lancar. Inilah awal Soesno
Tedjo mengetahui banyak tentang seluk beluk surat kabar. Dari pengalaman inilah kemudian ia mendirikan surat kabar bernama Java Post. Saat itu harian Java Post
dikenal sebagai harian Melayu-Tionghoa yang diterbitkan pada saat itu oleh PT. Java Post Concern Ltd. Pemimpin redaksinya adalah Gong Tjing Hok.
Selanjutnya sejak tahun 1951 pemimpin redaksinya adalah Thio Oen Sik. Keduanya dikenal sebagai orang-orang republik yang tak pernah goyah.
The Chung Shen dikenal sebagai Raja Koran karena memiliki surat kabar yang diterbitkan dalam tiga bahasa yang berbeda. Surat kabar yang pertama
berbahasa Indonesia bernama Djawa Post, yang kedua berbahasa Tionghoa bernama Huo Chiau Wan, sedangkan yang ketiga berbahasa Belanda adalah De
Vrije Pers.
Surat kabar De Vrije Pers yang berbahasa Belanda itu awalnya dimiliki oleh Vit Geres Maatschappij De Vrije Pers yang berlokasi di jalan Kaliasih 52
Surabaya. Tetapi selanjutnya dibeli oleh Java Post Concern Ltd. pada bulan April 1954. Pada bulan dan tahun yang sama Djawa Post mulai dicetak di percetakan
Agil di jalan KH. Mansyur Surabaya. Pada tahun 1962 harian De Vrije Pers dilarang terbit oleh Pemerintah
Republik Indonesia sehubungan dengan peristiwa Trikora untuk merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda. Sebagai gantinya diterbitkan surat kabar harian
berbahasa Inggris dengan nama Indonesian Daily News, meskipun pada akhirnya harian ini dihentikan penerbitannya karena minimnya pemasangan iklan pada
tahun 1981. Sedangkan munculnya kemelut yang disebabkan oleh G30SPKI ternyata tidak hanya menimpa harian Kompas tetapi juga harian Huo Chiau Shin
Wan, sehingga pada tahun itu harian ini dilarang terbit. Oleh sebab itu praktis sejak tahun 1981 praktis hanya Djawa Post yang bertahan tetap terbit meskipun
dengan kondisi yang memprihatinkan dengan oplah yang sangat kecil yaitu hanya 10.000 eksemplar.
Pada awal terbitnya Djawa Post memiliki ciri utama yaitu terbit di pagi hari dengan menampilkan berita-berita umum. Terbitan Djawa Post dicetak di
percetakan Agil di jalan Kiai Mas Mansyur Surabaya. Sejak 1 April 1954 Djawa Post dicetak di percetakan De Vrije Pers, jalan Kaliasin 52 Surabaya. Dari tahun
ke tahun jumlah oplah Djawa Post mengalami peningkatan. Pada tahun 1964- 1957 tercatat oplah sebesar 4000 eksemplar. Pada tahun 1958 Djawa Post telah
disempurnakan ejaan namanya menjadi Jawa Pos. Pada saat itu perkembangan
Jawa Pos semakin membaik dengan oplah pada tahun 1971-1981 menjadi 10.000 eksemplar. Akan tetapi mengalami penurunan pada tahun 1982 oplah Jawa Pos
hanya tinggal 6.800 eksemplar. Pendistribusiannya di Surabaya pun hanya 2.000 eksemplar, sedangkan di beberapa kota Jatim dan di Malang hanya beredar
sebanyak 350 eksemplar. Penurunan jumlah oplah ini dikarenakan system manajemen yang diterapkan semakin kacau. Ketiga anak The Chung Shen yang
diharapkan dapat meneruskan usaha penerbitan ini memilih tinggal di London, Inggris.
