130
Gambar 53. Diagram Batang Hasil Pengujian Beta Testing
D. Kajian Produk
Media pembelajaran interaktif materi flip-flop pada mata pelajaran Teknik Elektronika Dasar untuk peserta didik kelas X Teknik Elektronika Indusutri di SMK
Negeri 2 Purwokerto telah selesai dikembangkan. Produk akhir media pembelajaran interaktif berupa file dengan ektensi “.exe”. Mayoritas peserta didik
dan pendidik di SMK Negeri 2 Purwokerto menggunakan sistem operasi dari Windows, sehingga media pembelajaran interaktif ini dapat dijalankan dengan
mudah dan tanpa perlu instalasi. Selain itu, media pembelajaran interaktif ini memudahkan peserta didik memahami cara kerja berbagai jenis flip-flop karena
menampilkan animasi proses tercapainya nilai keluaran flip-flop berdasarkan nilai pada masukannya. Jenis flip-flop yang menjadi pembahasan pada materi meliputi
flip-flop RS, flip-flop D, flip,flop JK, dan flip-flop T. Media pembelajaran interaktif ini memiliki beberapa halaman, yaitu:
halaman utama, halaman petunjuk, halaman kompetensi dasar, halaman materi, halaman latihan, halaman laporan, halaman glosarium, halaman daftar pustaka,
81,75 83
82,5 82,75
82,5
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Kualitas Isi dan Tujuan
Kualitas Instruksional
Desain Interface
Kualitas Teknis
Rerata
P re
se n
ta se
K e
la y
a k
a n
Aspek yang Dinilai Hasil Pengujian
Beta Testing
131
dan halaman profil pengembang. Setiap halaman disertai dengan berbagai navigasi yang memudahkan penggunaan media pembelajaran interaktif seperti
tombol home, tombol volume, tombol close, tombol nextpage, dan tombol prevpage. Peserta didik dapat mengukur tingkat pemahaman mengenai materi flip-
flop dengan melakukan mengerjakan soal pada menu halaman latihan. Pada halaman latihan ini terdiri dari 12 soal pada latihan salahbenar dan 25 isian pada
latihan melengkapi. Skor akhir untuk setiap latihan dapat langsung dilihat oleh peserta didik pada menu halaman laporan.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran interaktif dan menguji tingkat kelayakannya. Langkah-langkah pengembangan
media pembelajaran interaktif materi flip-flop menggunakan model pengembangan Alessi Trollip 2001. Model pengembangan ini terdiri dari tiga tahapan yaitu
perencanaan planning, Desain Design, dan pengembangan Development. Tahap pertama adalah Perencanaan Planning. Pengembangan media
pembelajaran interaktif ini diangkat dari adanya masalah yang terdapat pada bahasan mengenai flip-flop mata pelajaran Teknik Elektronika Dasar di SMK
Negeri 2 Purwokerto. Sehingga berdasarkan masalah yang ada diperlukan pengembangan media pembelajaran interaktif materi flip-flop pada mata pelajaran
tersebut. Analisis media pembelajaran diperlukan untuk menghasilkan media pembelajaran yang tepat. Analisis ini meliputi analisis pembelajaran dan analisis
media. Selanjutnya pengembang membuat dokumen perencanaan dan
mengumpulan sumber pendukung sebagai garis besar isi media pembelajaran interaktif.
132
Tahap kedua adalah Desain Design, dimana pada tahap ini dilaksanakan pengembangan ide pokok dan analisis materi yang telah diperoleh pada tahap
perencanaan. Tidak semua materi dapat langsung dimasukan pada media pembelajaran interaktif melainkan terlebih dahulu harus diseleksi dan ditentukan
sistem penyampaiannya. Agar desain media pembelajaran sistematis, maka dibuat flowchart dan storyboard media pembelajaran interaktif. Flowchart
memperjelas struktur dan urutan tampilan media pembelajaran interaktif dari masuk sampai keluar. Sedangkan storyboard memberikan rincian semua tampilan
media pembelajaran interaktif. Tahap terakhir adalah Pengembangan Development. Berdasarkan konsep
materi, flowchart, serta storyboard yang telah ditentukan, maka dibuat media pembelajaran interaktif menggunakan software Adobe Flash CS6. Selain itu agar
menghasilkan media pembelajaran interaktif yang baik maka mengacu pada kriteria yang dikemukakan oleh Walker Hess dan Neilsen Quin. Kriteria yang
dimaksud meliputi aspek kualitas isi dan tujuan, kualitas instruksional, desain interface, dan kualitas teknis. Untuk menguji kelayakan media yang telah dibuat
maka diadakan pengujian yaitu alpha testing dan beta testing. Aplha testing melibatkan ahli materi dan ahli media untuk memberikan penilaian, saran dan
komentar terhadap media pembelajaran interaktif. Saran dan komentar dari para ahli kemudian dijadikan dasar dalam revisi desain. Setelah revisi sesuai saran para
ahli maka pengujian selanjutnya adalah beta testing. Media pembelajaran diujicobakan langsung kepada peserta didik kelas X TEI di SMK Negeri 2
Purwokerto. Hasil penilaian dari peserta didik menentukan kelayakan media pembelajaran yang telah dikembangkan, sedangkan data pengujian berupa saran
dan komentar dijadikan pedoman untuk revisi produk, yaitu revisi akhir media