Hubungan antar manusia seperti halnya dalam bekerja akan tercipta dengan baik, jika ada kesediaan melebur sebagian keinginan pribadi individu demi
tercapainya kepentingan bersama yang didasarkan atas saling pengertian, harga menghargai, hormat-menghormati, toleransi, menghargai pengorbanan dan peranan
yang diberikan oleh setiap individukaryawan Hasibuan, 2005. Masalah hubungan kerja ini berhubungan dengan teori kebutuhan Maslow
yang menyatakan adanya motivasi seseorang karena kebutuhan sosial mereka. Jika seseorang dalam bekerja diterima dengan baik secara sosial, mampu berinteraksi
dengan baik, akan memotivasi dirinya untuk melakukan kerja dan memperoleh kepuasan. Demikian juga dalam teori McClelland, khususnya pada kebutuhan
manusia akan berafiliasi afilliation need, seseorang mengharapkan hubungan yang ramah dan karib dalam dunia kerja Robbin,2006. Dengan demikian, karyawan
dalam bekerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial, bila rekan sekerja yang ramah dan mendukung menghantar kepada kepuasan kerja yang meningkat.
2.4.3 SupervisiPenyediaan
Supervisipengawasan merupakan fungsi penilaian terhadap pekerjaan, apakah telah memenuhi standar sesuai yang direncanakan atau terdapat penyimpangan di
dalamnya. Terry dalam Hasibuan, 2005 menyatakan, pengawasan merupakan proses penentuan standar yang harus dicapai yakni pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan
apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.
Universitas Sumatera Utara
Madura 2001 menyatakan fungsi pengawasan terdiri dari tugas-tugas memonitor dan mengevaluasi. Untuk mengevaluasi tugas para manager hendaknya
mengukur kinerja dibandingkan dengan standar dan harapan yang mereka tetapkan. Fungsi pengawasan menilai apakah rencana yang ditetapkan dalam fungsi
perencanaan telah tercapai. Hasibuan 2005 penerapan pengawasan dengan kepemimpinan partisipatif
yaitu melakukan pengawasan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi menimbulkan loyalitas dan partisipasi dari bawahan. Pemimpin memotivasi
bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan dan selalu mendengarkan saran dan ide yang diberikan bawahan.
Munawar 2001 menyatakan bahwa kepemimpinan yang secara konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja adalah penenggangan rasa, sejauh mana penyelia
membantu tenaga kerja, untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja. Luthan 2006 mengatakan kepuasan kerja dari penyelia adalah
menggunakan ketertarikan personal dan peduli pada karyawan. Penyelia diharapkan memberi nasehat dan bantuan pada individu dan berkomunikasi dengan rekan kerja
secara personal maupun dalam konteks pekerjaan. Pengawasan dari atasan atau pimpinan berperan dalam menunjang kepuasan
kerja bawahan. Kepemimpinan yang positif umumnya menghasilkan kepuasan kerja dan prestasi kerja. Positifnya nilai-nilai kepemimpinan seorang atasan juga tercermin
dalam pengawasan yang dilakukannya, dalam arti pengawasan positif akan menghasilkan kepuasan kerja seseorang.
Universitas Sumatera Utara
Peran pimpinan dalam pengawasan cukup berarti untuk mewujudkan tujuan organisasi. Hal yang perlu dipertimbangkan oleh pimpinan dalam proses pengawasan
adalah menciptakan pengawasan yang fleksibel atau tidak terlalu kaku. Pengawasan yang terlalu kaku dapat mengurangi kepuasan kerja karyawan.
2.4.4 Imbalan