Terlebih teknologi cetak kian sulit diikuti kemajuannya. Rendahnya oplah yang diperoleh penerbit berakibat pada kecilnya pendapatan menyebabkan The
Chung Shen sebagai pemilik perusahaan menerima tawaran untuk menjual mayoritas saham perusahaan pada PT. Grafiti Pers yang menerbitkan Tempo
pada tanggal 1 April 1982. Pak The panggilan untuk The Shung Chen menyatakan tidak mungkin bisa mengembangkan Jawa Pos. Tapi Pak The tidak
ingin surat kabar yang didirikannya mati begitu saja. Itulah mengapa sebabnya Jawa Pos diserahkan kepada pengelola yang baru.
Pak The sendiri memilih Tempo dengan pertimbangan khusus karena Tempo belum punya surat kabar. Pak The menganggap jika menyerahkan pada
rekan yang sudah punya surat kabar maka surat kabarnya akan dinomorduakan. Pak The tidak ingin perkembangan korannya terhambat. Pak The yang pada saat
itu sudah berusia 89 tahun akhirnya memang berangkat ke Inggris bersama istrinya Mega Indah yang berusia 71 tahun.
Melihat keadaan PT. Java Post Concern Ltd. tersebut maka Direktur Utama PT. Grafiti Pers, Eric Samola, SH, menugaskan Dahlan Iskan untuk
membenahinya dengan melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Pengelolaan Jawa Pos akhirnya diserahkan Dahlan Iskan pada 1 April 1982 yang
saat itu menjabat sebagai pemimpin umum dan pemimpin redaksi. Sebelum berangkat ke Inggris Pah The berpesan agar Jawa Pos bisa dikembangkan
sebagaimana masa mudanya. Maka pada suatu malam sebelum keberangkatannya ke Inggris diadakan sebuah pesta kecil di halaman rumahnya di jalan Pregolan.
Disitu diadakan kebulatan tekad untuk merebut kembali sejarah yang pernah dibuat Pak The. Hal itu dibuktikan Dahlan Iskan yang sekarang menjabat sebagai
Direktur UtamaCEO. Hanya dalam waktu dua tahun oplah Jawa Pos sudah 250.000 eksemplar padahal dahulu untuk meraih 10.000 saja masih kesulitan.
Sejak itulah perkembangan harian Jawa Pos semakin menakjubkan dan menjadi surat kabar terbesar yang terbit di Surabaya. Berkat adanya perbaikan
tersebut, maka pada tahun 1999 oplahnya menjadi 320.000 eksemplar. Berdasarkan akte notaris Liem Sien Hwa, SH, No. 8 pasal 4 tertanggal 29
Mei 1985 menyatakan bahwa nama PT. Java Post Concern Ltd. diganti menjadi PT. Jawa Pos. Perubahan lain yang dilakukan oleh manajemen PT. Jawa Pos
adalah hal permodalan. Pada awalnya PT. Jawa Pos dimiliki secara tunggal namun sehubungan dengan surat Menteri Penerangan No. 1PerMempen84 tentang
Surat Ijin Usaha Percetakan dan Penerbitan SIUPP, khususnya tentang kepemilikan saham, maka 20 dari saham perusahaan tersebut harus dimiliki oleh
para karyawan dan wartawan untuk menciptakan rasa ingin memiliki.
Meskipun telah terjadi perubahan kepemilikan, Jawa Pos tidak mengubah secara esensial isi pemberitaannya. Surat kabar Jawa Pos tetap berkembang
sebagai surat kabar yang menyajikan berita-berita umum. Berita-berita umum ini meliputi peristiwa ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, pemerintahan,
olahraga dan sebagainya. Selain itu juga berita-berita lain berdasarkan peristiwa di daerah Jawa Timur.
Melejitnya oplah Jawa Pos ini tak terlepas dari perjuangan dan kepeloporan Jawa Pos mengubah budaya masyarakat Surabaya pada khususnya
dan Jawa Timur pada umumnya. Waktu itu budaya membaca koran adalah sore hari. Koran terbesar yang terbit di Surabaya adalah koran sore Surabaya Pos.
