2.2 Kepuasan Kerja
Organisasi merupakan wadah tempat berkumpulnya orang-orang yang melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan. Tujuan tersebut
dapat berupa tujuan pribadi anggota organisasi dan tujuan global organisasi. Melalui kajjan ilmu perilaku organisasi dapat dipahami bahwa aktivitas manusia dalam
mencapai tujuan dilatarbelakangi oleh perilaku idnividu, perilaku kelompok, dan perilaku sistem organisasi. Ketiga perilaku tersebut berdampak pada tinggi rendahnya
produktivitas dan kinerja, tingkat kemangkiran, perputaran karyawan turnover, kepuasan kerja Robbin, 2006.
Pemahaman kepuasan kerja job satisfaction dapat dilihat dengan mengenal istilah dan pengertian kepuasan kerja tersebut. Beberapa referensi berikut ini dapat
memberikan kejelasan makna kepuasan kerja. Griffin 2005 menyatakan Kepuasan kerja adalah tingkatan kenikmatan yang diterima orang dari mengerjakan pekerjaan.
Sulistiyani 2003 menyatakan Kepuasan kerja didasarkan pada perbandingan antara yang diterima pegawai dari perusahaan dibandingkan dengan yang diharapkan,
diinginkan atau dipikirkan seseorang. Menurut Kuswadi 2004 menyatakan bahwa kepuasan karyawan merupakan ukuran sampai seberapa jauh perusahaan dapat
memenuhi harapan karyawannya yang berkaitan dengan berbagai aspek dalam pekerjaan dan jabatannya. Karyawan yang tidak puas biasanya mempunyai motivasi
kerja yang rendah sehingga dalam bekerja pun biasanya kurang bersemangat, malas, lambat bahkan bisa banyak melakukan kesalahan dan lain-lain yang bersifat negatif
sehingga akan menimbulkan pemborosan biaya, waktu dan tenaga. Menurut Howel
Universitas Sumatera Utara
dan Dipboye dalam Munandar 2001 menyatakan Kepuasan kerja adalah sebagai hasil dari keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap
berbagai aspek dari pekerjaannya. Menurut Hoppeck dalam As”ad 2005 menyatakan kepuasan kerja
merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Gibson, Ivancevich, Donnelly 2000
menyatakan Kepuasan kerja adalah sikap yang dikembangkan para karyawan sepanjang waktu mengenai berbagai segi pekerjaannya, seperti upah, gaya penyeliaan
dan rekan sekerja. Morse dalam Panggabean 2004 menyatakan bahwa pada dasarnya kepuasan kerja tergantung pada yang diinginkan seseorang dari
pekerjaannya dan yang diperoleh. Orang yang tidak puas adalah yang mempunyai keinginan paling banyak namun mendapatkan yang paling sedikit, sedangkan yang
merasa puas adalah orang yang menginginkan banyak dan mendapatkannya. Menurut Panggabean 2004 menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah kepuasan terhadap
setiap perlakuan yang diterima pekerja di tempat kerja, termasuk kepuasan terhadap evaluasi pekerjaan, seleksi, pemberian fasilitas, tunjangan, insentif dan
pemberhentian. Kepuasan kerja job satisfaction adalah keadaan emosional yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para karyawan dalam memandang pekerjaan Handoko, 2000. Sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya
adalah makna lain kepuasan kerja. Seorang yang memiliki kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan,berbicara positif tentang organisasi,
Universitas Sumatera Utara
dan memiliki kinerja yang lebih tinggi melampaui pekerjaan normal Robbin, 2006. Hariandja 2002 menyatakan Kepuasan kerja adalah sejauh mana individu
merasakan secara positif atau negative berbagai macam factor-faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam pekerjaannya. Kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku
kerja seperti malas, rajin, produktif dan lain-lain Dari pendapat tersebut di atas, bahwa Kepuasan kerja menurut penulis adalah
tingkatan perasaan yang diterima seseorang dari mengerjakan pekerjaan yang didasarkan pada perbandingan antara yang diterima pegawai dari hasil pekerjaannya
dibandingkan dengan yang diharapkan, dinginkan dan dipikirkannya.
2.3 Teori Kepuasan Kerja