Kompas edisi 8 Oktober 2010 Sintaksis

4.2.1.7. Kompas edisi 8 Oktober 2010 Sintaksis

Pada pemberitaan kali ini, Kompas tidak lagi menampilkan berita mengenai pembatalan kunjungan negara ke Belanda oleh Presiden di halaman depan. Kompas menuliskannya di halaman politik. Kompas menganggap berita ini merupakan berita politik dan lebih menampilkan tentang kemacetan Jakarta sebagai headline pada edisinya kali ini. Kompas mengambil judul ”SBY Tunggu Perkembangan dengan maksud Presiden merasa ada beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan. Berita ini memuat 17 paragraf yang membahas tentang sikap yang diambil Presiden pasca penundaan kebernagkatannya ke Belanda Rabu lalu. Dengan mencantumkan anak judul ”Wattilete Merasa ”Menang” meski Kalah di Pengadilan”, ini menunjukkan bagian mana yang juga dibahas dalam koran ini. Kompas lebih menunjukkan bagaimana sudutu pandang dari pihak Republik Maluku Selatan RMS tentang keputusan Presiden ini. Lead yang ditulis Kompas jelas menggambarkan bagaimana reaksi RMS mengenai pembatalan kunjungan oleh Presiden dan putusan pengadilan Den Haag yang telah menolak gugatannya. Hal itu tercantum sebagai berikut : ”DEN HAAG, KOMPAS – Kalah perkara di pengadilan Den Haag dan bahkan harus membayar biaya persidangan, akan tetapi John Wattilete, yang mengaku diri Presiden Republik Maluku Selatan di pengasingan, merasa ”menang” karena berhasil menunda kunjungan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono ke Belanda.” Lead ini sudah baik yaitu mengandung 35-40 kata. Akan tetapi lead ini kurang dalam mencantumkan aspek unsur 5W+1H. Hanya ada unsur apa dan siapa dalam lead ini. Ini membuat pembaca harus membaca seluruh beritanya agar mengerti betul mengenai pemberitaan ini. Latar dalam berita ini terdapat pada pafagraf enam dan tujuh, yang menjelaskan mengenai kekalahan dan ditolaknya gugatan RMS oleh proses praperadilan kilat Belanda yang meminta Presiden Yudhoyono ditangkap untuk mempertanggungjawabkan pelanggaran hak asasi manusia. Meskipun dinyatakan kalah, pengacara Wattilete, E Tahitu akan mengajukan banding. Presiden sudah menegaskan alasannya membatalkan kunjungan negara ke Belanda Rabu lalu sudah melalui beberapa pertimbangan. Kompas menulis tentang pertimbangan yang dimaksud Presiden dengan porsi yang sedikit yang merupakan intinya saja. Presiden meyatakan akan melihat perkembangan lebih lanjut sebelum memutuskan kembali melakukan kunjungan ke Belanda. Seperti inilah pernyataan Presiden itu : ”Menunda sambil melihat perkembangan lebih lanjut. Sebab, sesungguhnya Indonesia ingin menjalin persahabatan dengan negara manapun, termasuk dengan kerajaan Belanda, yang justru pada saat terakhir ini hubungan kita sangat baik sekali.” Kompas menampilkan komentar dari Presiden RMS John Wattilete yang menyambut gembira penundaan kunjungan Presiden Yudhoyono ke Belanda. Selain itu ada juga komentar Duta Besar RI untuk Belanda Junus Habibie, serta pendapat dari mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Menurut Duta Besar RI untuk Belanda Junus Habibie, dirinya tidak perlu bicara langsung dengan Presiden RMS karena menganggap organisasi ini tidak sah. Sedangkan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyarankan agar Presiden Yudhoyono harus secepatnya kembali melakukan lawatan ke Belanda. Dalam penutup, dicantumkan pendapat Jusuf Kalla menanggapi isu soal keberadaan RMS yang semestinya tidak perlu dirisaukan, seperti berikut : ”Seharusnya isu tentang RMS tak usah diperhatikan lagi. RMS sudah tidak ada apa-apanya. Mereka tak boleh lagi diberi peluang untuk kembali.” Skrip Frame Kompas juga diamati dari bagaimana Kompas mengisahkan fakta ke dalam bentuk berita skrip berdasarkan unsur kelengkapan berita 5W+1H who, what, where, when, why, how. Kompas lebih menekankan pada dasar mengapa why dan bagaimana how. Unsur apa what disini merujuk pada reaksi RMS menanggapi penundaan kunjungan Presiden ke Belanda. Sedangkan unsur siapa who ialah Presiden RMS John Wattilete. Unsur dimana where adalah di kantor berita ANP, Belanda. Unsur kapan when, Kamis, 7 Oktober 2010. Unsur mengapa why disini ialah ditolaknya gugatan RMS oleh pengadilan Belanda. Dan unsur terakhir bagaimana how Kompas menuliskan pernyataan dari Duta Besar RI untuk Belanda Junus Habibie dalam menanggapi soal RMS, dan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyarankan agar Presiden Yudhoyono harus secepatnya kembali melakukan lawatan ke Belanda. Tematik Dari struktur tematik, dalam berita ini terdapat tiga tema