Ketika Jawa Pos mempelopori terbit pagi banyak warga yang mencemooh dan banyak diantaranya yang menolak. Banyak agen dan loper tak mau menjual Jawa
Pos bahkan menolak. Manajemen Jawa Pos lantas mencari cara agar koran ini tetap dipasarkan. Akhirnya ditemukan cara lain yaitu istri-istri atau keluarga
wartawan diminta menjadi agen dan loper koran, termasuk istri Dahlan Iskan sendiri. Cara ini ditempuh dengan banyak tujuan. Pertama, demi perkembangan
koran ini sendiri, sebab kendala utama adalah di pemasaran. Kedua, menambah income keluarga wartawan. Waktu itu gaji wartawan masih kecil. Dengan cara ini
keluarga Jawa Pos ada tambahan pendapatan. Dan yang ketiga, memberikan kebanggaan keluarga karyawan atas jerih payah masing-masing wartawan dan
kelak kemudian hari beberapa diantara istrikeluarga wartawan ini menjadi agen- agen besar koran Jawa Pos. Perjuangan dan kepeloporan ini ternyata membuahkan
hasil, termasuk perubahan mendasar di keredaksian. Warga Surabaya, utamanya
memilih Jawa Pos. Dan oplah Jawa Pos sudah tembus angka 250.000 eksemplar per hari.
Salah satu hal yang benar-benar membuat kelompok Jawa Pos menjadi sebuah kelompok media yang sangat besar yaitu dengan adanya JPNN Jawa Pos
News Networking. JPNN ini dibentuk sebagai salah satu sarana untuk menampung berita dari semua daerah di Indonesia dan untuk keperluan sumber
berita sebagai media cetak yang berada dalam naungan kelompok Jawa Pos. Hal ini menyebabkan berita di satu daerah di luar Surabaya tidak perlu dikerjakan
layoutnya di Surabaya juga. Berita tersebut dikerjakan di kota bersangkutan dan hasilnya dikirimkan ke JPNN untuk diambil oleh redaksi yang ada di Surabaya.
Saat ini masanya media online sedang berkembang maka Jawa Pos tidak mau ketinggalan untuk ikut berpartisipasi dengan memberikan fasilitas Jawa Pos yang
bisa diakses melalui internet dengan alamat situs : www.jawapos.co.id
Ketika dalam waktu singkat Jawa Pos mampu menembus oplah di atas 100.000 yang semula dianggap mimpi, Jawa Pos memiliki mimpi yang lain yakni
berambisi menembus oplah 1.000.000 eksemplar. Berbagai upaya dilakukan, baik dari redaksi, pemasaran, maupun lainnya untuk bisa menembus angka itu. Tapi
ternyata masih sulit. Jawa Pos tetap bertahan pada oplah 400.000 eksemplar. Manajemen lantas memutar otak agar sumber daya dan dana yang dimiliki tetap
optimal. Lantas muncullah ide untuk ekspansi. Yakni, membuat koran di daerah- daerah di Indonesia. Ide ini muncul dari Dahlan Iskan usai studi media di
Amerika. Di Amerika dan negara maju lain, di setiap kota memiliki satu koran. Dari situ dia berasumsi bahwa kota-kota besar di Indonesia bisa didirikan satu
koran. Dan ini dilakukan dengan mengirim orang-orang terbaik di Jawa Pos untuk mendirikan koran di berbagai daerah di Indonesia. Ada yang menghidupkan koran
yang mau mati atau tinggal SIUPPnya saja. Ada kerja sama dan banyak diantaranya didirikan oleh Jawa Pos.
