Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
87 Gambar 14. Diagram Pie Hasil
Posttest Kelas Eksperimen Hasil
posttest kelas eksperimen ditunjukkan Gambar 14, siswa dengan rentang nilai 47-56 sejumlah 10, rentang nilai 56-65 sejumlah
19, rentang nilai 65-74 sejumlah 6, rentang nilai 74-83 sejumlah 19, rentang nilai 83-92 sejumlah 10, dan rentang nilai 92-100
sejumlah 36. Rerata pada hasil posttest kelas eksperimen sebesar
80,32, sehingga selisih atau peningkatan yang terjadi setelah dilakukan perlakuan pada kelas ini adalah sebesar 24,03. Perbandingan besar
peningkatan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen digambarkan dengan diagram batang atau histogram pada Gambar 15.
Gambar 15. Histogram Peningkatan Hasil Belajar Siswa
47 - 56 10
56 - 65 19
65 - 74 6
74 - 83 19
83 - 92 10
92 - 100 36
47 - 56 56 - 65
65 - 74 74 - 83
83 - 92 92 - 100
5 10
15 20
25 30
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
88 Histogram tersebut menggambarkan perbandingan peningkatan
hasil belajar siswa antara kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional dengan kelas eksperimen yang menggunakan metode
mixed peer teaching dan problem solving dengan media pembelajaran. Hasil
tersebut diketahui bahwa peningkatan pada kelas eksperimen yakni 24,03 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yakni 16,26. Kesimpulan
dari hal tersebut adalah kelas yang menggunakan metode mixed peer
teaching dan problem solving dengan media pembelajaran lebih meningkatkan
hasil belajar
dibandingkan dengan
kelas yang
menggunakan meode konvensional. Pembandingan aspek afektif yaitu minat dan sikap siswa juga
dilakukan pada kedua kelas. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan minat dan sikap siswa antara kelas yang menggunakan
metode konvensional dengan kelas yang menggunakan metode mixed
peer teaching dan problem solving dengan media pembelajaran. Hasil perhitungan nilai rerata kedua kelas, diperoleh untuk kelas kontrol nilai
reratanya sebesar 74,35, sedangkan untuk kelas eksperimen nilai reratanya adalah sebesar 78,26. Perbandingan nilai kelas kontrol dan
kelas eksperimen digambarkan pada hitogram berikut.
89 Gambar 16. Histogram Perbandingan Minat dan Sikap Siswa
Hasil perbandingan yang ditunjukkan pada Gambar 16 dapat disimpulkan bahwa minat dan sikap siswa pada kelas yang menggunakan
metode mixed peer teaching dan problem solving dengan media
pembelajaran lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode konvensional, yaitu 78,26 dibanding 74,35 dengan selisih sebesar
3,91. Aspek ketiga yang perlu dibandingkan dalam penelitian ini adalah
pada penilaian aspek psikomotorik. Hal ini berfungsi untuk mengetahui perbandingan aktivitas siswa antara kelas yang menggunakan metode
konvensional dengan kelas yang menggunakan metode mixed peer
teaching dan problem solving dengan media pembelajaran. Hasil perhitungan rerata kedua kelas tersebut adalah untuk kelas kontrol nilai
reratanya sebesar 10,16, sedangkan pada kelas eksperimen nilai
72 73
74 75
76 77
78 79
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
90 reratanya sebesar 12,45. Perbandingan penilaian aktivitas antara kelas
kontrol dengan kelas eksperimen digambarkan pada hitogram berikut.
Gambar 17. Histogram Perbandingan Penilaian Aktivitas Siswa Hasil perbandingan tersebut diketahui perolehan nilai rerata pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan rerata pada kelas kontrol. Selisih dari kedua kelas tersebut adalah 2,29.
Hasil ketiga aspek tersebut yaitu hasil belajar aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik dapat ditarik kesimpulan bahwa
penggunaan metode pembelajaran mixed peer teaching dan problem
solving dengan media pembelajaran lebih meningkatkan kompetensi siswa pada mata diklat Alat Ukur Listrik program keahlian Teknik Audio
Video dibandingkan dengan
penggunaan metode
pembelajaran konvensional yang biasa digunakan oleh guru dalam proses belajar.
2 4
6 8
10 12
14
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
91