yang ingin ditampilkan khalayak pembaca yaitu : Tema pertama adalah penegasan dari Presiden Yudhoyono mengenai keputusan pembatalannya ke Belanda. Presiden menunda kunjungan sambil melihat perkembangan lebih lanjut. Menurut Presiden, lebih baik menunda kunjungan negara terlebih dahulu daripada tetap berkunjung tapi menimbulkan komplikasi politik dan menimbulkan permasalahan yang lebih serius. Tema kedua adalah bagaimana reaksi dari pihak RMS dalam menanggapi pembatalan kunjungan Presiden. Presiden RMS John Wattilete merasa ”menang ” dan ”menyambut gembira” penundaan keberangkatan Presiden ke Belanda. Berikut ini kutipan kegembiraannya : ”Kenyataan ini lebih indah daripada mimpi. Siapa sangka kami RMS mampu menghalangi kunjungan kenegaraan Presiden RI?” Walaupun begitu, pihak RMS tetap menyatakan akan naik banding. Mereka optimis dan percaya sistem demokrasi di Belanda mampu membantu meraih hak asasi yang diimpikan rakyat Maluku. John Wattilete juga memaparkan bagaimana perbedaan sikap yang ditunjukkan Presiden Yudhoyono dengan Gus Dur yang saat itu menjabat Presiden. Menurutnya, Gus Dur lebih bisa diajak berdialog dan bertukar pikiran. Tema ketiga ialah pendapat dari mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang menyarankan agar Presiden Yudhoyono sesegera mungkin ke Belanda. Menurutnya, kunjungan itu dapat meredam isu yang dapat mempengaruhi hubungan antara Indonesia dengan Belanda. Menurut Jusuf Kalla, RMS bukanlah suatu organisasi sah yang tidak perlu mendapat perhatian lebih. Koherensi disini digunakan untuk berbagai bentuk koherensi untuk menjalin antar kata atau kalimat antara lain dengan menggunakan keherensi kata hubung penjelas, pembeda, sebab, akibat, kepada, maupun, saat, dari, sebelum, pada, dan, yang, dengan, dalam, atas, namun, setelah itu, karena, jadi, dengan demikian, secara terpisah, segera, telah, seperti, sehingga. Retoris Penggunaan kata ”menang” dalam kutipan lengkap ”Wattilete merasa ”menang” meski kalah di pengadilan menunjukkan adanya antonim atau lawan kata yang memiliki arti merasa puas dan bangga meskipun gugatannya ditolak oleh pengadilan. Sedangkan kata ”disambut gembira” dalam kutipan lengkap ”Meski demikian, penundaan keberangkatan Presiden SBY ke Belanda itu juga justru ”disambut gembira” oleh John Wattilete, orang yang mengaku dari Presiden RMS di pengasingan.” disini diartikan bahwa ada kegembiraan dan rasa puas karena menanggap mampu menghalangi kunjungan Presiden ke Belanda. Unsur grafis pada struktur retoris berita ini menampilkan tulisan dan gambar camcorder kecil di akhir berita yang meminta pembaca agar melihat video ”SBY Belum Pastikan Kunjungan ke Belanda”. Huruf dan gambar ini walaupun kecil tapi dicetak leih tebal dari tulisan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar pembaca menaruh perhatian kemudian menonton berita lengkapnya pada alamat yang sudah dicantumkan Kompas yaitu di vod.kompas.comkunjunganbelanda. Tabel 4.11 Frame Kompas Elemen Strategi Penulisan Sintaksis Terdapat penonjolan kalimat berita yang terletak pada bagian lead berita yang tercantum. Hal ini memaparkan bagaimana reaksi RMS mengenai pembatalan kunjungan oleh Presiden dan putusan pengadilan Den Haag yang telah menolak gugatannya Skrip Lebih menekankan pada dasar mengapa why dan bagaimana how. Jawa Pos menuliskan pendapat dari Kompas menuliskan pernyataan dari Duta Besar RI untuk Belanda Junus Habibie dan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Tematik 1. Penegasan dari Presiden Yudhoyono mengenai keputusan pembatalannya ke Belanda. Presiden menunda kunjungan sambil melihat perkembangan lebih lanjut.Mengenai dampak pembatalan lawatan Presiden ke Belanda. 2. Mengenai reaksi dari pihak RMS dalam menanggapi pembatalan kunjungan Presiden RI ke Belanda. 3. Mengenai pendapat dari mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang menyarankan agar Presiden Yudhoyono sesegera mungkin ke Belanda. Retoris Pemakaian bahasa leksikon untuk mendukung gagasanpendapat serta note kecil sesudah penulisan berita. Dari hasil analisis ini, Kompas membingkai berita mengenai penegasan alasan Presiden membatalkan kunjungan negara ke Belanda dengan lebih obyektif dan tidak terlalu mempermasalahkan. Justru dalam hal ini Kompas lebih membahas dan juga mencantumkan pandangan dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyarankan agar Presiden Yudhoyono harus sesegera mungkin menjadwal ulang lawatan ke Belanda agar tidak mengganggu hubungan antara Indonesia dengan Belanda.

4.2.1.8. Frame Kompas