Berhasil di satu kota, dilakukan di kota lain. Gagal di satu kota, dicoba lagi di kota lain. Dan pada April 2001, anak perusahaan Jawa Pos sudah mencapai 90
group. Koran-koran yang dulunya menjadi anak-anak perusahaan Jawa Pos sekarang juga mendirikan koran-koran, majalah atau tabloid dan menjadi anak
cucu Jawa Pos. Beberapa media dikelola oleh Jawa Pos di berbagai daerah di Indonesia,
diantaranya Suara Indonesia yang telah menjadi Radar Surabaya, Dharma Nyata, Manuntung, Akeaya, Fajar, Riau Pos, Manado Pos, Suara Nusa, Memorandum,
Karya Dharma, Bhirawa, Mercusuar, Cendrawasih Pos, Kompetisi, Komputek, Agrobis, Liberty, Oposisi, Gugat, Posmo, Harian Rakyat Merdeka, Amanat,
Demokrasi, Harian Duta Masyarakat Baru, Independen, Harian Sumatra Express dan masih banyak yang lainnya. Kerjasama dengan berbagai media itu bisa berupa
bantuan modal, baik berupa uang, mesin cetak dan sumber daya manusia. Kini Jawa Pos mempunyai group hampir di seluruh provinsi di Indonesia
kecuali di Aceh dan di NTT. Bisnisnya tak hanya koran tetapi percetakan, pabrik kertas, real estate, hotel, bursa sampai travel agent. Ini semua berada di atas
tangan dingin Dahlan Iskan. Tentang mimpi 1 juta oplah, Dahlan menyatakan sudah mencapainya kalau seluruh group Jawa Pos dikumpulkan.
Jawa Pos sanggup sanggup mengalahkan tiras-tiras penerbitan lain yang berada di Surabaya sejak lama dan bahkan mendominasi pasar Surabaya seperti
Surabaya Post. Banyak strategi yang dilakukan Jawa Pos untuk mencapai kondisi seperti ini, diantaranya dengan ingin menjadi surat kabar yang melakukan hal-hal
baru untuk pertama kalinya di Indonesia seperti terbit 24 halaman setiap hari, menjadi surat kabar pertama yang terbit di hari libur nasional dan muncul dengan
ukuran kecil tanpa mengurangi isi berita pada saat krisis moneter terjadi di Indonesia.
4.1.1.1. Sebaran dan Profil Pembaca Jawa Pos
Pembaca Jawa Pos yang paling banyak berada di wilayah Surabaya yaitu sekitar 40, sedangkan 25 berada di wilayah Jawa Timur selain di wilayah
Surabaya, 10 pembaca Jawa Pos ada di Jawa Tengah dan 25 sisanya tersebar di seluruh wilayah Indonesia seperti di Jakarta, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi,
Irian Jaya dan kota-kota lainnya. Sedangkan dari segi usia pembaca Jawa Pos adalah 60 berumur 17-35 tahun, 20 berumur 35 tahun ke atas, 5 di bawah
usia 17 tahun, sedangkan sisanya adalah usia 45 tahun keatas. Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan Jawa Pos, pembaca Jawa Pos sebanyak 60 adalah
wanita Litbang, Jawa Pos tahun 2001.
4.1.1.2. Kebijakan Redaksional
Sebelum berita dimuat terlebih dahulu melewati penyelesaian dengan melihat situasi, kondisi, toleransi, pandangan dan jangkauan. Pemuatan berita
tergantung dari bobot berita yang dimunculkan oleh suatu berita. Semakin berbobot berita tersebut maka akan semakin luas dalam penulisannya. Secara
tidak langsung bahwa berita yang besar atau mendapat perhatian masyarakat banyak dan sedang menjadi isu pembicaraan masyarakat akan mendapatkan porsi
yang lebih banyak untuk dimuat dan diulas dari berbagai aspek oleh Jawa Pos. Hal ini dilakukan Jawa Pos untuk memenuhi keingintahuan masyarakat akan
informasi-informasi yang dibutuhkan. Jawa Pos mempunyai keinginan untuk memberikan kepuasan informasi kepada masyarakat. Untuk itu tidak heran
apabila kita melihat halaman pertama Jawa Pos dipenuhi satu tema berita dengan berbagai ulasan dari berbagai aspek atau sudut pandang.
