Teknik Analisis Data Langkah-Langkah Analisis Framing

kedua media tersebut dalam mengemas berita pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda. Selain itu pada penelitian ini juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari informasi-informasi yang relevan dari buku dan internet, yang digunakan untuk menambah perspektif kajian analisis peneliti dalam upaya menjawab permasalahan penelitian.

3.7. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik analisis framing sebagai teknik dalam menganalisis data penelitian. Analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana media mengemas suatu peristiwa untuk dituangkan dalam bentuk berita. Sisi mana yang ditonjolkan atau dihilangkan dan hendak dibawa kemana berita tersebut. Karnanya berita menjadi kemampuan dan bertujuan mendominasi keberadaan subyek sebagai sesuatu yang legitimasi, obyektif, alamiah, wajar atau tidak terelakkan Sobur, 2001:162. Analisis framing yang dipilih adalah konsep milik Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Perangkat framing dibagi menjadi empat struktur besar yaitu struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik dan struktur retoris.

3.8. Langkah-Langkah Analisis Framing

Berita mengenai pembatalan kunjungan negara ke Belanda oleh Presiden Indonesia akan dianalisis dengan menggunakan perangkat framing. Analisis berita-berita tersebut akan didasarkan pada empat bagian struktur besar yaitu : struktur sintaksis, skrip, tematik dan retoris.

1. Sintaksis

Dalam wacana berita, sintaksis berhubungan dengan bagaimana Jawa Pos dan Kompas menyusun berita pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda dalam bentuk susunan umum pemberitaan. Adapun fungsi dari struktur sintaksis dapat menjadi petunjuk yang berguna tentang bagaimana wartawan Jawa Pos dan Kompas memaknai peristiwa pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda dan hendak kemana berita tersebut akan dibawa. Unit yang diamati antara lain : a. Headline Headline tentang berita pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda pada harian Kompas dan Jawa Pos merupakan inti pemberitaan yang ditulis dengan huruf besar dan mencolok guna menarik perhatian khalayak untuk membacanya. b. Lead Menunjukkan sudut pandang atau perspektif tertentu sebagai aspek tepenting di surat kabar Kompas dan Jawa Pos dalam memberitakan pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda. c. Latar informasi Latar belakang atas berita pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda merupakan bagian berita yang dapat membantu menyelidiki semantik arti kata yang ingin ditampilkan, cara mempengaruhi, memberi kesan sebagai pembenaran bahwa pendapat Kompas dan Jawa Pos dalam memaknai peristiwa pembatalan kunjungan negara ke Belanda cukup beralasan. d. Kutipan sumber Pengutipan yang dilakukan terhadap orang-orang yang berhubungan dengan peristiwa pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda yang bertujuan untuk membangun objektifitas, prinsip keseimbangan, dan tidak memihak pendapat wartawan semata, tetapi pendapat dari orang-orang yang mempunyai otoritas tertentu.

2. Skrip

Berhubungan dengan bagaimana harian Kompas dan Jawa Pos mengisahkan atau menceritakan pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda dengan unsur kelengkapan berita dalam pemberitaannya. Berguna untuk mengetahui penerapan penulisan peristiwa pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda sebagai susunan cerita dengan strategi cara bercerita tertentu yang dilakukan oleh wartawan Kompas dan Jawa Pos untuk menarik perhatian pembaca. Segi bercerita dan unsur kelengkapan berita dapat menjadi penanda framing yang penting dan ingin ditampilkan, memberi tekanan mana yang didahulukan dan bagian mana yang kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Struktur 5W + 1H sebagai berikut : What : Peristiwa apa yang sedang terjadi ? Who : Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu ? When : Kapan peristiwa itu terjadi ? Where : Dimana peristiwa itu terjadi ? Why : Mengapa peristiwa itu terjadi ? How : Bagaimana terjadinya peristiwa itu ?

