70
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan media pembelajaran yang digunakan mengacu pada model pengembangan Alessi dan Trollip dengan menyesuaikan kondisi
pembelajaran di SMK Negeri 2 Purwokerto. Berikut prosedur pengembangan medai pembelajaran interaktif materi flip-flop untuk kelas X SMK:
1. Perencanaan
planning a.
Identifikasi Kebutuhan
Identifikasi kebutuhan merupakan tahapan awal pengembangan media pembelajaran berupa identifikasi masalah pada mata pelajaran Teknik Elektronika
Dasar materi flip-flop. Pada tahapan ini akan diperoleh gambaran nyata, harapan, dan alternatif pemecahan masalah. Identifikasi kebutuhan meliputi identifikasi
pembelajaran dan peserta didik.
b. Analisis Media Pembelajaran
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilaksanakan maka selanjutnya dilakukan proses analisis media pembelajaran. Analisis media pembelajaran terdiri
dari analisis pembelajaran dan analisis media. Analisis pembelajaran menekankan pada analisis peserta didik dan kurikulum, sedangkan analisis media pembelajaran
digunakan untuk menentukan bahan yang dibutuhkan baik dari segi isi materi maupun komponen media pembelajaran, sistem peyampaian materi, standar
minimal hardware dan software yang digunakan untuk pengembangan, dan tujuan pembuatan media pembelajaran.
c. Membuat Dokumen Perencanaan
Dokumen perencanaan dibutuhkan guna memberi gambaran mengenai media pembelajaran interaktif yang hendak dikembangkan. Langkah yang
dilaksanakan dalam tahap pembuatan dokumen perencanaan adalah:
71
1 Menyiapkan berbagai materi tentang flip-flop seperti definisi, jenis-jenis flip-
flop, dan cara kerja berbagai jenis flip-flop. 2
Menentukan sumber pelengkap seperti buku cetak, e-book, modul untuk menambah kajian kepustakaan mengenai flip-flop.
3 Menyusun dan memilah materi yang terkumpul dengan kebutuhan
pembelajaran yang digunakan di SMK.
d. Pengumpulan Sumber pendukung
Sumber materi yang sudah ditentukan berisi data tentang materi pelajaran yang akan diajarkan dimana akan menentukan desain media pembelajaran. Selain
itu diperlukan sumber yang berhubungan dengan gambar, audio, dan animasi yang akan digunakan untuk pembuatan produk.
2. Desan
Design a.
Mengembangkan Ide Pokok
Mengembangkan ide pokok merupakan bagian awal dalam mendesain media pembelajaran interaktif. Semua sumber yang sudah terkumpul disatukan
kemudian ditentukan sistem penyampaian materi pada media pembelajaran. Selanjutnya hubungan antara ide, materi, dan tujuan ditinjau kembali tingkat
kesesuiannya sehingga menjadi lebih padu. Dalam proses pengembangan media pembelajaran ini terdapat batasan-
batasan yang harus diperhatikan seperti waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan media pembelajaran, keterbatasan kemampuan peneliti, serta
tingkat kemampuan peserta didik dalam memahami materi. Semua batasan tersebut menentukan dalam proses pengembangan media pembelajaran.
72
b. Analisis Materi dan Konsep
Materi mengenai cara kerja berbagai jenis flip-flop harus disampaikan secara terstruktur. Pada tahap ini peneliti meringkas keseluruhan sumber materi yang
telah diperoleh pada tahap perencanaan dokumen, namun dengan pembahasan yang tetap menyampaikan garis besar materi. Selain itu peneliti mengatur urutan
penyampaian materi agar mudah dipahami oleh peserta didik.
c. Membuat
flowchart dan
Storyboard
Flowchart merupakan gambaran mengenai struktur dan urutan dari media pembelajaran yang berupa diagram yang menggambarkan urutan dari masuk ke
program sampai keluar dari program. Storyboard merupakan rincian atau detail apa yang akan dilihat dalam tampilan dan merupakan representasi visual dari
desain media pembelajaran.
3. Pengembangan
Development a.
Pembuatan Media pembelajaran
Tahap pertama dalam pengembangan media pembelajaran interaktif adalah menyiapkan teks materi pembelajaran. Dalam hal ini tidak hanya berupa tulisan
penjelasan materi namun juga bahan pendukung lainnya meliputi gambar, tabel, dan animasi yang akan dimasukan dalam media pembelajaran. Hasil yang
diperoleh setelah tahap ini adalah kejelasan isi materi flip-flop yang akan disampaikan pada media pembelajaran interaktif.
Langkah selanjutnya dalam pembuatan media pembelajaran interaktif adalah pembuatan tampilan grafik. Materi pembelajaran yang telah ditentukan
dipadukan dengan desain tampilan dengan memperhatikan aspek kejelasan, keterbacaan, dan kemenarikan media. Selanjutnya guna menyajikan media
pembelajaran yang interaktif maka ditambahkan aspek pemrograman. Fitur action