Universitas Sumatera Utara
Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja sebagai petani yakni 44 orang 55,0, sementara 24 orang 30,0 bekerja sebagai
wiraswasta yakni pedagang. Responden yang bekerja sebagai pegawai swasta adalah 5 orang 6,3, selebihnya bekerja sebagai ibu rumah tangga yakni 7
orang 8,8. Mata pencaharian masyarakat Desa Doulu Dalam dan Desa Doulu Pasar umumnya adalah petani karena kehidupan masyarakat bersifat agraris
dimana hasil pertanian menjadi sumber penghidupan pokok mereka.
5. Penghasilan Per Bulan Tabel 4.5
Penghasilan Per Bulan Besar Penghasilan
Frekuensi Persen
Rp 500.000,00-Rp 1.000.000,00 49
61,3 Rp 1.000.000,00-Rp 2.500.000,00
24 30,0
Rp 2.500.000,00- Rp 5.000.000,00 3
3,8 Rp 5.000.000,00- Rp 10.000.000,00
4 5,0
Total 100
Sumber: FC.45
Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas penghasilan responden berada pada kisaran Rp 500.000,00-Rp 1.000.000,00 yakni 41 orang 61,3, 24 orang
30 memiliki penghasilan pada kisaran Rp 1.000.000,00-Rp 2.500.000,00, selanjutnya 3 orang 3,8 memiliki penghasilan pada kisaran Rp 2.500.000,00-
Rp 5.000.000,00 dan 4 orang 5,0 memiliki penghasilan Rp 5.000.000,00-Rp 10.000.000,00. Penghasilan per bulan responden umumnya tergolong rendah
karena mayoritas responden bekerja sebagai petani dengan tingkat pendidikan yang standard yakni SMA.
6. Lama Menetap Tabel 4.6
Lama Menetap Lama Menetap Frekuensi Persen
3-10 Tahun 28
35,0 11-20 Tahun
13 16,3
21-30 Tahun 14
17,5 31-40 Tahun
12 15,0
41-50 Tahun 13
16,3 Total
80 100
Sumber: FC.36
Universitas Sumatera Utara
Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden pendatang yang baru menetap selama 3-10 tahun di Desa Doulu Dalam dan Desa Doulu Pasar yakni 28
orang 35 responden, sedangkan 13 orang 16,3 sudah menetap selama 11- 20 tahun, 14 orang 17,5 menetap selama 21-30 tahun, 12 orang menetap
selama 31-40 tahun dan 13 orang menetap selama 41-50 tahun di Desa Doulu Dalam dan Desa Doulu Pasar. Umumnya masyarakat Desa Doulu Dalam dan
Desa Doulu Pasar adalah pendatang yang ingin bekerja sebagai upahan, hingga akhirnya berkeluaga dan tinggal di tempat ini.
4.3.2 Implementasi Corporate Social Responsibility CSR
4.3.2.1 Engagement
Engagement merupakan pendekatan awal atau sosialisasi yang dilakukan oleh PT. Tirta Sibayakindo kepada masyarakat agar terjalin komunikasi dan relasi yang
baik. Adapun sosialisasi yang dilaksanakan oleh PT. Tirta Sibayakindo melalui musyawarah kelompok dan juga melalui komunikasi non formal dengan bantuan
panitia yang sudah dibentuk.
1. Pendekatan Formal
Pendekatan formal yang dilaksanakan oleh PT. Tirta Sibayakindo dalam menyampaikan informasi mengenai pelaksanaan CSR adalah musyawarah yang
menghadirkan tiga pihak, yakni masyarakat, pemerintah setempat dan PT. Tirta Sibayakindo. Berikut gambaran pelaksanaan sosialisasi secara formal.
Tabel 4.7 Proses Sosialisasi Informasi CSR
Respon Frekuensi Persen
Sangat Baik 2
2,5 Baik
78 97,5
Kurang Baik Tidak Baik
Total 80
100
Sumber: P.1FC.3
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 80 orang responden, sebagian besar responden menyatakan bahwa sosialisasi informasi CSR “penyediaan akses
sarana air bersih” melalui musyawarah kelompok terlaksana dengan baik yakni 78 orang atau 97,5, sedangkan 2 orang atau 2,5 menyatakan bahwa sosialisasi
Universitas Sumatera Utara
informasi CSR “penyediaan akses sarana air bersih” melalui musyawarah kelompok terlaksana dengan sangat baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses sosialisasi implementasi CSR PT. Tirta Sibayakindo melalui musyawarah kelompok kepada
masyarakat Desa Doulu Dalam dan Desa Doulu Pasar adalah baik. Hal ini dianggap baik karena PT. Tirta Sibayakindo menghadirkan praktisi yang ahli di
bidang penyaluran air bersih sehingga masyarakat menanggapi baik maksud PT. Tirta Sibayakindo dan menyatakan kesepakatan mereka untuk memasukkan air
bersih tersebut ke rumah mereka.
Tabel 4.8 Kemampuan Menanggapi Pertanyaan
Respon Frekuensi Persen
Sangat Baik 2
2,5 Baik
78 97,5
Kurang Baik Tidak Baik
Total 80
100
Sumber: P.2FC.4
Berdasarkan tabel di atas, diketahui dari 80 responden, sebagian besar responden menilai bahwa kemampuan PT. Tirta Sibayakindo menjawab
pertanyaan pada saat musyawarah adalah baik yakni 78 orang atau 97,5, sedangkan 2 orang atau 2,5 responden menilai bahwa kemampuan PT. Tirta
Sibayakindo menjawab pertanyaan pada saat musyawarah adalah sangat baik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan PT. Tirta
Sibayakindo dalam menanggapi pertanyaaan dari masyarakat Desa Doulu Dalam dan Desa Doulu Pasar mengenai implementasi CSR adalah baik. Hal ini
dikarenakan Kemampuan PT. Tirta Sibayakindo dalam memahami pertanyaan dan pendapat masyarakat yang kemudian semakin diperkuat dengan jawaban yang
diberikan oleh praktisi hadir, sehingga setiap pertanyaan dijawab dengan baik sesuai dengan harapan masyarakat.
2. Pendekatan Informal