Di bidang keredaksian, kepeloporan Jawa Pos adalah memuat berita besar. Caranya, judul dibuat besar menjadi empat sampai lima kolom atau memenuhi
semua kolom di halaman satu. Ini adalah suatu perubahan di bidang jurnalistik karena umumnya judul koran waktu itu hanya dua kolom. Beritanya dibuat
berangle-angle, sehingga pembaca mendapatkan informasi yang dalam dan dari berbagai sudut pandang. Tak kalah radikalnya, Jawa Pos mempelopori penulisan
feature yang berisi berita-berita unik dan human interest. Dalam pemuatan berita-berita publik, Jawa Pos selalu memiliki prinsip
bahwa apa yang diberitakan adalah benar. Tetapi tidak semua kebenaran harus diberitakan. Jawa Pos juga melihat situasi yang ada pada saat itu. Apabila situasi
memungkinkan maka Jawa Pos akan memuat berita dengan lebih leluasa. Hal ini akan sangat riskan bila memuat berita-berita yang sangat sensitif. Menurut Jawa
Pos dari fakta yang sama tergantung dari kemampuan media massa itu untuk mengaduk-aduk emosional pembaca. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan
untuk menyajikan fakta yang sama dan juga sekaligus mampu mengaduk-aduk
emosional pembaca. Ini semua tergantung dari reporter mencari berita, menemukan narasumber yang tepat sesuai dengan kriteria seperti kredibilitas dan
kompetisi narasumber serta kemampuan untuk menuliskannya dalam berita. Yang tidak kalah pentingnya adalah kesanggupan redaktur untuk menyetujui atau
tidak berita yang akan dimuat tersebut. Redaktur kemudian memberikan judul yang tepat untuk berita tersebut dimuat atau tidak, dengan berbagai perubahan
atau editing seperlunya. Jawa Pos juga mengalami perubahan dalam halaman sambungan dari halaman satu. Sambungan halaman satu di Jawa Pos kini
diberikan judul lagi, yang maksudnya untuk pembaca mencari sambungannya. Itu semata-mata untuk memudahkan pembaca dan juga berkaitan dengan
kebijaksanaan layout. Pemuatan halaman metropolis disebabkan sebagian besar pasar Jawa Pos
ada di Surabaya. Metropolis yang dimaksud oleh Jawa Pos adalah berita yang tempat kejadiannya di kota Surabaya dan bemanfaat untuk kepentingan
masyarakat Surabaya. Namun jika pokok bahasanya terlalu nasional dan metropolis lagi maka berita itu bukan disebut sebagai berita Surabaya.
Pengaruh berita Surabaya bagi Jawa Pos sangat besar sekali. Dalam mengejar berita antara redaktur berita dan wartawan ada kerjasama sehingga suatu
berita bisa saja diburu karena diperintahkan oleh redaktur, bisa pula berasal dari kemampuan wartawan sendiri untuk memburu berita yang menurutnya layak
muat. Cara mendapatkan berita yang dilakukan oleh Jawa Pos adalah dengan menempatkan wartawan pada pos masing-masing. Ada pos kriminal, pos pemuda,
pos hankam dan lain-lain. Selain berita yang mendadak, juga ada berita yang
direncanakan. Setiap hari Jawa Pos ada rapat perencanaan yang selain mengevaluasi apa yang telah dikerjakan, juga menentukan apa yang diberitakan
besok, atau tentang kelanjutan berita sebelumnya. Kejadian yang akan terjadi sesuai jadwal atau pendapat pakar untuk berita kriminal berita tak terduga bisa
didapatkan dari berbagai sumber, bisa dari kepolisian berdasarkan laporan pihak berwenang atau bisa juga dari investigasi langsung lalu dikomparasikan.
