Universitas Sumatera Utara
kegiatan CSR secara mandiri. Hal ini dikarenakan kepercayaan masyarakat atas kemajuan yang dicapai oleh PT. Tirta Sibayakindo mampu meraup keuntungan
yang cukup besar, sehingga perlu memberi perhatian pada masyarakat. Di sisi lain, kebanyakan warga merasa bahwa kontribusi PT. Tirta Sibayakindo masih
belum maksimal. Itu sebabnya masyarakat menyarankan agar kontribusi PT. Tirta Sibayakindo dimaksimalkan.
2. Pemberdayaan Masyarakat
PT. Tirta Sibayakindo meminta kesediaan warga untuk turut serta dalam pelaksanaan penyediaan akses sarana air bersih, namun kesibukan warga
membuat PT. Tirta Sibayakindo mengerjakan sendiri pelaksanaan CSR ini namun tetap mengajak warga yang tidak bekerja. Berikut data keterlibatan responden
dalam seluruh kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh PT. Tirta Sibayakindo. Tabel 4.17
Keterlibatan Masyarakat dalam Pelaksanaan CSR Respon
Frekuensi Persen
Sangat Terlibat 4
5,0 Terlibat
76 95,0
Kurang Terlibat Tidak Terlibat
Total 80
100
Sumber: P.11FC.13
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 80 responden, mayoritas menyatakan bahwa mereka terlibat dalam pelaksanaan CSR yakni 76 orang atau 95,0 dan 4
orang atau 5,0 menyatakan sangat terlibat dalam pelaksanaan CSR. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Doulu
Dalam dan Desa Doulu Pasar terlibat dalam setiap kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh PT. Tirta Sibayakindo. Namun keterlibatan masyarakat dalam
hal ini mencakup seluruh kegiatan CSR seperti pengobatan gratis, pembibitan kopi, penghijauan maupun pelaksanaan kebersihan di tempat tinggal mereka.
Masyarakat terlibat keterlibatan karena menilai pelaksanaan CSR sesuai dengan kebutuhan mereka.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.5 Evaluation and Termination or Reformation
Evaluation and termination or reformation merupakan penilaian sejauh mana keberhasilan pelaksanaan CSR di lapangan. Apakah kegiatan sejenis perlu
dilakukan atau diberhentikan saja. Penelitian ini menilai keberhasilan pelaksanaan CSR PT. Tirta Sibayakindo sebelum dilaksanakan kegiatan CSR, pada saat
dilaksanakan kegiatan CSR dan setelah dilaksanakan kegiatan CSR. Selain itu follow up terhadap kegiatan CSR perlu diperhatikan dan memperhatikan apakah
kegiatan tersebut dihentikan dan dilanjutkan dengan kegiatan baru atau kegiatan lama tetap dilanjutkan.
1. Sebelum Pelaksanaan CSR
Keberhasilan kegiatan CSR dimulai sejak perencanaan, untuk itu pelaksana CSR hendaknya mampu menciptakan kesepakatan. Dengan adanya kesepakatan,
dukungan akan datang dari penerima CSR tersebut. Berikut pandangan masyarakat terhadap kesesuaian kesepakatan dengan pelaksanaa kegiatan CSR
yang dilaksanakan oleh PT. Tirta Sibayakindo.
Tabel 4.18 Kesesuaian Kesepakatan dengan Pelaksanaan CSR
Respon Frekuensi Persen
Sangat Sesuai 3
3,8 Sesuai
77 96,3
Kurang Sesuai Tidak Sesuai
Total 80
100
Sumber: P.12FC.14
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 80 responden, mayoritas memandang konsistensi PT. Tirta Sibayakindo dalam menepati kesepakatan yang sudah
diputuskan pada saat musyawarah sesuai dengan pelaksanaan CSR yakni 77 orang atau 96,3 dan 3 orang atau 3,8 menyatakan bahwa konsistensi PT. Tirta
Sibayakindo dalam menepati kesepakatan yang sudah diputuskan pada saat musyawarah sangat sesuai dengan pelaksanaan CSR.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan CSR PT. Tirta Sibayakindo sesuai dengan kesepakatan yang sudah diputuskan dengan
masyarakat Desa Doulu Dalam dan Desa Doulu Pasar pada saat musyawarah kelompok. Adapun kesepakatan sebelum melaksanakan akses penyediaan air
Universitas Sumatera Utara
bersih adalah keluarga yang mendaftar pemasangan pipa ke rumah mereka membayar kontribusi Rp 15.000,00 dan jikalau tidak mendaftar saat itu dan
sewaktu-waktu ingin memasang pipa air ke rumah mereka, akan dikenakan biaya Rp 300.000,00 dan kesepakatan ini sudah ditepati.
2. Pada saat Pelaksanaan CSR