3. Tematik

Berhubungan dengan bagaimana Kompas dan Jawa Pos mengungkapkan pandangannya terhadap peristiwa pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Yang termasuk struktur tematik antara lain : a. Detail Kontrol informasi yang ditampilkan Kompas dan Jawa Pos. Informasi yang menguntungkan akan diuraikan secara mendetail, lengkap dan panjang lebar, bila perlu disertakan pula data-data pendukung yang merupakan upaya secara sengaja untuk menciptakan citra tertentu pada khalayak dan sebaliknya, apabila informasi tersebut merugikan. b. Maksud kalimat, hubungan Informasi berita pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda akan diuraikan secara eksplisit atau jelas. Sedangkan yang merugikan akan diuraikan secara implisit atau samar. c. Nominalisasi antar kalimat Perspektif harian Kompas dan Jawa Pos dalam memandang suatu objek sebagai suatu yang tunggal atau sebagai suatu kelompok. d. Koherensi Pertalian atau jalinan antar kata, proposisi atau kalimat dalam berita pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda di harian Kompas dan Jawa Pos sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat terjalin menjadi sebuah kalimat. e. Bentuk kalimat Kebenaran tata bahasa yang digunakan Kompas dan Jawa Pos dalam menulis berita pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda. Karena bentuk kalimat bukan hanya menyangkut permasalahan teknis kebenaran tata bahasa, namun menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. f. Kata ganti Alat yang digunakan harian Kompas dan Jawa Pos untuk menunjukkan dimana posisi seseorang dalam wacana.

4. Retoris

Bagaimana pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh harian Kompas dan Jawa Pos untuk menekankan arti yang ditonjolkan ke dalam berita pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda. Struktur retoris antara lain : a. Leksikon Pilihan kata yang dipakai harian Kompas dan Jawa Pos dari berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Secara ideologis menunjukkan bagaimana pemaknaan kedua media tersebut terhadap fakta atau realitas pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda. b. Grafis Untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan dianggap penting harian Kompas dan Jawa Pos dalam pemberitaan pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda. Umumnya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat berbeda, dibandingkan dengan tulisan yang lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis tebal, huruf yang dibuat dengan ukuran yang lebih besar. Termasuk gambar, grafik, tabel, foto, penempatan teks, tipe huruf dan elemen grafis lain yang secara tidak langsung dapat memanipulasi pendapat ideologis yang muncul. c. Metafora Kiasan atau ungkapan yang dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari pemberitaan harian Kompas dan Jawa Pos. Pemakaian metafora tertentu bisa menjadi petunjuk untuk mengerti makna suatu teks dan secara strategis digunakan sebagai landasan berfikir dan alasan pembenaran atas pendapat atau gagasan tertentu dalam konteks pemberitaan pembatalan kunjungan Kepala Negara ke Belanda. d. Pengandaian Upaya wartawan Kompas dan Jawa Pos untuk mendukung makna suatu teks, apakah menguatkan atau menentang suatu pendapat dengan memberi pernyataan yang dipercaya kebenarannya. 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Jawa Pos dan Kompas

4.1.1. Sejarah Perkembangan Jawa Pos

Surat kabar Jawa Pos terbit pertama kali pada 1 Juli 1949 oleh suatu perusahaan bernama PT. Java Pos Ltd. yang bertempat di jalan Kembang Jepun 166-169. Perusahaan ini didirikan oleh WNI keturunan kelahiran Bangka bernama The Chung Shen alias Soesono Tedjo yang juga perintis berdirinya Jawa Pos ini. Pada awalnya Soesono Tedjo ini bekerja di kantor film Surabaya. Dia betugas menghubungi surat kabar agar pemuatan iklan filmnya lancar. Inilah awal Soesno Tedjo mengetahui banyak tentang seluk beluk surat kabar. Dari pengalaman inilah kemudian ia mendirikan surat kabar bernama Java Post. Saat itu harian Java Post dikenal sebagai harian Melayu-Tionghoa yang diterbitkan pada saat itu oleh PT. Java Post Concern Ltd. Pemimpin redaksinya adalah Gong Tjing Hok. Selanjutnya sejak tahun 1951 pemimpin redaksinya adalah Thio Oen Sik. Keduanya dikenal sebagai orang-orang republik yang tak pernah goyah. The Chung Shen dikenal sebagai Raja Koran karena memiliki surat kabar yang diterbitkan dalam tiga bahasa yang berbeda. Surat kabar yang pertama berbahasa Indonesia bernama Djawa Post, yang kedua berbahasa Tionghoa bernama Huo Chiau Wan, sedangkan yang ketiga berbahasa Belanda adalah De Vrije Pers.