Sampai dengan tahun 1985, harian Jawa Pos terbit 16 halaman setiap harinya dan ditambah suplemen. Ronce tiap hari Senin, Rabu, Sabtu. Secara
umum deskripsi isi setiap halaman surat kabar Jawa Pos adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Halaman 1 Memuat berita-berita utama yang bernilai berita tinggi
dan menyangkut kepentingan nasional ditambah dengan kolom feature
Halaman 2 Memuat berita-berita seputar ibukota provinsi Jawa
Timur, Surabaya Halaman 3
Memuat berita-berita seputar ekonomi dan bisnis Halaman 4
Memuat jati diri, opini, surat pembaca, dan pojok peristiwa
Halaman 5 Memuat berita ekonomi dan bisnis
Halaman 6 Memuat berita-berita seputar daerah Jawa Tengah dan
DI Yogyakarta Halaman 7
Memuat berita-berita luar negeri Halaman 8
Memuat berita-berita seputar kota Malang Halaman 9
Memuat berita-berita hiburan Halaman 10-11
Memuat iklan jitu Halaman 12
Memuat berita-berita seputar daerah Jawa Timur selain Surabaya dan Malang
Halaman 13 Memuat berita-berita seputar Indonesia Timur
Halaman 14-15 Memuat berita-berita olahraga
Halaman 16 Memuat sambungan dari halaman berita lain, berita
tentang tokoh
Pada awal tahun 1996, harian Jawa Pos terbit 20 halaman dengan format sebagai berikut :
Tabel 4.2
Halaman 1 Memuat berita-berita utama yang bernilai tinggi dan
menyangkut kepentingan nasional ditambah dengan kolom feature
Halaman 2 Memuat berita-berita seputar ibu kota provinsi Jawa
Timur, Surabaya Halaman 3
Memuat berita-berita seputar kota Jakarta Halaman 4
Memuat jati diri, opini, surat pembaca, dan pojok peristiwa
Halaman 5 Memuat berita ekonomi dan bisnis
Halaman 6-7 Memuat berita-berita seputar daerah Jawa Tengah dan
DI Yogyakarta Halaman 8
Memuat berita-berita seputar kota Malang Halaman 9-12
Memuat suplemen Ronce Halaman 13
Memuat berita-berita seputar Indonesia Timur Halaman 14
Memuat iklan jitu Halaman 15
Memuat berita-berita luar negeri Halaman 16-17
Memuat berita-berita seputar daerah Jawa Timur selain Surabaya dan Malang
Halaman 18-19 Memuat berita-berita olahraga
Halaman 20 Memuat sambungan dari halaman berita lain, berita
tentang tokoh
Pada perkembangan selanjutnya, untuk memenangkan persaingan atas ketatnya kompetisi antar lembaga media, maka Jawa Pos melakukan berbagai
terobosan termasuk diantaranya terbit 24 halaman setiap harinya, yang terbagi dalam 3 sesi yaitu :
1. Koran 1 bagian utama memuat liputan-liputan utama mengenai peristiwa
nasional maupun internasional. 2.
Koran 2 olahraga memuat berita seputar olahraga. 3.
Koran 3 metropolis memuat berita-berita tentang daerah Surabaya dan seputar Jawa Timur.
Tabel 4.3
Halaman 1 Memuat
berita-berita utama yang dianggap memiliki nilai berita yang penting
Halaman 2 Memuat berita-berita seputar kekuatan-kekuatan
politik di Indonesia Halaman 3
Memuat berita-berita utama Halaman
4 Memuat berita-berita jati diri, opini dan surat
pembaca Halaman 5-7
Memuat berita-berita ekonomi bisnis Halaman 8-10
Memuat berita-berita yang ada di Jawa Timur dan Surabaya
Halaman 11-12 Memuat berita-berita seputar Nusantara
Halaman 13 Memuat berita-berita Internasional
Halaman 14 Laporan khusus
Halaman 15-16 Memuat sambungan berita
Halaman 17-20 Memuat berita-berita olahraga Internasional
Halaman 21-27 Memuat iklan
Halaman 28-32 Memuat berita-berita olahraga nasional
Halaman 33-36 Memuat berita tentang Surabaya
Halaman 37-38 Nouvelle lembar baru keluarga
Halaman 39-41 Deteksi
Halaman 42-43 Komunikasi Bisnis
Halaman 44 Memuat acara hari ini
Halaman 45 Memuat berita Sidoarjo Gresik
Halaman 46-48 Memuat berita-berita Surabaya
4.1.2. Sejarah Perkembangan Kompas