Kondisi Pekerjaan Faktor-faktor Kepuasan Kerja

2.4.1 Kondisi Pekerjaan

Faktor pertama dari kepuasan kerja adalah kondisi pekerjaan itu sendiri, yakni kondisi pekerjaan yang secara mental menantang. Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai seberapa baik mereka mengerjakan sesuatu Robbin, 2006. Karakteristik pengguanan keterampilan dan kemampuan ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi pekerjaan yang terlalu banyak menantang dapat menciptakan stress, frustasi dan perasaan gagal bagi karyawan. Hal yang terbaik adalah pekerjaan yang memiliki tantangan dan seseorang memiliki kemampuan mengerjakan sesuai dengan kapasitas keterampilan dan penguasaan terhadap pekerjaan tersebut. Luthan 2006 menyatakan kepuasan dari pekerjaan itu sendiri merupakan sumber utama kepuasan. Bahwa otonomi pekerjaan yang menarik, dan menantang serta perkembangan karir merupakan hal yang penting. Kondisi kerja yang bagus yang bersih, lingkungan menarik individu akan lebih mudah menyelesaikan pekerjaan mereka. Jika kondisi kerja buruk misalnya udara panas, lingkungan bising individu akan lebih sulit menyelesaikan pekerjaan. Abelson King dan McGinnies, dalam Robbin 2006 menyatakan pada kondisi tantangan sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan. Demikian pula menurut Katzel menyatakan bahwa karyawan cenderung menyukai Universitas Sumatera Utara pekerjaan-pekerjaan yang secara mental menantang. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan . Pernyataan tersebut memberikan kejelasan, pekerjaan menantang yang dapat menciptakan kepuasan adalah kondisi pekerjaan yang menantang normal atau sedang. Faktor kedua dari kondisi kerja adalah kondisi kerja secara fisik. Jewell dan Siegal dalam Juliandi 2003 menyatakan bahwa kondisi kerja secara fisik yang sesuai dan nyaman serta peralatan, alat bantu kerja, informasi dan sumber daya lain yang cukup mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat usaha karyawan secara keseluruhan dalam suatu organisasi. Kondisi ini akan memicu tumbuhnya kepuasan kerja terhadap diri karyawan. Sarana-sarana dalam pekerjaan yang tersedia dengan lengkap juga turut mempengaruhi kepuasan kerja. Pekerja tidak akan dapat melakukan pekerjaan dengan baik jika fasilitas pendukung tidak tersedia, konsekuensinya akan mempengaruhi rendahnya kepuasan kerja.

2.4.2 Hubungan dengan Rekan Kerja